nusabali

Dua Hari Melandai, Kasus Aktif Covid-19 di Bali Tinggal 9,26%

Tracing dan Testing Digencarkan

  • www.nusabali.com-dua-hari-melandai-kasus-aktif-covid-19-di-bali-tinggal-926

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali menunjukkan trend melandai, hingga kasus aktif turun jadi 9.458 orang atau 9,26 persen dari total 102.140 kasus positif. Per 22 Agustus 2021, di Bali muncul 583 kasus baru Covid-19, bersamaan dengan 1.055 pasien sembuh dan 52 pasien meninggal.

Inilah angka kasus harian Covid-19 terendah di Bali selama hampir 1,5 bulan terakhir. Kasus terendah sebelumnya terjadi 11 Juli 2021 lalu, ketika di Bali muncul 361 kasus baru, bersamaan dengan 298 pasien sembuh dan 9 pasien meninggal. Setelah itu, kasus harian melonjak tajam, bahkan sempat lama mencapai rata-rata di atas angka 1.000. Kasus baru melandai 21 Agustus 2020, saat muncul 849 kasus, bersamaan dengan 1.097 pasien sembuh dan 57 pasien meninggal. Per Minggu (22/8), kasus baru turun lagi menjadi 583 kasus atau berkurang sekitar 266 orang dibanding sehari sebelumnya.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 583 kasus baru per Minggu kemarin, 2 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 112 orang pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), dan sisanya 469 orang merupakan transmisi lokal. Khusus untuk PLLN, masing-masing 1 orang di Denpasar dan 1 orang di Karangasem. Sedangkan dari 112 orang PPDN, 40 orang di antaranya berada di Kota Denpasar dan 20 orang di Kabupaten Badung.

Tambahan kasus Covid-19 per Minggu kemarin terbanyak muncul di Denpasar mencapai 159 kasus baru, disusul Gianyar (dengan 96 kasus baru), Badung (81 kasus baru), Jembrana (59 kasus baru), Karangasem (41 kasus baru), Klungkung (31 kasus baru), Bangli (28 kasus baru), dan Buleleng (24 kasus baru), selain juga tambahan 4 kasus baru dari luar darerah Bali.

Dengan tambahan 583 kasus baru kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali sejak awal pandemi Maret 2020 hingga kini mencapai 102.140 orang. Dari jumlah itu, 736 orang atau 0,72 persen di antaranya merupakan PPLN, 12.439 orang atau 12,18 per-sen PPDN, dan 88.965 orang atau 87,10 persen merupakan transmisi lokal.

Jumlah kasus terbanyak masih berada di Denpasar mencapai 34.414 kasus, disusul Ba-dung (18.437 kasus), Tabanan (10.238 kasus), Gianyar (9.996 kasus), Buleleng (9.625 kasus), Jembrana (5.378 kasus), Bangli (4.356 kasus), Karangasem (3.634 asus), dan Klungkung paling steril (3.559 kasus). Selain itu, juga ada 2.198 kasus dari luar daerah Bali dan 305 kasus dari WNA.

Hingga Minggu kemarin, jumlah kasus aktif (pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit dan tempat karantina serta isolasi mandiri) di Bali mencapai 9.458 orang atau 9,26 persen dari total 102.140 kasus positif. Ini turun drastis sekitar 524 orang atau 0,57 persen dibanding sehari sebelumnya.

Kasus aktif terbanyak saat ini masih berada di Denpasar mencapai 2.809 orang, disusul Badung (1.680 orang), Tabanan (1.243 orang), Gianyar (954 orang), Buleleng (690 orang), Bangli (576 orang), Karangasem (522 orang), Jembrana (471 orang), dan Klung-kung (423 orang). Selain itu, ada 80 pasien dari luar daerah Bali yang masih dalam perawatan.

Yang menggembirakan, pada hari yang sama Minggu kemarin, di Bali terdapat 1.055 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Dari 1.055 pasien sembuh itu, terbanyak berada di Denpasar mencapai 412 orang, disusul Badung (174 pasien sembuh), Gianyar (117 pasien sembuh), Buleleng (76 pasien sembuh), Tabanan (75 pasien sembuh), Jembrana (70 pasien sembuh), Klungkung (54 pasien sembuh), Bangli (43 pasien sembuh), dan Karangasem (28 pasien sembuh), selain juga dari luar daerah Bali (3 pasien sembuh).

