nusabali

Desa Adat Pecatu Intensifkan Pendataan Gua

Sampai Saat Ini Baru 13 yang Terdata

  • www.nusabali.com-desa-adat-pecatu-intensifkan-pendataan-gua

MANGUPURA, NusaBali
Pasca adanya temuan pembangunan restoran dalam gua yang ada di kawasan Hotel The Edge, Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung beberapa waktu lalu, kini Desa Adat Pecatu intensifkan pendataan gua yang ada di wilayah tersebut.

Sejauh ini ada 13 gua yang terdata. Total ini belum ditambah dengan gua yang dijadikan restoran The Cave, ditambah satu gua yang ada di sebelahnya. Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, mengatakan terhitung ada belasan gua yang sudah ditemukan. Bahkan belum lama ini, sebuah gua baru diketahui keberadaannya tidak jauh dari lokasi gua yang dijadikan restoran. “Di wilayah Pecatu memang ada banyak gua. Tersebar di seluruh wilayah Pecatu,” kata Sumerta, Minggu (24/7).

Sumerta merinci gua-gua yang sudah diketahui keberadaannya di wilayah Pecatu ada 13, masing-masing Gua Batu Metandal, Gua Ngis, Gua Puncak Wisesa, Gua Raja, Gua Kelangan, Gua Dalem Pingit, Gua Sarin Genta, Gua Selundung, Gua Cakra Sakti, Gua Lempeh, Gua Dalem Pangrubungan, Gua Batu Belah, dan Gua Sesapi. Namun jumlah tersebut di luar gua yang saat ini djadikan restoran yang ada di dalam kawasan Hotel The Edge, termasuk satu gua yang lokasinya berdekatan dengan gua yang kini jadi restoran.

“Ke depan kami akan terus data (gua yang ada di Pecatu, Red). Dengan adanya temuan ini kami akan lebih intens ke depannya,” tegas Sumerta.

Peran serta masyarakat, lanjut Semerta yang juga anggota DPRD Badung ini, menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam pendataan gua di wilayah Pecatu. Jika menemukan gua baru diharapkan segera menginformasikannya kepada pihak desa. Selain di Pecatu, dirinya juga meyakini bahwa pada wilayah dataran tinggi lain di Kecamatan Kuta Selatan juga banyak terdapat gua, seperti halnya di wilayah Desa Ungasan dan Kelurahan Jimbaran. “Masyarakat kami harap juga ikut berperan aktif. Silahkan nanti sampaikan kepada kami,” harapnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan adanya restoran yang dibangun di dalam gua viral di medsos. Belakangan diketahui bernama Restoran The Cave, berada dalam kawasan Hotel The Edge di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Financial Controller Hotel The Edge, I Ketut Sumatra, menjelaskan awal mula penemuan gua itu berawal saat penataan tanah untuk fondasi bangunan Hotel The Edge pada 2014. Kala itu, di lokasi tiba-tiba anjlok. Padahal sejatinya di lokasi tersebut direncanakan untuk satu bangunan vila. Setelah ditemukan ada lobang sangat dalam, makanya bangunan vila dipindahkan ke depan. “Setelah ditemukan kami belum berani menggunakan untuk apa, karena juga belum tahu kekuatan gua. Makanya didiamkan dan baru-baru ini saja dibuatkan restoran,” kata Sumatra di temui di lokasi.

Ihwal tidak melaporkan temuan itu, Sumatra mengatakan saat itu belum bisa memastikan akan digunakan atau tidak. Usai bikin restoran, pihaknya tidak melaporkan ke dinas terkait, karena itu alasan masih berada berada di lingkungan Hotel The Edge. Pihaknya beranggapan apapun yang ada di sana bisa digunakan, karena sudah ada izin.

“Restoran sendiri mulai dibangun sejak 2016. Tapi karena berbagai kendala, makanya opening baru dilakukan 19 Mei 2022,” kata Sumatra seraya menambahkan soal penghentian operasional akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait.

Masih menurut Sumatra, luasan gua hanya bisa menampung 12 orang. Hal ini berdasarkan pertimbangan keselamatan para pengunjung dan atas saran ahli yang memeriksa dan meneliti kondisi gua. Sementara untuk kondisi gua sendiri masih seperti alami, pihaknya dalam pengerjaan hanya mengubah lantai dengan memasang rangka pada bagian bawah. Di sisi lain, interior gua sama sekali tidak diuba dan masih alami. “Proses pembangunan dan perampungan gua menelan biaya sekitar Rp 1 miliar,” katanya. *dar

Komentar