nusabali

Petani Sidatapa Bikin Brem dari Manggis

  • www.nusabali.com-petani-sidatapa-bikin-brem-dari-manggis

SINGARAJA, NusaBali
Untuk meningkatkan nilai tambah, petani buah manggis asal Banjar Dinas Delod Pura, Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, berinovasi membuat minuman brem dari bahan manggis.

Jero Putu Kertia sudah mengolah buah manggis menjadi brem sejak 2019 lalu. Terobosan ini dilakukan mengingat saat musim panen harga manggis anjlok. Dari satu ton manggis yang dihasilkan dari kebun seluas empat hektare miliknya, sebanyak tiga kuintal manggis terbuang.

Kertia pun memutar otak mencari cara agar manggis hasil panennya tak terbuang sia-sia. Hingga tercetuslah ide untuk mengolah manggis menjadi minuman brem. Dia mempelajari cara membuat olahan manggis menjadi minuman brem melalui pelatihan yang diberikan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Sedangkan pengemasan dibantu oleh Undiksha Singaraja.

"Dalam sekali panen manggis bisa mencapai satu ton. Tiga kuintal di antaranya biasanya terbuang karena buah manggis berlimpah dan harganya turun Rp 2.500 per kilogram. Daripada terbuang, saya olah menjadi brem. Selain itu, minuman ini juga tahan lama," ujarnya, Senin (29/8).

Kini usaha minuman brem ini pun menjadi bisnis baru di keluarganya. Brem buatan Kertia, dijual dengan harga Rp 35 ribu per botol dengan kemasan 380 mililiter. Lewat usaha tersebut Kertia bisa menambah penghasilan hingga Rp 500 ribu setiap bulan. Bahkan dari inovasi itu, ia berhasil meraih juara satu lomba inovasi kreativitas UMKM Buleleng 2021.

Kertia menjelaskan, dalam proses pembuatan, buah manggis direbus terlebih dahulu sebelumdi fermentasi. Setelah itu, didinginkan dan dicampur dengan ragi fermipan. Kemudian disimpan dalam wadah. Brem tersebut, baru bisa dipanen setelah melalui satu bulan penyimpanan.

"Dari 10 kilogram buah manggis, dengan campuran 18 liter air, akan mendapat brem jadi sebanyak 15 liter. Untuk sekali panen, bisa menghasilkan sampai empat galon air brem buah," kata Kertia.

Kertia menyebutkan, brem buah manggis buatannya kini baru dijual secara terbatas. Karena brem buatnya belum memiliki izin dari Badan POM dan masih dalam proses untuk perizinan. Pihaknya juga telah melakukan tes kadar alkohol di Universitas Udayana Denpasar. "Yang beli baru teman dan warga sekitar. Karena minuman beralkohol harus ada izinnya," ungkap Kertia.*mz

Komentar