nusabali

Festival Konservasi Lontar Berakhir di Buleleng

  • www.nusabali.com-festival-konservasi-lontar-berakhir-di-buleleng

Tim Bhaga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng berhasil mengidentifikasi dan merawat sekitar 2.000 naskah lontar sejak 2017.

SINGARAJA, NusaBali
Festival Konservasi Lontar serangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022, berakhir. Festival yang berkolaborasi dengan Tim Penyuluh Bahasa Bali di masing-masing kabupaten/kota ini, terakhir mengkonservasi lontar di Kabupaten Buleleng, Jumat (25/2). Konservasi lontar ini menyasar lontar milik Dadia Pasek Bendesa Gelgel di Banjar Kelod, Desa Adat Padangkeling, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Koordinator Tim Bhaga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng Nyoman Sujana, menjelaskan ada dua cakepan lontar yang dikonservasi. Cakepan itu tebal 99 lembar dan 54 lembar. Dia didampingi Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng Putu Pertamayasa dan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Buleleng Gusti Ngurah Arya Dwipayana. “Jenis lontar yang kami konservasi ini dua-duanya merupakan Babad. Kedua naskah lontar bisa diselamatkan, karena permukaan lontar hanya kering dan tulisan (goresan) kurang hitam. Sedangkan ada beberapa lembar naskah patah karena terbakar oleh dupa saat upacara piodalan,” jelas Sujana.

Tim penyuluh membersihkan debu, kemudian membuat aksara menjadi lebih jelas dengan menggunakan alat-alat khusus. Sujana menyebut bahan yang dipakai antara lain cairan minyak sereh dicampur alkohol 95 persen dan minyak kemiri untuk menghitamkan tulisan. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi (mendata) jenis naskah lontar.

“Jadi kami membersihkan permukaan lontar per lembar dari kotoran debu dengan menggunakan kuas. Dilanjutkan dengan memberikan minyak sereh dicampur alkohol agar permukaan lentur. Apabila goresan tulisan lontar tidak jelas, maka diberikan minyak kemiri yang disanggrai,” paparnya.

Selain mengkonservasi lontar, Tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng juga memberikan edukasi terkait perawatan dan penyimpanan agar selalu diperhatikan kondisi naskah. Tim meminta agar dalam penyimpanan naskah lontar agar tidak terkena air dan usahakan tempat penyimpanan tidak terlalu lembab.

Di sisi lain, rencananya tim juga akan melakukan alih aksara ke dalam aksara latin dan nantinya akan dialih bahasakan. “Keberadaan naskah lontar sangat disakralkan oleh pemiliknya. Karena tidak ada yang ahli di bidang membaca aksara Bali, maka di saat piodalan naskah lontar hanya dilaksanakan upacara pebantenan saja,” jelas Sujana.

Sujana membeberkan, untuk di Kabupaten Buleleng, tim Bhaga Lontar Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Buleleng berhasil mengidentifikasi dan merawat sekitar 2.000 naskah lontar sejak 2017. “Jenis lontar beragam antara lain Usadha, Babad, Wariga, Geguritan, Kekawin, Kanda, Puja Mantra, dan lain-lain. Ada yang milik warga, milik dadia, milik desa dan milik griya di wilayah Kecamatan Buleleng, Banjar, dan Sukasada,” jelasnya.7ind

Komentar