nusabali

Bali Sukses Loloskan 3 Petinju ke Babak Final

Pesilat Seni 'Berguguran' di Final

  • www.nusabali.com-bali-sukses-loloskan-3-petinju-ke-babak-final

JAYAPURA, NusaBali
Kontingen Bali berpeluang sabet 3 medali emas dari cabang olahraga beladiri tinju dalam PON XX 2020 di Papua.

Ini setelah 3 petinju andalan Bali lolos ke babak final, masing-masing Julio Bria di kelas bantam (56 kg), Cakti Dwi Putra di kelas menengah (75 kg), dan Kornelis Kwangu Langu di kelas layang (49 kg). Julio Bria dan Cakti Dwi Putra memastikan tiket ke partai puncak, setelah sukses menyingkirkan lawan-lawannya dalam laga semifinal cabang tinju yang digelar di GOR Cendrawasih APO Jayapura, Papua, Senin (11/10). Julio Bria berhasil mengalahkan petinju andalan Jawa Barat, Simon Makerawe, dengan angka tipis 3-2. Sementara Cakti Dwi Putra kemarin sukses mengkandaskan petinju tuan rumah Papua, Josua Manulang, demngan angka mutlak 3-0.

Sedangkan Kornelis Kwangu Langu telah lebih dulu mengamankan tiket ke final, Minggu (10/10). Kala itu, Kornelis Kwangu Langu berhasil mengalahkan petinju andalan Riau, Robianto Pasaribu, dengan kemenangan RSC.

Dalam tarung babak final yang akan digelar di tempat yang sama, Rabu (13/10) besok, Kornelis Kwangu Langu akan menghadapi petinju andalan NTT, Mario Blasius Kali, untuk memperebutkan medali emas kelas layang. Sementara Julio Bria bakal menghadapi Yulius Frando Lumoly dari Maluku di final kelas bantam. Sebaliknya, Cakti Dwi Putra akan menaghadapi petinju Jawa Barat, Maikhel Roberrd Muskita, dalam perebutan medali emas kelas menengah.

Bali sendiri menerjunkan 6 petinju dalam pesta olahraga multievent nasional empat tahunan PON XX 2020 di Papua ini. Selain trio Julia Bria, Kornelis Kwangu, dan Cakti Dwi Putra, juga berlaga Krispinus Mariano Wonda di kelas layang ringan (46 kg), Yulianus Babu Eha di kelas ringan (60 kg), dan Jekri Riwu di kelas welter ringan (64 kg).

Seluruh 6 petunju andalan Bali yang diasuh pelatih Yulianus Leo Bunga ini berhasil tembus ke babak semifinal. Namun, 3 di antara mereka tumbang di semifinal, sehingga harus puas cuma kebagian medali petrunggu, yakni Krispinus Mariano Wonda, Yulisanu Babu Eha, dan Jekri Riwu. Krispinus Mariano Wonda dipecundangi Syartiel Arkilaus (Papua), Yulianus Babu Eha kalah dari Matias Mandiangan (DKI Jakarta), sementara Jekri Riwu kalah dari Farrad (Sulawesi Utara).

Dengan lolosnya 3 petunju ke babak final, Bali berpeluang meraih 3 medali emas di cabang beladiri terpopuler ini. Jika berhasil, ini jauh melampaui prestasi PON XIX 2016 di Jawa Barat, ketika cabang tinju hanya berhasil menyumbang 2 medali perak dan 1 peunggu bagi kontingen Bali. Satu dari 2 medali perak saat itu dipersembahkan Kornelis Kwangu Langu, ketika petunju nasional juara SEA Games 2015 ini kalah di final. Bali sudah cukup lama tidak meraih medali emas PON, sejak berlalunya era Pino Bahari-Nemo Bahari cs.

Pelatih tinju Bali, Yulianus Leo Bunga, sangat bersyukur 3 petinju andalannya berhasil lolos babak final final. Menurut Leo Bunga, petinju yang sejak awal diharapkan lolos ke final dan mertaih emas adalah Julio Bria dan Kornelis Kwangu Langu, keduanya sarat pengalaman dan berstatus petinju nasional.

Menurut Leo Bunga, calon lawan Julio Bria di final adalah Yulius Frando Lumoly dari Maluku. “Petinju Maluku itu dikenal mengandalkan kekuatan tangan kirinya. Julio Bria belum pernah bertemu dengannya. Maka, yang bisa diantisipasi adalah pukulan kidal lawannya,” terang Leo Bunga kepada NusaBali di Jayapura, Senin kemarin.

