nusabali

Pembelajaran Kembali Daring dan PJJ

Disdikpora Pastikan Bantuan Kuota Internet Berlanjut Tahun Ini

  • www.nusabali.com-pembelajaran-kembali-daring-dan-pjj

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, memastikan bantuan paket kuota kepada siswa dan guru tetap berlanjut tahun ini.

Bantuan yang diberikan langsung oleh pemerintah pusat selama masa pandemi Covid-19, untuk menunjang pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika, Senin (7/2), mengatakan bantuan kuota masuk secara otomatis ke nomor siswa dan guru yang sudah terverifikasi sebelumnya. Masing-masing siswa dan guru akan mendapatkan bantuan kuota 8 gigabyte setiap bulannya. Pengisian bantuan kuota otomatis melalui sistem langsung ke nomor siswa dan guru yang sudah terdaftar dan terverifikasi. Bantuan paket kuota tetap diberikan saat pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM).

Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di satuan pendidikan wilayah kabupaten Buleleng terjadi di 42 satuan pendidikan. Mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA/SMK hingga madrasah. Puluhan satuan pendidikan itu tercatat ada 89 orang siswa dan 33 guru dan tenaga kependidikan (GTK) yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Namun penularan semakin masif itu disinyalir terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing. Diberlakukannya kembali pembelajaran daring dan PJJ, menurut Astika, tak mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Menurutnya pengalaman pembelajaran daring dan PJJ selama dua tahun terakhir di masa pandemi, sudah menentukan skema strategi pembelajaran yang dipakai.

“Kurikulum yang ditetapkan pemerintah baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Mudah-mudahan kasus segera melandai, sehingga pemberlakukan PTM 50 persen sesuai Imendagri bisa diterapkan lagi,” kata pejabat asal Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, ini.

Namun Astika tak memungkiri pembelajaran yang kembali menggunakan sistem daring dan PJJ, mendapat keluhan dari orangtua. Menurutnya hal itu sangat wajar, terlebih PTM 100 persen yang dibuka sebelumnya belum genap berjalan sebulan. “Kami sangat paham dan itu hal wajar, karena tidak semua orangtua bisa membina anaknya. Apalagi yang bukan berprofesi sebagai guru, tentu itu akan sangat berat. Tetapi pemerintah mengambil kebijakan sesuai situasi. Pendidikan penting, tetapi di tengah wabah saat ini kesehatan lebih penting,” tutur Astika. *k23

Komentar