nusabali

Truk Antre Biosolar Mengular

  • www.nusabali.com-truk-antre-biosolar-mengular

SINGARAJA, NusaBali
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kabupaten Buleleng belakangan ini.

Akibatnya, kendaraan khususnya jenis truk harus rela mengantre demi mendapatkan Biosolar. Pantauan di lapangan, antrean truk terjadi di SPBU Banyuasri, Senin (22/8) siang. Bahkan, antrean cukup panjang dan mengular hingga ke jalan raya di depan Terminal Banyuasri.

Salah satu sopir truk logistik, Eka menyebutkan, saat ini terjadi kelangkaan BBM jenis solar. Kelangkaan itu, dialami sejak 2 minggu belakangan. Menurut Eka, kelangkaan solar membuat operasional pengirimannya cukup terganggu. Dia menduga, kelangkaan solar merupakan buntut dari rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Biosolar dan Pertalite.

Eka mengaku, tidak mempermasalahkan jika terjadi kenaikan harga BBM. Dia mempermasalahkan jika BBM naik, namun masih ada kelangkaan. "Tidak apa-apa juga asal pendapatan sesuai dan ongkos juga. BBM naik dan mahal asal ada dan pendapatan sesuai tidak masalah, daripada murah dan bingung nyarinya. Sama saja bohong dong," ujarnya.

Di sisi lain, rencana kenaikan harga BBM jenis Biosolar dan Pertalite menuai kekecewaan dari sopir angkot di Buleleng. Seperti yang disampaikan oleh sopir angkot I Gede Putu Suryana. Suryana merasa, jika kenaikan harga BBM itu terjadi, dia tidak akan bisa memenuhi biaya operasional dengan minimnya penumpang saat ini.

Kata Suryana, saat ini penumpang angkot di Buleleng sudah sangat minim. Per harinya dia hanya mampu memperoleh penghasilan Rp 35.000, dari mengangkut penumpang dengan rute Pasar Banyuasri-Terminal Penarukan. Hal itu pun dianggap rugi, dibanding per hari dia menghabiskan Rp 50.000 untuk membeli BBM jenis Pertalite.

Kini, dengan desas-desus pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut, Suryana mengaku hanya bisa pasrah jika kenaikan BBM itu benar terjadi. "Mau demo juga tetap naik. Jadi terima saja. Kalau punya uang ya beli kalau tidak punya uang ya tidak narik. Kerja tempat lain juga tidak bisa, karena umur sudah 50 tahun," keluhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Disdagperinkop UMK Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta mengatakan, pihaknya belum menerima surat resmi dari pemerintah pusat terkait rencana kenaikan BBM bersubsidi jenis Biosolar dan Pertalite tersebut. "Belum ada surat resminya. Kami akan turun ke lapangan untuk mengecek," kata Sudiarta. *mz

Komentar