nusabali

Pemkot Gencarkan Antisipasi Demam Berdarah

Dua Desa Lakukan Abatisasi dan Penyelidikan Epidemiologi

  • www.nusabali.com-pemkot-gencarkan-antisipasi-demam-berdarah

DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar melalui Puskesmas 1 Denpasar Barat (Denbar) bersama Tim Jumantik Desa Padangsambian Kaja dan Jumantik Banjar Robokan melakukan Abatisasi dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilaksanakan di wilayah Jalan Gunung Catur, Desa Padangsambian Kaja, pada Senin (16/1).

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar.  Kepala Puskesmas 1 Denpasar Barat dr Lina Muji Rahayu mengatakan, pelaksanaan Abatisasi dan PE ini dilakukan mengingat saat ini tengah merebaknya kasus demam berdarah serta adanya laporan terkait adanya warga di Jalan Gunung Catur yang terkena DB.

Pelaksanaan ini biasanya digelar hingga radius 100 meter dari rumah penderita yang merupakan positif jentik. Dia mengatakan sampai saat ini sudah ada dua orang dalam satu rumah yang terjangkit virus DBD.

“Kami berharap dengan pelaksanaan ini dapat menekan jumlah penyebaran virus DBD. Dan kami ingatkan juga kepada masyarakat agar lebih sadar akan kebersihan lingkungan dan tetap memperhatikan genangan air yang ada disekitar rumah untuk mencegah adanya jentik nyamuk,” jelasnya.

Menurut dia, dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan fogging fokus dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar di wilayah tersebut sehingga lebih mengoptimalkan pemberantasan nyamuk dan jentik. Selain di kawasan Desa Padangsambian Kaja, Desa Padangsambian Klod, Denpasar Barat juga tengah gencar menekan peningkatan kasus DBD yang dilakukan Puskesmas II Denpasar Barat.

Mereka melakukan Fogging Focus yakni pengasapan dengan fokus lokasi dalam radius tertentu. Lokasi yang disasar Lingkungan Banjar Padangsumbu Tengah, dimana sebelumnya ditemukan kasus DBD terjadi di sana.

Kepala Puskesmas II Denpasar Barat dr Lanawati mengatakan tujuan dari fogging focus dilakukan untuk membunuh sebagian besar vektor infektif nyamuk DBD dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan.

"Foging focus dilaksanakan berkenaan dengan adanya 3 orang warga yang menderita DBD setelah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi. Selain foging focus kita juga  Abatisasi untuk pencegahan. Foging focus ini dilakukan sepanjang radius 200 meter dari warga yang positif DBD tersebut," ujarnya.*mis

Komentar