Walhasil, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini me-ncapai 89.567 orang. Tingkat kesembuhan Covid-19 di Bali pun terus merangkak jadi 87,69 persen dari total 102.140 kasus positif atau naik tajam sekitar 0,53 persen dibanding sehari sebelumnya. Hanya saja, ini masih jauh dari rekor angka sembuhan tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 yang mencapai hampir 96,00 persen.

Sayangnya, angka kematian pasien Covid-19 di Bali masih tetap tinggi. Jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia hingga saat ini tembus 3.115 orang atau 3,05 persen dari total 102.140 kasus positif. Ini setelah per Jumat kemarin kembali terda-pat 52 pasien meninggal dunia.

Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, dari 52 pasien meninggal kemarin, terbanyak berada di Denpasar mencapai 15 orang. Disusul kemudian di Tabanan dengan 9 pasien meninggal, di Gianyar (7 pasien meninggal), di Buleleng (6 pasien meninggal), di Badung (5 pasien meninggal), di Bangli (4 pasien meninggal), di Karangasem (4 pasien meninggal), dan di Klungkung (2 pasien meninggal).

Perlu dicatat, dari total 3.115 pasien meninggal selama hampir 1,5 tahun pandemi Covid-19, terbanyak berada di Denpasar mencapai 747 orang, disusul di Badung (506 orang), Tabanan (447 orang), Buleleng (429 orang), Karangasem (247 orang), Gianyar (215 orang), Bangli (182 orang), Jembrana (178 orang), dan Klungkung 127 orang), selain juga dari luar daerah Bali (30 orang), dan WNA (6 orang).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan penurunan drastis kasus Covid-19 dua hari berturut-turut terjadi karena gencarnya tracing dan testing. Namun, tetap harus ada kewaspadaan terjadinya lonjakan lagi setelah kasus melandai, dengan cara disiplin laksanakan protokol kesehatan (Prokes).

"Sekarang kami gencarkan tracing dan testing. Pengejaran terhadap kontak erat kita maksimalkan, sampai kontak terakhir. Kita belum berani mengatakan penurunan angka positif ini dalam level aman. Angka kasus Covid-19 di Bali sekarang masih tergolong tinggi," ujar Suarjaya kepada NusaBali di Denpasar, Minggu kemarin.

Suarjaya menyebutkan, dalam sehari pihaknya bisa melakukan tracing dan testing sampai 4.000 orang kontak erat. Sebenarnya, jumlah tersebut masih rendah dari yang ditetapkan pemerntah pusat, yakni sekitar 8.400 orang per hari. Tetapi, tracing dan testing kontak erat 4.000 per hari ini sudah maksimal.

“Karena dengan segala keterbatasan yang ada, kita mampu tracing dan testing mencapai 4.000 per hari. Jadi, penurunan kasus Covid-19 ini astungkara terus terjadi ke depan. Kita masih gencar kok tracing dan testing. Karena semakin dikejar kan semakin besar peluang ditemukan kasus baru. Kita terus tangani dan putus mata rantainya," terang birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Suarjaya mengingatkan ke depan tetap harus diwaspadai penularan virus varian Delta di Bali, yang penularannya sangat cepat. "Besok kita kan nggak tahu. Kalau yang sudah ditracing dan ditesting disiplin, keluarganya aman-aman saja. Kalau taat Prokes kan penularan tidak terjadi. Kalau tidak taat, nah ini yang berbahaya," kata Suarjaya.

Menurut Suarjaya, naik turun kasus Covid-19 di Bali tergantung pengembangan kasusnya, terutama yang isolasi mandiri (Isoman) di rumah dirujuk ke isolasi terpusat (Isoter). Kemudian, satu positif Covid-19 ditemukan, dikejar sampai tuntas dan ditangani dengan maksimal.

Disinggung soal kasus pasien meninggal dunia yang masih tinggi di Bali, menurut Suarjaya, karena yang bersangkutan bergejala berat, ada penyakit penyerta, dan belum divaksin. Suarjaya menegaskan, pasien yang meninggal dunia itu 90 persen karena belum divaksin, selain memang ada yang bergejala berat lantaran penyakit penyerta.

“Banyak pasien yang isolasi mandiri di rumah, kemudian setelah bergejala berat baru ke rumah sakit. Kalau mau Isoter sejak awal, kan dapat penanganan yang baik," katanya. *nat,nar

Komentar