nusabali

3.245 KK Terdampak Banjir Jembrana

7 Jembatan dan 2 Jalan Putus

  • www.nusabali.com-3245-kk-terdampak-banjir-jembrana

NEGARA, NusaBali
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana mendata sebanyak 3.245 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir pada Minggu (16/10) dan Senin (17/10).

Ribuan KK itu tersebar di 35 desa/kelurahan dari 51 desa/kelurahan se-Jembrana. Di samping itu, juga ada 7 jembatan dan 2 jalan yang putus diterjang banjir.  Sesuai data dari BPBD Jembrana yang telah direkap per Kamis (20/10), ribuan KK yang terdampak bencana alam itu juga terbesar di 5 kecamatan se-Jembrana. Dari ujung timur di Kecamatan Pekutatan, ada 2 KK di 2 desa yang terdampak. Di antaranya 1 KK di Banjar Delod Bale Agung, Desa Medewi dan 1 KK di Banjar Cepaka, Desa Pangyangan.

Kemudian di wilayah Kecamatan Mendoyo, ada 239 KK di 7 desa/kelurahan yang terdampak. Di antaranya di Kelurahan Tegal Cangkring 72 KK, Desa Penyaringan 102 KK, Desa Pohsanten 24 KK, Desa Yehembang Kauh 24 KK, Desa Yehembang 14 KK, Desa Yeh Sumbul 2 KK, dan Desa Yehembang Kangin 1 KK. Sebagian besar korban ini, merupakan korban banjir Sungai Biluk Poh dan Sungai Yehembang Kauh yang sempat meluap pada Minggu (16/10) malam.

Di wilayah Kecamatan Jembrana, ada 340 KK di 9 desa/kelurahan yang terdampak. Di antaranya di Kelurahan Sangkaragung sebanyak 167 KK, Desa Budeng 53 KK, Desa Yeh Kuning 53 KK, Desa Dangin Tukadaya 30 KK, Kelurahan Dauhwaru 17 KK, Desa Air Kuning 13 KK, Desa Batuagung 4 KK, Kelurahan Pendem 2 KK, dan Kelurahan Loloan Timur 1 KK.

Kemudian di wilayah Kecamatan Negara, ada 1.686 KK di 9 desa/kelurahan yang terdampak. Di antaranya di Desa Pengambengan sebanyak 1.080 KK, Desa Cupel 250 KK, Desa Kaliakah 250 KK, Desa Banyubiru 170 KK, Desa Lelateng 95 KK, Desa Tegal Badeng Barat 32 KK, Kelurahan Loloan Barat 31 KK, Desa Tegal Badeng Timur 16 KK, dan Kelurahan Baler Bale Agung 10 KK.

Sementara di wilayah Kecamatan Melaya, ada 978 KK di 8 desa yang terdampak. Masing-masing di Desa Melaya sebanyak 685 KK, Desa Candikusuma 165 KK, Desa Nusasari 97 KK, Desa Tukadaya 13 KK, Desa Warnasari 10 KK, Desa Blimbingsari 5 KK, Desa Ekasari 2 KK, dan Desa Manistutu 1 KK.

Selain berdampak terhadap ribuan KK itu, juga ada 7 jembatan dan 2 jalan alternatif yang putus di 7 desa. Diantaranya jalan penghubung Banjar Dauh Pangkung dengan Banjar Dangin Pangkung di Desa/Kecamatan Pekutatan. Kemudian jalan di ujung sisi barat jembatan penghubung Banjar Penyaringan dengan Banjar Anyar Kaja, dan jembatan gantung penghubung Banjar Penyaringan di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.

Jembatan penghubung Banjar Sekar Kejula Kelod di Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Kemudian jembatan di Banjar Bumbungan, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Jembatan gantung di objek wisata Sungai Gelar, penghubung Banjar Palungan Batu di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Jembatan penghubung Banjar Munduk Ranti di Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya.

Jembatan jalur menuju kebun warga di Banjar Melaya Tengah Kaja, Desa/Kecamatan Melaya. Kemudian jembatan penghubung Banjar Ambiarsari dengan Banjar Belimbingsari di Desa Belimbingsari, Kecamatan Melaya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana mengatakan, ribuan KK terdampak bencana banjir itu, sebelumya didata masing-masing desa yang dikoordinir lewat para camat se-Jembrana. Sementara untuk kerusakan secara mendetail ataupun kerugian material masih dalam pendataan.

"Kita belum lakukan pendataan secara langsung ke lapangan, karena bencana yang terjadi begitu banyak. Sebelumya kita sudah lakukan langkah evakuasi, dan sekarang ini kita masih prioritaskan memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak," ucap Agus Artana.

Menurut Agus Artana, saat ini ada 8 posko dapur umum yang telah dibangun di Jembrana. Di antaranya 2 posko di Desa/Kecamatan Melaya, 2 posko di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, 1 pokso di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, 1 posko di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, 1 posko di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dan 1 posko di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana.

"Dapur umum itu kita buat di sejumlah wilayah yang terdampak paling parah. Karena mereka belum dapat kembali memasak di rumah sehingga kita buat dapur umum. Di posko itu juga sekalian kita jadikan tempat pengungsian," ucap Agus Artana.

Agus Artana mengatakan, selain memenuhi kebutuhan dasar pada korban, saat ini pihaknya masih fokus melakukan pembersihan di sejumlah fasilitas umum. Salah satunya adalah pembersihan material banjir di bawah jembatan untuk antisipasi banjir susulan. Pembersihan dengan melibatkan petugas gabungan dari unsur TNI/Polri itu pun dilakukan secara bertahap berdasar skala prioritas.

"Karena terlalu banyak, kita juga lakukan bertahap. Yang pasti untuk penanganan terhadap warga, kita masih fokus untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Itu yang paling utama. Sekarang kita masih tanggap darurat. Nanti setelah itu baru kita akan melangkah ke rehabilitasi," pungkas Agus Artana. *ode

Komentar