nusabali

Wayan Kusmiantha Dusak, Putra Bali yang Jabat Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM

  • www.nusabali.com-wayan-kusmiantha-dusak-putra-bali-yang-jabat-dirjen-pemasyarakatan-kemenkum-ham

Pernah 2 Bulan Jadi Wartawan Freelance, Tidur di Stasiun Kereta.Merantau ke Cibinong bermodalkan ijazah SMEA, Wayan Kusmiantha Dusak akhirnya bisa kuliah di Akademi Ilmu Pemasyarakatan.

Selanjutnya, Kusmiantha mengikuti kursus pemotretan dan jurnalistik secara gratis. Dari pembekalan gratis itu, Kusmiantha mencoba keberuntungan di dunia jurnalistikl. Dia akhirnya menjadi wartawan freelance di salah satu media cetak yakni Harian Merdeka di Jogjakarta. Dia lebih banyak mengekspose kasus pembunuhan. Saat itu, Kusmiantha lebih banyak tidur di stasiun kereta, karena tak cukup uang untuk kos di Jogjakarta. Makan juga seadanya dan sering dibantu teman. Maklumlah, tulisannya jarang dimuat karena harus bersaing dengan wartawan beat.

Hanya bertahan 2 bulan sebagai wartawan freelance di Jogjakarta, Kusmiantha putus-kan balik ke Jakarta dan tinggal lagi bersama kakak ketiganya. Kala itu, kakaknya yang berdinas sebagai tentara sudah dipindahkan dari Cibinong ke  Kompleks Konstrad di kawasan Tanah Kusir, Jakarta. 

Di Jakarta, Kusmiantha mulai aktif berorganisasi. Dia masuk Karang Taruna Tingkat RW. Bahkan, sempat dipercaya sebagai Wakil Ketua Karang Taruna RW 13. Kemudian, Kusmiantha masuk AMPI---organisasi sayap kepemudaan yang dibentuk Golkar. Lagi-lagi, Kusmiatha dipercaya menjadi pengurus AMPI Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dia juga aktif dalam Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Jakarta Selatan yang baru dibentuk kala itu. Dia dipercaya menjadi Kasi Humas FKPPI Jakarta Selatan.
Berkat aktivitasnya di berbagai organisasi, Kusmiantha kemudian memperoleh bea-siswa untuk kuliah di Akademi Angkutan Niaga. Kelak tugasnya adalah mengatur kargo di pelabuhan atau bandara. Namun, dia hanya tahan satu semester menempuh pendidikan di sana. Sebab, Kusmiantha mendapat informasi ada penerimaan di Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AIP). 

Kusmiantha pun mendaftar dan diterima kuliah di akademi berikatan dinas ini. Dia masuk tahun 1979 dan berhasil lulus pada 1982. "Kami berlima melamar ke AIP kala itu. Empat teman lagi adalah Indra Berangin-angin, Iskandar, Zulfikar, dan Bambang Rasyid. Dari kami berlima, hanya saya yang lulus AIP," kata ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Wahyuni ini.

Kuliah di AIP inilah yang kemudian menentukan arah hidup Wayan Kusmiantha Dusak, hingga akhirnya meraih jabatan tinggi sebagai Dirjen Pas Kemenkum HAM. Menurut Kusmiantha, dia lulus tahun 1982 bersama 62 orang lainnya. Mereka ini lulkusan angkatan 15. Mereka semua ditempatkan di LP Kelas 1 Tangerang untuk praktek, agar nantinya ready to use. Di LP Tangerang, Kusmiantha bertugas selama 9 tahun, sebelum mendapat promosi sebagai Kepala Seksi Binapi di Manado.

Kariernya terbilang moncer sejak dipromosikan menjadi Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkum HAM Jawa Timur tahun 1991. Dari situ, Kusmiantha Dusak lanjut jadi Kepala Rutan Jenepontoh (1998), Kepala LP Watampone (2003), Kabag Kepegawaian Ditjen PAS (2005), Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkum HAM Sulsel (2007), kembali jadi Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkum HAM Jatim (2009), lalu Kakanwil Kemenkum HAM Bengkulu (2011), Kakanwil Kemenkum HAM Jabar (2012), Kakanwil Kemenkum HAM Jatim (2014), hingga akhirnya promisi jadi Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM (sejak 10 Agustus 2015).

Komentar