nusabali

Dalam 5 Tahun, Rumah yang Sama 3 Kali Diseruduk Truk

  • www.nusabali.com-dalam-5-tahun-rumah-yang-sama-3-kali-diseruduk-truk

Selain merenggut nyawa pemilik rumah Ni Wayan Aliani dan keponakannya, Ni Kadek Dwi Hana Maharani, musibah maut di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan kemarin juga menyebabkan sopir dan kernet Truk Fuso terluka

Di Bali Musibah Maut Truk Fuso Tabrak Rumah di Desa Pecatu, Badung

DENPASAR NusaBali
Kecelakaan maut di mana Truk Fuso tabrak rumah hingga merenggut dua nyawa di Jalan Labuan Sait kawasan Banjar Pecatu Kauh, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (19/4) siang, menyisaka cerita miris. Ini peristiwa ketiga kalinya dalam kurun 5 tahun terakhir terjadi kendaraan besar menabrak rumah yang sama. Sedangkan dalam dua kejadian sebelumnya, tidak sampai merenggut korban nyawa maupun terluka.

Dalam musibah Rabu siang sekitar pukul 11.00 Wita, Truk Fuso yang nyelonong masuk ke rumah keluarga pasangan suami-istri I Made Duana, 43, dan Ni Wayan Aliani, 40, di sebelah utara Jalan Raya Labuan Sait adalah Truk Fuso P 9101 VI yang dikemudikan sopir Komang Sukarma, 45, sopir asal Negara, Jembrana.

Musibah ini menewaskan pemilik rumah, Ni Wayan Aliani, dan keponakannya yang masih balita, Ni Kadek Dwi Hana Maharani, 1,5. Keduanya tewas terlindas Truk Fuso saat baru pulang naik motor Vario di pekarangan rumahnya. Sedangkan sopir Truk Fuso, Komang Sukarma, dan kernetnya, Stannie Laus, 24, mengalami luka patah tulang hingga dilarikan ke RS Sanglah, Denpasar.

Menurut salah satu kerabat korban tewas, I Wayan Reken, 60, ini merupakan peristiwa ketiga terajdi insiden kendaraan besar menabrak rumah yang sama dalam kurun 5 tahun terakhir. Dalam dua kejadian sebelumnya, kendaraan besar yang nyelonong masuk tabrak pekarangan rumah Wayan Aliani adalah Truk Tangki. Bedanya, kedua Truk Tangki tersebut terjungkal ke pekarangan rumah korban setelah tak kuat menanjak.

Menurut Wayan Reken, kedua Truk Tangki yang terjungkal sebelumnya tidak sampai menghancurkan rumah korban Wayan Reken. “Kedua Truk Tangki itu memang sudah masuk ke halaman rumah, tapi tidak sampai menghancurkan bangunan dan tak ada korban jiwa maupun terluka,” jelas Wayan Reken kepada NusaBali di rumah duka, Banjar Pecatu Kauh, Desa Pecatu, Rabu kemarin.

Sedangkan dalam peristiwa maut kemarin siang, kata Wayan Reken, terjadi karena Truk Fuso P 9101 VI diduga mengalami rem blong saat melaju kencang dari arah timur (Nusa Penida) menuju Uluwatu, dalam kondisi jalan menurun. “Entah kenapa, dalam kurun 5 tahun terakhir sudah tiga kali terjadi kecelakaan di pekarangan rumah ini,” jelas pria berusia 60 tahun ini.

Sedangkan kerabat korban lainnya, Erda Ariestia, 28, mengatakan pihaknya tidak menyangka akan terjadi musibah maut Truk Fuso tabrak rumah hingga hancur dan merenggut dua nyawa, Rabu kemarin. Menurut Erda, beberapa menit sebelum peristiwa mjaut yang merenggut nyawanya, korban Wayan Aliani sempat berada di rumannya yang berjarak sekitar 25 meter dari lokasi TKI.

Ketika berada di rumahnya, kata Erda, korban Wayan Aliani sempat bercengkrama dengan keluarga besarnya. Habis itu, Wayan Aliani pamit pulang untuk membuat susu untuk keponakannya yang berusia 1,5 tahun, Kadek Dwi Hana Maharani. Tiba-tiba, terjadi peristiwa maut tersebut.

“Tadi pagi (kemarin) semuanya masih ngumpul-ngumpul di rumah kami. Tidak ada yang janggal ataupun kejadian aneh lainnya. Saya terkejut, karena setelah pamit dari rumah, dia (Wayan Aliani) dan keponakannya dihantam Truk Fuso yang menghancurkan rumahnya,” cerita Erda.

Sedangkan kerabat lainnya, Nyoman Jastra, menjelaskan ikhwal kejadian maut tersebut berawal ketika korban Wayan Aliani baru saja datang dari rumahnya untuk mengambil susu. Namun naas, Wayan Aliani dan keponakannya, Kadek Dwi Hana Maharani, tiba-tiba diseruduk Truk Fuso saat baru sampai di pekarangan rumahnya.

"Informasi yang saya dapatkan, waktu itu mereka (kedua korban) baru datang dari rumah tua untuk ngambil susu buat si kecil. Nah, setelah balik ke rumahnya itu (TKP), baru mau dongkrak motor, sudah dihantam Truk Fuso dari belakang. Mereka terjepit di bawah Truk itu," ungkap Nyoman Jastra kepada NusaBali secara terpisah di RS Sanglah, Rabu kemarin.

Terkait proses hukum atas peristiwa maut yang merenggut dua keluarganya ini, Nyoman Jastra mengaku menyerahkan sepenuhnya masalah tersebut kepada pihak kepolisian. "Kami belum sempat berpikir ke sana. Kami masih fokus untuk prosesi penguburan dua anggota keluarga kami. Yang itu (masalh hukum) biar nanti pihak kepolisian yang menangani," tandas Jastra.

Sementara itu, sang sopir Truk Fuso, Komang Sukarma dan kernet Stannie Laus, berhasil selamat dari maut. Keduanya selamat dalam kondisi terluka, hingga dilarikan IGD RS Sanglah. Keduanya hanya mengalami cedera kepala ringan (CKR). "Diagnosanya mengalami CK dan diduga mengalami patah tulang leher (Suspect Fraktur Servical)," ujar Kasubbag Humas RS Sanglah, dr Kadek Nariyantha, saat dikonfirmasi NusaBali.

Mengenai luka spesifik, dr Nariyantha mengatakan salah satu pasien mengalami luka di kepala bagian depan. Sedang satunya lagi diduga mengalami patah tulang di pergelangan tangan bagian kanan. "Masih dilakukan observasi untuk menentukan tindakan medis selanjutnya. Tapi, secara umum sudah ditangani sesuai SOP," katanya. * dar,in

Komentar