nusabali

Harga Telur Melesat, Peternak Ungkap Penyebabnya

  • www.nusabali.com-harga-telur-melesat-peternak-ungkap-penyebabnya

SEMARAPURA, NusaBali.com – Harga telur ayam ras beberapa minggu terakhir ini kembali merangkak naik. Mulai awal bulan Agustus, telur ayam ras per tray (30 butir) di Kota Denpasar sudah mencapai kisaran Rp 48.000-Rp 54.000. Padahal, sebelum hari raya Idul Fitri kisaran harga telur ras masih di kisaran Rp 38.000-Rp 44.000.

Di antara pasokan telur di Denpasar berasal dari Klungkung dan Tabanan. Bagaimana sebenarnya harga telur bisa sedemikian meroket? NusaBali.com menelusuri langsung dari sebuah peternakan ayam petelur di Jalan Yangapi, Desa Akah, Klungkung, Minggu (28/8/2022).

Pemilik peternakan I Ketut Astawa mengatakan, kenaikan harga telur sejak awal Agustus dipicu  harga pakan ayam yang meningkat.  

“Populasi di peternak itu sekarang berkurang karena pengaruh harga pakan yang mahal. Selain itu juga pembibitannya mahal, jadinya sekarang banyak yang tidak mampu meneruskan peternakannya karena terbentur biaya,” jelas Astawa.

Bahkan walaupun terjadi kenaikan harga telur lumayan tinggi, keuntungan yang diperoleh peternak malah lebih sedikit. “Harga pakan itu sekarang mengalami kenaikan 30 persen dari biasanya. Sekarang harganya Rp 80.000 per sak (50 kg), jadi kira-kira naik Rp 24.000,” jelas Astawa sembari mengambil telur-telur di kandang ayamnya.

Lebih lanjut, kata Astawa, jenis pakan yang ia berikan kepada ayam ternaknya terdiri dari tiga campuran yakni konsentrat, jagung, dan mineral. 

“Bahan yang paling naik saat ini di pakan konsentratnya sampai naik 80 persen, sekarang per kilonya Rp 7.000. Dengan jumlah 2.500 ekor ayam yang saya ternak, saya bisa menghabiskan 300 kg konsentrat per hari.  Namun untuk harga pakan jagung itu kadang naik kadang turun, mungkin naik hanya sekitar Rp 10.000 per sak (50 kg),” ujar Astawa. 

Untuk menjaga tumbuh kembang dan kesehatan ayam miliknya, Astawa selalu rutin memberikan ayam ternaknya asupan vitamin dan vaksin minum. “Kalau di sini, saya selalu rutin memberikan vaksin air sebulan sekali dan vitamin dua hari sekali atau melihat situasi ayamnya juga. Jika agak lemas ayamnya, dikasih lebih dari itu,” ujarnya.

Astawa juga menuturkan jika kenaikan dari harga vaksin air dan vitamin tidak memberikan dampak yang besar terkait kenaikan harga telurnya. “Harganya naik juga sekitar Rp 1.000- Rp 2.000 jadi tidak terlalu tinggilah kenaikannya, standar,” kata Astawa.

Meski harga pakan ayam saat ini meningkat, Astawa melanjutkan, dirinya tidak terdampak pada omset yang didapatkannya. Dengan jumlah 2.500 ekor ayam yang ia ternak, Astawa masih menghasilkan 75 tray telur ayam atau 2.250 butir terlu ayam setiap harinya.

“Per bulan kami tetap mendapat omset kurang lebih Rp 50 juta. Mungkin karena permintaan pasar juga meningkat, jadi telur-telur kami laku keras walau harga naik,” tandasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, dampak dari kenaikan harga ini nyatanya dirasakan oleh salah satu pedagang nasi campur yang selalu menggunakan olahan telur pada dagangannya.

“Harganya telur naik akhir-akhir ini, jadi yang biasanya di dalam satu bungkus nasi Rp 10.000an berisikan setengah telur rebus, kini tidak dikasi lagi takut rugi,” ujar Ketut Erawati pedagang nasi campur di wilayah Semarapura Kelod.

Ketut Erawati, 49, yang juga sembari berjualan telur ayam mentah menuturkan jika ia memberikan kenaikan harga telur ayam kepada konsumennya. “Dulu per butir harganya Rp 1.500, sekarang saya jual Rp 2.000. Untungnya juga sedikit sekarang,” kata Erawati sembari melayani pembeli.

Sementara itu merespons kenaikan tajam harga telur ayam ras di pasaran, Kepala Dinas, Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, I Wayan Ardiasa menjelaskan, terdapat beberapa penyebab harga telur ayam bisa meningkat. 

“Penyebabnya adalah pakan ternak naik, pasca Covid-19 kebutuhan semakin meningkat, iklim cuaca dan pengurangan produksi tingkat peternak,” jelas Ardiasa saat dihubungi NusaBali.com, Sabtu (28/8/2022) sore.

Selain itu, Ardiasa menyampaikan bahwa adanya bantuan sosial telur juga disebut pendorong naiknya harga telur di Kabupaten Klungkung. “Sempat ada kegiatan sosial yakni memberikan sumbangan telur ke warga-warga sekitar mungkin ini juga bisa menjadi penyebabnya juga,” ujar Ardiasa.

Menurut Ardiasa, harga telur akan kembali landai pada beberapa minggu ke depan. “Saya kira 2-3 minggu ke depan harga telur bisa kembali normal. Yang sekarang sesuai data per biji Rp 2.000 mungkin bisa turun di harga Rp 1.500,” sebut Ardiasa. *ris
 

Komentar