nusabali

Peringatan Hari Anak Sedunia 2022, Permainan Tradisional Bali Dikenalkan

  • www.nusabali.com-peringatan-hari-anak-sedunia-2022-permainan-tradisional-bali-dikenalkan

SINGARAJA, NusaBali
Seratusan anak nampak antusias mencoba dan memainkan permainan tradisional di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Yowana Asri, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Sabtu (10/12).

Sejumlah permainan tradisional itu dikenalkan kembali dalam peringatan Hari Anak Sedunia 2022 yang jatuh setiap tanggal 20 November.

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Buleleng bekerjasama dengan Persatuan Olahraga Tradisional (Portina) Kabupaten Buleleng. Sejumlah permainan tradisional yang dilombakan dan pertunjukkan diantaranya egrang (tajog), magangsing, bakiak, hingga ular tangga.

Kepala DP2KBP3A I Nyoman Riang Pustaka mengatakan, kegiatan ini bertekad untuk membangkitkan kembali permainan tradisional Bali. Hal ini menjadi penting, selain untuk pelestarian, juga untuk memberikan kesempatan anak-anak menikmati masa kanak-kanaknya.

Riang menyebut di era serba digitalisasi saat ini, anak-anak lebih sering memegang gadget dibandingkan bermain dengan teman sebayanya. Padahal bermain bersama secara langsung disebut Riang sangat membantu anak membangun komunikasi sosial dan juga nilai-nilai budaya seperti bergotong royong, menghargai sesama hingga mengelola emosi individunya.

“Kecenderungan anak-anak untuk kecanduan terhadap gadget saat ini dapat diatasi dengan pengenalan permainan tradisional, sehingga anak-anak tidak menjadikan gadget sebagai satu-satunya media hiburan,” kata Riang.

Sementara itu Perbekel Desa Gobleg I Made Separsa hadir untuk mengenalkan permainan tradisional megangsing  Buleleng, mengatakan sangat beruntung bisa dilaksanakan pengenalan dan lomba permainan tradisional ini. Sehingga pelestarian akan warisan leluhur dapat dilakukan semua pihak.

“Permainan magangsing di Catur Desa termasuk di desa kami dulu hanya dilaksanakan setiap panen sebagai ucapan syukur. Selain keseruan bermain, megangsing memiliki filosofi yang dapat dipahami oleh anak-anak, sehingga selain sebagai hiburan, permainan tersebut juga bersifat edukatif seperti menjaga keseimbangan manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan,” kata Separsa. *k23

Komentar