nusabali

Bangkai Paus Terdampar di Pantai Munggu, Tebar Bau Busuk

  • www.nusabali.com-bangkai-paus-terdampar-di-pantai-munggu-tebar-bau-busuk

MANGUPURA, NusaBali
Bangkai seekor paus ditemukan terdampar di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung, Kamis (19/1) pagi pukul 06.00 Wita.

Bangkai paus tersebut terdampar dalam keadaan bau busuk menyengat dan beberapa bagian organnya rusak. Diperkirakan, paus itu sudah mati di tengah laut lalu terombang-ambing hingga terdampar di Pantai Munggu.

Bangkai paus ini pertama kali dilihat oleh petugas Balawista Badung, Made Sukadana yang tengah bertugas, Kamis pagi kemarin. Saat ditemukan, bangkai paus itu dengan panjang sekitar 8-9 meter dan lebar 3-4 meter sudah berbau busuk dan beberapa organnya rusak serta ada yang tidak utuh. Sukadana mengaku, ini pertama kalinya ada bangkai paus yang terdampar di Pantai Munggu.

“Kebetulan hari ini arus laut mengarah ke pinggir, jadi terdampar di pantai. Ini pertama kalinya penemuan paus di Pantai Munggu. Kemungkinan sudah mati di tengah laut lebih dari seminggu, karena beberapa bagian tubuhnya sudah hancur,” ungkapnya. Pasca penemuan bangkai paus tersebut, dirinya langsung meminta bantuan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Munggu, Perbekel Munggu, dan BPBD Badung.

Penanganan pun berlangsung tidak lama karena proses evakuasi langsung mendapat bantuan alat berat dari warga. Saat proses evakuasi, hadir BPBD Kabupaten Badung, Yayasan Bali Bersih, BKSDA Bali, Perbekel Munggu, dan masyarakat sekitar.

Perbekel Munggu Ketut Darta menambahkan, dirinya berinisiatif menghubungi Bendesa Adat Seseh untuk meminjam alat berat. Sebab bangkai paus yang diperkirakan beratnya 500 kg itu harus segera ditangani agar tidak terlalu lama menimbulkan bau tak nyaman di daerah pantai. “Kebetulan alat dari dinas itu semuanya terpakai. Kemudian saya meminjam alat berat dari warga Desa Cemagi, Desa Adat Seseh yang kebetulan alatnya dekat dengan lokasi,” terang Darta.

Proses evakuasi, kata Darta, tidak berlangsung lama. Paus tersebut sudah dikubur sekitar pukul 09.00 Wita. Untuk memastikan tidak tergerus ombak, bangkai paus tersebut dikuburkan di lokasi yang lebih jauh dari penemuannya. “Paus itu dikubur dengan kedalaman sekitar 8 meter,” katanya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso mengungkapkan, timnya sudah ke lapangan mengambil sampel salah satu bagian tubuh paus tersebut untuk dilakukan pemeriksaan terkait genetiknya. Dari dugaan sementara, paus tersebut merupakan paus jenis paus bryde. “Habitat paus bryde berada di perairan Bali bagian selatan, beberapa pernah terlihat di perairan Jembrana-Tabanan dan sekitarnya,” terangnya.

Terkait penyebab kematian, pihaknya belum bisa menyimpulkan. Sebab diperlukan nekropsi (bedah bangkai hewan) terhadap organ bangkai paus tersebut. “Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian paus tersebut karena dibutuhkan nekropsi terhadap organ tubuh untuk hal ini. Dugaan sementara kemungkinan paus ini sudah mati di laut lebih dari seminggu dan terapung di laut hingga terbawa arus ke pantai,” pungkas Permana.

Terpisah Kepala BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Bali, Agus Budi Santosa, mengatakan penguburan dilakukan BKSDA Bali bersama-sama dengan Perbekel Munggu, BPBD Badung, Balawista, Yayasan Bali Bersih, dan masyarakat nelayan Munggu. Agus Budi menjelaskan, spesies atau jenis mamalia laut yang terdampar sulit dikenali karena kondisi pembusukan yang sudah parah. Satwa tersebut diperkirakan sudah mati di tengah laut dan bangkainya terdampar di Pantai Munggu.

"Keadaan sudah hancur, kepala, ekor, dan sirip sudah hancur tidak bisa diidentifikasi," ujar Agus Budi, kepada media, Kamis kemarin. Kasi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali, Sumarsono menambahkan pihaknya mendapat laporan terkait penemuan satwa terdampar di Pantai Munggu pada pukul 09.00 Wita. Saat diperiksa, bangkai satwa tersebut dalam keadaan membusuk sehingga tidak bisa diidentifikasi.

Sumarsono menyebutkan penyebab kematian satwa tersebut diperkirakan akibat kehilangan navigasi hingga mati dan terdampar di perairan Bali bagian selatan. "Kalau paus atau hiu biasanya navigasinya rusak," jelasnya.

Dikatakannya terdapat banyak satwa laut berukuran besar di perairan Bali selatan yang diketahui berbatasan dengan perairan Australia. *ind, cr78

Komentar