nusabali

Sejumlah Warga di Seminyak Dapat Bantuan Sembako

  • www.nusabali.com-sejumlah-warga-di-seminyak-dapat-bantuan-sembako

MANGUPURA, NusaBali
Owner studio tato Hendric Shinigami Tatto, Hendric Shinigami, membagikan 120 paket sembako kepada Krama Banjar Taman, Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (25/9) siang.

Pembagian ratusan paket sembako tersebut dilakukan di studio tato miliknya di Jalan Mertanadi Nomor 12, Seminyak, Kuta, Badung bersama beberapa rekannya yang bekerja di studio tersebut. Hendrik mengaku akibat pandemi Covid-19 ekonomi saat ini berantakan. Semua orang kena imbas. Setidaknya penghasilannya berkurang. Sadisnya banyak yang kehilangan penghasilan karena kehilangan pekerjaan. “Saya tinggal di Jakarta. Studio tato di Bali ini adalah cabang dari Jakarta. Setiap kali ke Bali saya selalu bagi sembako. Hari ini (kemarin) kami bagikan 120 paket sembako,” kata Hendric.

Ratusan paket sembako itu dibagikan untuk warga di sekitar studio tatonya di Banjar Taman Mertanadi, Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung. Warga yang terima didata oleh pihak banjar setempat. “Saya memilih warga di sekitar studio saya, karena saya belum tahu kondisi di Bali. Makanya saya berbagi untuk warga di sekitar sini saja. Saya berbagi karena dulu saya pernah hidup serba susah. Saya mau tunjukkan kepada masyarakat bahwa orang bertato itu juga punya hati yang tulus,” kata Hendric lagi.

Hendric berprinsip dia ada di Banjar Taman Mertanadi untuk cari kerja. Dia berusaha untuk berkontribusi terhadap krama banjar setempat. “Tak jarang orang mengatakan orang bertato itu jelek, preman, dan hal buruk lainnya. Saya mau tunjukan bahwa tato itu seni. Kami orang bertato masih punya rasa empati,” tandasnya.

Kegiatan sosial tersebut disambut baik krama banjar setempat. Seorang warga mengaku bernama Gede Sunarta menyampaikan terima kasih banyak atas niat tulus dari Hendric. Dia mengatakan sebagian besar krama di banjarnya bekerja di bidang pariwisata. Sejak pandemi Covid-19 melanda sebagian besar kehilangan penghasilan atau penghasilan menurun.

“Hampir dua tahun kami serba sulit. Saya berharap banyak orang seperti pak Hendric. Ini pelajaran buat kami, siapa tahu Tuhan berkehendak nanti kami punya uang lebih untuk tidak melupakan saudara-saudara yang mengalami kesusahan,” katanya. *pol

Komentar