nusabali

Hambat Ekspor, Kontainer Langka dan Ongkos Angkutan Diadukan ke Pusat

  • www.nusabali.com-hambat-ekspor-kontainer-langka-dan-ongkos-angkutan-diadukan-ke-pusat

DENPASAR, NusaBali
Biaya transportasi dan kelangkaan kontainer yang menghambat ekspor diadukan ke pusat. Harapannya, segera ada solusi.

Ongkos angkutan bisa ditekan, kelangkaan kontainer bisa diatasi. Dengan demikian kegiatan ekspor normal kembali. “Dua hari lalu (Rabu, 8/9), kami bersama-sama dengan asosiasi lainnya diundang secara daring oleh Kantor Staf Presiden (KSP),” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali I Ketut Darma Siaja, Jumat (10/9).

Dikatakan Darma Siaja, ongkos angkutan ekspor Bali menyusul pandemi Covid-19 naik antara 5-6 kali. Terutama angkutan ekspor dengan tujuan Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. “Misalnya, jika dulu Rp 2.500, sekarang menjadi Rp 15.000,” papar pengusaha handicraft asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, ini.

Tidak hanya ongkos angkut yang naik berlipat, kondisinya diperberat lagi dengan kelangkaan kontainer. Dua faktor itulah yang menghambat kinerja ekspor handicraft Bali. Akibatnya produksi handicraft handicraft menumpuk, karena banyak tak terkirim. Bukan saja pemasukan devisa yang berkurang, namun di tingkat bawah para perajin handicraft yang jumlahnya ribuan orang, jelas didera kesulitan ekonomi.

Perbaikan kondisi pandemi Covid-19, secara nasional dan juga di daerah, kata Darma Siaja, diharap menjadi momentum untuk membantu menurunkan ongkos angkutan dan mengatasi kelangkaan kontainer. “Tidak lagi di daerah, namun kendala ini sudah kami sampaikan ke pusat. Mudah-mudahan segera ada kebijakan dari pusat,” harapnya.

Apabila tidak, produk handicraft Bali akan semakin tidak kompetitif, karena beban biaya ongkos angkut. Sementara kelangkaan kontainer akan berimbas waktu pengiriman ke negara tujuan akan lebih lama. *k17

Komentar