nusabali

Berharap Ditugaskan di Bali Saat Program Pengabdian Dokter PTT

  • www.nusabali.com-berharap-ditugaskan-di-bali-saat-program-pengabdian-dokter-ptt

dr Made Sanitca Indah punya pengalaman unik yakni dikejar-kejar pasien orgil saat menjalani Co Ass di salah satu Rumah Sakit Jiwa

Made Sanitca Indah, Dokter yang Kibarkan Bali di Ajang Puteri Pariwisata Indonesia (2-Habis) 

SETELAH sukses meraih empat predikat terhorat dalam kontes Puteri Pariwisata Indonesia (PPI) Tahun 2015, dr Made Sanitca Indah, 24, memiliki tugas khusus selama setahun ke depan. Perempuan cantik yang seorang dokter ini harus intens mempromosikan pariwisata dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia. Namun, gadis Bali berusia 24 tahun ini tetap bisa menjalankan profesinya sebagai dokter. Selaku dokter muda, dia berharap bisa ditugaskan di tanah leluhur Bali dalam mengabdikan diri untuk program Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Bagi dr Made Sanitca Indah, ditempatkan mengabdi di daerah mana saja sebetulnya tidak masalah. Namun demukian, dr Sanitca Indah berharap bisa ditugaskan di Bali dalam menjalankan program dokter PTT, mulai Februari 2016 mendatang. "Semoga saya bisa ditugaskan di Bali. Tapi, saya tetap bersedia ditempatkan di mana pun," ujar dr Sanitca Indah saat ditemui NusaBali seusai mengikuti Electrocardiograpy Course di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa (15/12).

Menurut dr Sanitca Indah, dirinya sudah berpengalaman masuk ke berbagai daerah saat menjalani Co Ass. Hal itu dilakukan selama setahun, mulai dari kawasan Lampung, Malang, Jogjakarta, hingga Magelang. Jadi, selaku dokter PTT, dia siap ditugaskan di daerah pedalaman, meskipun harapan utamanya tetap bertugas di tanah leluhur Bali.
Bagian yang ditangani selama masa Co Ass juga berbeda-beda. Terkadang bertugas di bagian forensik, mata, bedah, anak, hingga penyakit dalam. Selama setahun menjalani Co Ass, ada sejumlah pengalaman tak terlupakan bagi dr Sanitca Indah. Salah satunya, pengalaman unik saat bertugas di RS Jiwa. 

Di RS Jiwa tersebut, dokter kelahiran 31 Oktober 1991 ini sempat dikejar-kejar pasien orgil (orang gila). Di sana pula dr Sanitca Indah sempat tidak makan semalaman, lantaran listrik mati. Ingin mencari makan di luar, juga tak bisa karena sudah larut malam dan lokasi di daerah pedalaman.

Ketika bertugas di rumah sakit lainnya, dr Sanitca Indah juga sering menghadapi pasien yang tidak sabar untuk diperiksa, karena tak tahan menanti antrean. Lalu, dia juga kerap dimintai nomor telepon oleh pasien pria. Maklum, paras sang dokter yang cantik membuat kaum pria tertarik kepadanya. 

“Terkadang, mereka (pasien pria) datang pura-pura sakit atau konsultasi masalah kesehatan. Ada pula yang menanyakan nomor telepon. Lalu, mereka telepon hanya sekadar menanyakan, apakah saya masih tugas di RS tersebut, agar mereka bisa datang lagi,” kenang dr Sanitca indah. 

“Kalau sudah begitu, paling saya hanya menjawab sudah pindah tugas ke rumah sakit lain. Jadi, tidak ada yang ekstrem-ekstrem sampai mengirimkan coklat atau bunga segala," imbuh putri bungsu dari dua bersaudara keluarga pasangan I Gede Made Sucipta dan Ni Ketut Budiarsi ini.

Dr Sanitca Indah amat berharap bisa mengabdikan dirinya di Bali selaku dokter PTT, karena selama ini dia lahir dan besar di rantau. Sebab, kedua orangtuanya, I Gede Made Sucipta dan  Ni Ketut Budiasri, bekerja di rantau. Gede Made Sucipta (asal Desa Taman Sari, Tabanan) dulunya bertugas sebagai auditor di Imigrasi. Sekarang sudah pindah tugas ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Selanjutnya...

Komentar