nusabali

Pengunjung Bisa Makan Buah Jeruk Sepuasnya di Pondok Jukjukan

  • www.nusabali.com-pengunjung-bisa-makan-buah-jeruk-sepuasnya-di-pondok-jukjukan

BANGLI, NusaBali
Agrowisata Pondok Jukjukan di Banjar/Desa Mangguh, Kecamatan Kintamani, Bangli mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal dan nusantara.

Agrowisata ini dibuka sejak 18 Desember 2021. Pengunjung dapat memetik dan makan buah jeruk sepuasnya di kebun dengan membayar Rp 15.000 per pengunjung.

Salah seorang pengunjung, Ni Wayan Suriati mengaku tertarik memetik buah jeruk secara langsung. Selain mendapat jeruk yang segar dan kwalitas bagus, juga bisa refresh dari rutinitas sehari-hari. “Seru bisa langsung metik jeruk, tentu rasanya berbeda kalau beli di pasar," ungkap Suriati, Minggu (30/1). Perempuan asal Abiansemal Badung ini datang bersama rekan-rekan untuk memetik buah jeruk. Pengujung mengeluarkan Rp 15.000 bisa makan jeruk sepuasnya di kebun. "Harga terjangkau sebanding dengan kwalitas jeruk," ujar Suriati yang juga seorang bidan ini.

Pemilik Pondok Jukjukan, Ketut Sudiarta mengatakan pengembangan agro sebagai upaya menjaga harga jeruk agar stabil. Ketika hasil panen jeruk melimpah harga cenderung turun. “Kami baru buka Desember kemarin dan agro ini cukup mendapat respon masyarakat," ungkapnya. Petani yang juga anggota Polri ini menyebutkan dengan membayar Rp 15.000 pengunjung bisa memetik dan makan buah jeruk sepuasnya. Jika ingin membawa pulang, jeruk yang dipetik harga Rp 12.000 per kilogram. Sebelum memetik jeruk, pengunjung akan diajarkan memetik jeruk dengan benar sehingga jeruk dipetik dengan sempurna. "Kalau tidak benar caranya ujung kulit jeruk terkelupas sehingga jeruk bisa cepat busuk," ujar Sudiarta.

Pengunjung juga diberikan informasi cara merawat atau memelihara pohon jeruk. Ketut Sudiarta yang bertugas di Polsek Kintamani ini menggandeng tetangga yang juga punya kebun jeruk. Saat buah jeruk siap dipetik di kebun habis, maka pengunjung bisa memetik di kebun petani yang lain. "Ini juga untuk merangkul petani di Desa Mangguh. Desa kani ini salah satu desa penghasil jeruk," ungkap Sudiarta yang punya kebun jeruk seluas 3 hektare ini. Sudiarta menerangkan, panen jeruk dua kali setahun. Sementara agrowisata yang baru dibuka ini selama sepekan sudah dikunjungi oleh 100 wisatawan dari Denpasar, termasuk wisatawan asing. *esa

Komentar