Selain Julio Bria dan Kornelis Kwangu Langu, kata Leo Bunga, Cakti Dwi Putra juga berpeluang meraih medali emas. Petinju kelas atas asal Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara ini akan menghadapi Maikhel Roberrd Muskita datri Jawa Barat di final. "Dari 3 petinju yang lolos ke final ini, kita targetkan minimal dapat 2 medali emas. Semoga saja terwujud," harap mantan petinju nasional juara ASEAN era awal 1980-an yang dibesarkan Sasana Cakti Bali ini.

Sementara, Cakti Dwi Putra mengakui calon lawannya di final kelas menengah nanti, Maikhel Roberrd Muskita, merupakan rivalnya saat seleksi nasional Pelatnas SEA Games 2017. Saat itu, Cakti Dwi Putra bahkan dua kali menderita kekalahan. Menurut Dwi Putra, calon lawannya itu dikenal tangguh. Namun, dia akan berusaha menga-lahkannya untuk sabet medali emas.

"Ini penampilan pertama saya di ajang PON, aura pertandingannya beda. Saya sudah paham betul gaya main rival terberat saya itu. Mudah-mudahan berhasil,” harap petinju berusia 22 tahun kelahiran Denpasar, 24 April 1999 ini.

Harapan senada juga disampaikan Kornelis Kwangu Langu, petinju favorit juara kelas layang yang amat diandalkan Bali. Kornelis bertekad mewujudkan medali emas PON XX 2020 Papua, sebagai ajang menebus utang kegagalan sebelumnya saat hanya kebagian medali perak dalam PON XIX 2016 di Jawa Barat.

"Tekad saya tetap memenangkan pertandingan untuk meraih medali emas," tegas petinju kelahiran 3 Agustus 1990 yang berpengalaman tiga kali SEA Games sumbang medali bagi kontingen Indonesia, yakni medali perak SERA Games 2013, medali emas SEA Games 2015, dan medali perak SEA Games 2019 ini.

Sementara itu, pesilat Bali berguguran dalam babak final kategori seni, Senin kemarin, Dari 5 partai final kategori seni yang diikuti pesilat Bali, tidak satu pun yang berhasil membuahkan medali emas. Hasilnya hanya meraih 1 medali perak dan 3 perunggu, setelah kalah bersaing dengan lawan-lawannya.

Satu-satunya medali perak dipersembahkan pasangan I Kadek Nyeneng Jaya Wiguna dan I Putu Anom Wiraguna di kategori seni ganda putra dengan nilai 563. Mereka diungguli pesilat andalan tuan rumah Papua, pasangan Suhardi dan Lutfi Ebyanto, yang sabet emas seni ganda putra dengan nilai 570.

Sedangkan 3 medali perunggu setelah diungguli lawan-lawannya dalam final kemarin, masing-masing dipersembahkan Ni Kadek Astini dati nomor seni tunggal putri, pasangan Ni Made Mega Sri Wahyuni dan Putu Cincin Cindra Dewi, dari seni ganda putri, dan trio I Kadek Adi Santosa, Made Ananta Pradnya, Putu Yudhi Surya Pratama dati nomor seni beregu putra. Sedangkan satu pesilat Bali lainnya yang tampil di babak final, I Kadek Pebrinata, gagal sabet medali setelah hanya mampu bertengger di posisi 4 nomor seni tunggal putra.

Dengan hasil ini, harapan Bali untuk sabet medali emas cabang primadona pencak silat tinggal bertumpu kepada pesilat nasional Komang Harik Adi Putra dan I Kadek Wahyu Rihatana Giri di kategori laga (pertarungan). Komang Harik Adi Putra yang notabene pemegang gelar juara dunia 2018, juara Asian Games 2018, dan juara SEA Games 2019, akan menghadapi pesilat andalah Jawa Barat, Paksi Ghifari, di babak final Kelas F (70-75 Kg) Putra, Selasa (12/10) ini. Sedangkan Kadek Wahyu Rihartana Giri akan berebut medali emas Kelas G (75-80 Kg) Putra menghadapi pesilat Jawa Barat lainnya, Igi Rangga. *dek

Komentar