nusabali

Istri Mimpi Orang Ramai Madelokan, Anak Mimpi Gigi Tanggal

  • www.nusabali.com-istri-mimpi-orang-ramai-madelokan-anak-mimpi-gigi-tanggal

Suasana duka menyelimuti kediaman Bendesa Adat Bangkiang Jaran, I Made Arya, 60, di Banjar Bangkiang Jaran, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Senin (29/5).

Bendesa Bangkiang Jaran Tewas Tertimpa Pohon Kelapa


TABANAN, NusaBali
Keluarga dan warga tak menduga korban meninggal dengan tragis. Korban tewas tertimpa pohon kelapa saat pimpin krama gotong royong mareresik (bersih-bersih) di areal pelaba pura, Minggu (28/5).

Informasi di rumah duka, sebelum Bendesa Made Arya meninggal dengan tragis, istrinya Ni Made Kartini dan putra sulungnya, Bagus Eka Arimbawa bermimpi buruk. “Ibu mertua mimpi banyak keluarga yang madelokan (datang) ke rumah. Sementara suami saya mimpi giginya tanggal,” ungkap menantu Bendesa Made Arya, Anak Agung Ari Kurniawati, 37. Namun Agung Ari dan keluarga tak paham makna mimpi itu.

Agung Ari menambahkan, sebelum berangkat ngayah ke Pelaba Pura Desa Pakraman Bangkiang Jaran, Bendesa Made Arya sempat minta bekal nasi kepada istrinya. Sebab akan ngayah satu hari penuh. Di samping itu, jarak rumah ke tempatnya ngayah sekitar 2,5 kilometer dengan kondisi jalan licin dan rusak. “Ngayah satu hari, katanya enggan pulang karena jauh, makanya minta bekal nasi sama ibu,” tambah Agung Ari.

Sekitar pukul 14.00 Wita, ia mendengar kabar mertuanya meninggal tertimpa pohon. Seluruh keluarga panic mendapat informasi itu. “Saya tidak tahu persis kejadiannya karena ada di rumah. Tiba-tiba lihat bapak sudah meninggal digotong oleh krama,” jelasnya. Berdasar kesepakatan keluarga besar, Bendesa Made Arya akan dikubur pada Wrespati Paing Wuku Tambir, Kamis (1/6).

Adik korban, Nyoman Ranayasa, 44, yang saat itu ikut ngayah bersama korban menjelaskan, korban meninggal tertimpa batang pohon kelapa. Korban mengalami patah paha dan pergelangan kaki dan tertindih batang kelapa cukup lama. “Kakak ditemukan telungkup. Hanya kelihatan kaki dan tangannya masih pegang chainsaw (gergaji mesin,” jelasnya.

Sebelum menebang pohon, Bendesa Made Arya merabas rumput. Jadwal gotong royong setiap 6 bulan sekali itu dilaksanakan sehari. Ketika krama sebagian pulang untuk makan siang, Made Arya menyuruh salah seorang krama membawa chainsaw. Saat menebang pohon, korban bergantian pegang chainsaw dengan Nyoman Sumarsa. Korban tebang pohon Aa untuk diganti tanaman cengkih. “Pohon Aa itu akan dijatuhkan ke timur nyangkut di pohon kelapa sehingga pohon kelapa ketarik jatuh dan menimpa kakak,” ujarnya sembari mengatakan Made Arya adalah anak kedua dari 5 bersaudara.

Made Arya merupakan Bendesa Adat Bangkiang Jaran dua periode dari tahun 2009. Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Bendahara PAC PDI Perjuangan Kecamatan Selemadeg Barat. Pengusaha air minum isi ulang ini meninggalkan seorang istri, dua anak, dan 5 cucu. Pihak keluarga telah menggelar upacara nebusin di lokasi bencana. *d

Komentar