nusabali

Harga Kedelai Melesat, Omzet Perajin Tahu Tempe di Denpasar Anjlok 50%

Tak akan Ikut Aksi Mogok pada 21-23 Februari 2022

  • www.nusabali.com-harga-kedelai-melesat-omzet-perajin-tahu-tempe-di-denpasar-anjlok-50

DENPASAR, NusaBali.com - Indonesia sangat bergantung dengan kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan kedelainya. Karena itu, naiknya harga kedelai di pasaran dunia membuat para perajin tahu tempe di Indonesia kalang kabut.

Perajin tahu tempe adalah pihak yang paling terpengaruh dengan naiknya harga bahan baku bisnis mereka. Per Jumat (18/2/2022), harga bahan baku tahu tempe di Kota Denpasar sudah menyentuh Rp 11.300 per kilogram membuat dahi perajin berkerut.

Harga kedelai sudah naik sejak Hari Raya Idul Fitri tahun lalu, ketika itu harga kedelai masih Rp 7.000 per kilogram. Menginjak Februari 2022 harga kedelai sudah menyentuh Rp 9.000 per kilogram dan kini sudah berada di kisaran Rp 11.300 per kilogram.

Ketua Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Makmur Denpasar, Agusman, mengatakan para perajin tahu tempe lebih memilih kedelai impor disebabkan kualitas yang lebih baik dari keledai lokal, selain itu jumah kedelai lokal di pasaran sangat sedikit jumahnya. 

"Kami tidak ikut menaikkan harga jual, kami siasati dengan mengurangi volume tahu atau tempe," terang Agusman, ditemui NusaBali.com Jumat (18/2/2022).

Agusman yang juga perajin tahu tempe mengatakan, kenaikan harga kedelai di pasaran sangat memukul para perajin tahu tempe. Meskipun anggotanya belum ada yang sampai gulung tikar, sudah pasti dari segi omzet penjualan menjadi jauh berkurang.

"Berkurangnya bisa sampai 50 persen mas," kata Agusman.

Dikatakan, ada sekitar 300 pengusaha tahu tempe di Kota Denpasar yang bergantung dari penghasilan menjual makanan sejuta umat tersebut. Pria asal Malang pun berharap harga kedelai segera turun, agar para perajin tahu tempe dapat kembali tersenyum. 

Ditanya terkait adanya demo atau aksi mogok para perajin tahu tempe di Jawa pada 21-23 Februari 2022, Agusman mengaku tidak tahu menahu dengan rencana tersebut. Ia memastikan tidak ada perajin di Denpasar yang akan ikut melakukan aksi mogok, apalagi sampai demo. 

"Nggak kami di Denpasar tidak melakukan itu, kami berusaha menjaga kondusivitas di Bali, apalagi ini masih suasana pandemi dan ada G20 di Bali,” ujarnya. 

Sementara itu salah seorang perajin tahu tempe lainnya di Denpasar, Andaru, juga mengeluhkan harga kedelai yang sudah naik beberapa bulan belakangan. Ia berharap pemerintah dapat memberikan subsidi kedelai impor sehingga harga kedelai kembali normal dan stabil. 

Menurutnya kedelai impor memang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan kedelai lokal, namun harganya memang di atas kedelai lokal.

"Semoga pemerintah bisa segera menurunkan harga kedelai, kalau begini kami jadi susah harga berubah terus setiap saat,” katanya.

Pemerintah sendiri tampaknya sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mengatasi harga kedelai yang terus menapak naik. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut naiknya harga kedelai impor disebabkan adanya badai La Nina di Amerika Selatan dan naiknya permintaan kedelai dari Tiongkok.

"Sekarang kami menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa," sebut Mendag.

Komentar