nusabali

Buleleng Dekatkan Pelayanan ODHA

  • www.nusabali.com-buleleng-dekatkan-pelayanan-odha

SINGARAJA, NusaBali
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini tak mesti datang ke rumah sakit di pusat kota, untuk mendapatkan layanan kesehatan dan mengambil obat.

Pelayanan Voluntary Counselling dan Testing (VCT) dan pemeriksaan kesehatan ODHA di Kabupaten Buleleng semakin didekatkan. Hampir seluruh Puskesmas yang ada di sembilan kecamatan di Buleleng, dapat melayani pemeriksaan kesehatan dan pengambilan obat ARV (Antiretroviral Virus). Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutjidra, Kamis (19/8) kemarin.

Dia yang ditemui usai pembagian paket beras kepada ODHA secara simbolis di tiga tempat mengatakan, untuk mendapatkan ARV tidak harus ke rumah sakit. “Ini untuk memudahkan ODHA mendapatkan obat ARV, saat ini sudah bisa diambil di Puskesmas-Puskesmas,” jelas Sutjidra.

Menurut Sutjidra yang juga Wakil Bupati Buleleng ini, data KPA Buleleng, jumlah kasus HIV/AIDS kumulatif terhitung sejak tahun 1980 sampai saat ini sebanyak 2.400 orang. Namun kasus aktifnya tersisa 1.883 orang.  “Ini yang kita perhatikan sekarang. Kualitas hidup mereka, penanganan kesehataan dan obatnya semua,” imbuh pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Pemerintah juga telah memberikan program pemberdayaan kepada ODHA. Salah satunya dengan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Puluhan ODHA membentuk kelompok dan diberikan program pelatihan hingga modal usaha. Mulai dari usaha perdagangan, bengkel hingga usaha ternak. Sehingga mereka dapat bertahan dan melanjutkan kehidupan dengan mandiri. Pemberdayaan ODHA juga disebutnya untuk menstimulan mereka yang terinveksi, tetap berkegiatan dan berbaur dengan lingkungan di sekitarnya.

Sutjidra pun mengaku telah mengimbau kepada aparat desa dinas dan desa adat untuk tidak melakukan pengecualian kepada ODHA. “Mereka ini agar diterima seperti masyarakat lainnya, sehingga stigma negatif pada ODHA bisa dihapuskan. Jangan takut dengan oranganya tapi takutlah dengan penyakitnya,” pesan Sutjidra.

Sementara itu Ketua Yayasan Citra Usada Indonesia (YCUI) Buleleng Made Wibawa dikonfirmasi terpisah, dalam mendampingi ODHA mengupayakan mereka tetap semangat melanjutkan hidup. Salah satu caranya, memastikan ODHA melakukan terapi dan patuh mengkonsumsi ARV.

Menurut Made Wibawa yang akrab disapa Ricko, konsumsi ARV seumur hidup kadang memicu kebosanan dan rasa putus asa. Sehingga tak sedikit ODHA yang putus obat dengan berbagai alasan. Mulai karena merasa kondisi membaik, hamil, prahara rumah tangga hingga tak punya uang untuk datang ke RS mengambil obat. “Banyak yang loss control, setelah melakukan kepatuhan dua tahun dan putus obat sepihak. Kejadian seperti ini yang memerlukan pendampingan dan motivasi ulang,” jelas Ricko.*k23

Komentar