nusabali

Longsor Rusak 3 Pura dan 2 Sanggah

Palinggih Pura Pande Ambal-ambal Jebol Ke-3 Kali

  • www.nusabali.com-longsor-rusak-3-pura-dan-2-sanggah

Saat itu, Dadia Pande tengah membangun pondasi menggunakan eskavator untuk memperkuat senderan setinggi 12 meter.

AMLAPURA, NusaBali
Bencana tanah longsor kembali terjadi. Kali ini menimpa 3 pura dan 2 palinggih sanggah tersebar di lima titik, di Desa Nongan dan Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (11/10). Pura Subak Abuan Tempek Gua yang diempon 26 KK di Banjar Tengah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, mengalami ambrol. Akibatnya, palinggih dasar dan panyengker jebol. Begitu juga di Pura Panca Tirta tempat malukat di Banjar Bujaga, Desa Nongan, tertimpa longsor.

Pura tersebu berada di dasar tebing longsor ke arah timur. Satu lagi panyengker tinggi 12 meter jebol hingga palinggih Piyasan Dewa Hyang dan Gedong Simpen di Pura Dadia Penataran Pande Ambal-ambal, Banjar Meranggi, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, terseret material ke jalan raya. Kerugian diperkirakan Rp 250 juta.

Palinggih Sanggah, Rong Telu, Rong Dua, Palinggih Surya, dan Pamujaan Karang, rusak berat akibat tebing 10 meter dan lebar 5 meter longsor, di Banjar Muku, Desa/Kecamatan Rendang milik I Wayan Suarta.

Satu lagi tanah palinggih sanggah ambles di Banjar Saren, Desa Nongan, Kecamatan Rendang. Akibatnya, Palinggih Rong Telu, Palinggih Rong Dua dan Palinggih Surya, ikut ambles dan rusak berat. Bangunan ini milik I Wayan Widana.

BPBD Karangasem dipimpin Kepala Pelaksana Ida Bagus Ketut Arimbawa telah memantau dan mencatat sejumlah titik longsor yang menyebabkan kerusakan pura dan sanggah. "Kerusakannya itu, masuk dalam Pergub Bali Nomor 32 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial, untuk kerugian di atas Rp 10 juta. Nanti bisa diusulkan ke Provinsi Bali, pengajuannya melalui proposal," jelas Ida Bagus Ketut Arimbawa.

Khusus mengenai panyengker dan senderan pura beserta dua palinggih jebol di Pura Dadia Penataran Pande Ambal-Ambal, saat perbaikan pondasi senderan dengan membangun cakar ayam. Kejadiannya, di Banjar Meranggi, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (10/10), pukul 02.00 Wita.

Kelian Dadia Penataran Pande Ambal-ambal I Wayan Jati didampingi Bendahara Dadia I Wayan Darmawa menuturkan, sebelum kejadian, selama dua hari diguyur hujan. Saat itu, Dadia Pande tengah membangun pondasi menggunakan eskavator untuk memperkuat senderan setinggi 12 meter.

Setelah eskavator mengeruk membuat lubang, disusul hujan lebat, maka mulai terjadi jebol secara bertahap, hingga seluruh senderan pura setinggi 12 meter dan lebar 12 meter jebol, disertai dua palinggih: Piasan Dewa Hyang dan Gedong Simpen, terseret material ke jalan raya ke arah timur.

I Wayan Jati menuturkan, pertama kali senderan itu jebol Sabtu (10 Oktober 2020), dengan kerugian Rp 250 juta. Setelah dilakukan perbaikan, senderan itu jebol lagi Selasa (23 Februari 2021), kerugian mencapai Rp 450 juta. Kali ini jebol lagi, dengan kerugian sekitar Rp 250 juta. "Saat senderan setinggi 12 meter pertama kali jebol, maka seluruh palinggih yang dekat panyengker dipindahkan, dan belum dilakukan perbaikan," katanya.

Sedangkan kali ini kembali senderan jebol, dua palinggih berada di dekat senderan sehingga terdorong material jatuh ke arah timur.

Perbekel Muncan I Wayan Tunas membenarkan, senderan Pura Dadia Penataran Pande Ambal-Ambal di Banjar Meranggi kembali jebol yang ketiga kalinya. "Posisi Pura Dadia itu memang di ketinggian, tercatat telah tiga kali jebol, di lokasi yang sama," katanya.

Sebab, pembangunan senderan Pura Dadia Penataran Pande Ambal-Ambal itu tidak menggunakan teknik terasiring, senderan dibangun lurus ke atas, sedangkan beban ada di atas saat hujan turun menyebabkan struktur tanah berair dan berat.*k16

Komentar