nusabali

Ekspedisi Smadara Journalism Team: Jelajahi Desa Bakas Klungkung, Hasilkan Puluhan Karya

  • www.nusabali.com-ekspedisi-smadara-journalism-team-jelajahi-desa-bakas-klungkung-hasilkan-puluhan-karya

SEMARAPURA, NusaBali.com – Setelah dua tahun absen menggelar kegiatan tahunan bertajuk Ekspedisi, para jurnalis muda yang tergabung dalam Smadara Journalism Team (SMAR*T) kembali melangkahkan kakinya untuk menggelar penelitian dan menggali informasi di Desa Bakas, Banjarangkan, Klungkung, 26-27 Desember 2022.

Gelaran Ekspedisi yang bertajuk ‘Jejak Desa Bakas Dalam Bingkai Kreativitas’ itu akan menghasilkan beberapa karya dengan konsep seluruh anggota SMAR*T bermalam selama dua hari di Melangit Bali Adventure di Jalan Subak Bungsih, Dusun Kawan, Desa Bakas, Banjarangkan, Klungkung untuk menyelesaikan seluruh karya final yang diakhiri dengan presentasi dari masing-masing tim. 

Pimpinan Redaksi SMAR*T angkatan XII, Komang Della Pramita Putri menjelaskan sebanyak 43 peserta yang merupakan gabungan dari kelas X hingga XII melakukan pelatihan dan penelitian menyusuri beberapa titik di Desa Bakas. 

Para anggota yang mengikuti ekspedisi pun akan menggali potensi yang dimiliki oleh Desa Bakas dan nantinya akan menghasilkan sebuah produk jurnalistik.

“Produknya yakni 6 video dokumenter dan 20 artikel populer. Nantinya artikel populer ini akan dijadikan sebuah buku antologi bersama. Diakhir acara seluruh karya ini akan dilombakan secara internal, artinya karya dari anggota yang mengikuti ekspedisi akan dikompetisikan satu sama lain sesuai kategori,” ujar Pimpinan Redaksi SMAR*T angkatan XII, Komang Della Pramita Putri, Selasa (27/12/2022) pagi.

Dara yang saat ini duduk dibangku kelas XII MIPA 1 ini membeberkan masalah dominan yang terdapat di Desa Bakas adalah pada sektor pariwisata dan ditunjang oleh pertaniannya. Sehingga dua sektor ini yang menjadi titik fokus perjalanan jurnalis muda SMAR*T di dalam penggalian potensi di Desa Bakas.

Ia pun menuturkan, pembuatan video dokumenter dilakukan oleh 6 tim yang tergabung 3-4 orang dengan durasi karya 4-5 menit dan pembuatan artikel dilakukan oleh perorangan. Bukan menjadi waktu yang singkat bagi mereka untuk melakukan riset selama dua hari sehingga dapat menghasilkan karya yang maksimal. Kata Della Pramita para anggota SMAR*T telah terjun langsung ke lokasi untuk melakukan riset di Desa Bakas sudah sejak satu minggu yang lalu.

“Beberapa kelompok itu sudah mengambil scene video dari beberapa hari sebelumnya kemudian tinggal melakukan wawancara dan editing atau pengambilan footage di hari final ekspedisi. Kalau artikel ilmiah itu sebagian besar sudah menyelesaikannya sebelum ekspedisi, mungkin di sini mereka tinggal membuatkan beberapa riset saja, jadi bisa diselesaikan hari ini juga,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pembina SMAR*T, Cahyanto Setiyatmoko yang menemani anak-anak SMAR*T selama melakukan ekspedisi mengatakan antusias mereka sangat luar biasa bahkan ia menuturkan keberanian anak didiknya patut diacungi jempol.

“Kalau menurut pandangan saya selama satu minggu terakhir ini antusias mereka sangat tinggi. Ini bukan berbicara hasilnya seberapa bagus atau tidak karena hal itu nomor sekian. Sekarang keberanian atau tidak anak-anak ini bersosialisasi dengan warga sekitar, negosiasi dengan masyarakat sekitar dan juga kepala desa. Intinya mereka bisa bersosialisasi dan bertanya dengan santun, baik dan tentunya menghasilkan karya yang sesuai,” ujar Pembina SMAR*T, Cahyanto Setiyatmoko sembari menilai seluruh karya anak didiknya.

Tidak ada arahan spesifik yang diberikan oleh pembina untuk anak didiknya mencari narasumber, namun Cahyanto Setiyatmoko membeberkan anak didiknya mencari para narasumber secara mandiri dan ia selaku pembina hanya mengarahkan bahwa mereka akan melakukan kegiatan ekspedisi di Desa Bakas.
“Di awal kita petakan dulu potensi-potensi yang ada di Desa Bakas, kemudian mereka melakukan bedah isu. Lalu kemudian mengajukan ide ke pembina dan dari pembina meneruskan ke sekolah. Kemudian meneruskannya dalam bentuk surat pengantar, jadi mereka membuat surat pengantar ke tempat-tempat yang dituju,” jelasnya.

Pria yang memiliki nama beken, Moko ini pun menuturkan output yang akan dihasilkan dalam gelaran ekspedisi ini sebuah karya jurnalis artikel populer yang rencananya akan dibuatkan dalam bentuk buku analogi bersama. Sedangkan untuk video dokumenter akan kembali dibedah dan akan digabung kembali menjadi satu yang diproyeksi rampung pada awal tahun 2023 mendatang.

Moko pun turut berharap, hasil karya anak didiknya dapat bermanfaat bagi diri siswa itu sendiri, bermanfaat bagi sekolah, dan juga bermanfaat bagi orang luar dalam artian warga di Desa Bakas.

Smadara Journalism Team (SMAR*T) yang telah berkiprah sejak tahun 2008 memang menjadi salah satu ekstrakurikuler favorit bagi kebanyakan siswa SMAN 2 Semarapura. Diusia yang dirasa sudah tidak muda lagi, Moko pun berharap kelak para anak didiknya di SMAR*T memiliki sebuah keterampilan skill yang real (nyata, Red) sehingga hal itu bisa diterapkannya di saat mereka meninggalkan bangku sekolah atau di saat mereka nantinya ingin menggeluti bidang jurnalis yang lebih profesional. *ris
 







Komentar