nusabali

Siswa SMPN 2 Singaraja Dilatih Tanggap Bencana

  • www.nusabali.com-siswa-smpn-2-singaraja-dilatih-tanggap-bencana

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah siswa SMPN 2 Singaraja mendapatkan pelatihan tanggap bencana dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Buleleng, dan pihak terkait, Jumat (28/1) pagi.

Para siswa diberikan edukasi, sosialisasi, dan simulasi tentang penanggulangan bencana. Pelatihan juga untuk memberikan pemahaman mengenai kebencanaan, serangkaian menyukseskan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, edukasi, sosialisasi dan simulasi bencana sangat perlu dilakukan agar para peserta dapat menambah pengetahuannya di bidang bencana. Para peserta nantinya diharapkan selalu siap dalam menghadapi bencana. Selain itu, mereka mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat evakuasi terjadi serta dapat menyebarluaskan informasi terkait kebencanaan.

"Bencana bisa terjadi kapan saja. Dengan pelatihan ini setidaknya anak-anak bisa mendapatkan pemahaman mengenai kebencanaan," ujar Ariadi.

Terkait materi, setiap siswa diberikan beberapa materi mulai dari kebencanaan dari BPBD Buleleng. Kemudian penyelamatan dan pertolongan pertama dari tim Basarnas Buleleng bersama PMI. Serta pelatihan memadamkan api yang diberikan langsung oleh Dinas Kebakaran Kabupaten Buleleng. Kata Ariadi, hingga saat ini pelatihan kebencanaan baru menyasar di SMP N 2 Singaraja saja. Ke depan, pihaknya akan mencari lagi sekolah yang ingin mengajukan sebagai SPAB.

Untuk diketahui, kategori sekolah agar bisa menjadi SPAB adalah yang lembaganya sudah ada manajemen kebencanaan yang langsung disahkan oleh kepala sekolah.  Kemudian, terdapat jalur evakuasi, titik kumpul, terdapat tempat pelatihan. Selanjutnya, program pelatihan seperti di SMPN 2 Singaraja.

Ariadi berharap, di SMPN 2 Singaraja tidak melakukan kegiatan pelatihan kebencanaan hanya pada saat ini saja. Dia berharap kegiatan seperti bisa diagendakan secara rutin dan juga tidak hanya di dalam sekolah saja, namun bisa langsung dilakukan di luar sekolah. "Paling tidak kegiatan seperti ini 3 bulan sekali. Nanti kami siap untuk melakukan pendampingan,"pungkasnya.*mz

Komentar