nusabali

Jembrana Siapkan Isolasi Terpusat Berbasis Desa

Tiap Desa Siapkan 5 Tempat Isoter dengan Kapasitas 10 Bed

  • www.nusabali.com-jembrana-siapkan-isolasi-terpusat-berbasis-desa

Sebagian dari 801 kasus aktif di Jembrana kini isolasi terpusat di Hotel Jimbarwana, Hotel Hapel, Asrama Sekolah MAN 1, Asrama Sekolah MAN 2, Asrama Sekolah MTsN 3

NEGARA, NusaBali

Ledakan kasus Covid-19 yang terjang Kabupaten Jembrana dalam dua bulan terakhir, memaksa pemerintah setempat harus menyiapkan tempat untuk isolasi terpusat. Pemkab Jembrana siapkan isolasi terpusat (Isoter) berbasis desa, di mana setiap desa/kelurahan wajib siapkan 5 tempat Isoter masing-masing berkapasitas 10 bed.

Terkait kebijakan ini, Bupati I Nengah Tamba bersama Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana secara khusus terjun ke 5 desa di wilayah Kecamatan Negara, Rabu (11/8), untuk memantau langsung persiapan tempat Isoter bagi pasien Corona kategori orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) di tiap desa/kelurahan. Lima (5 desa) yang dipantai kemarin, masing-masing Desa Tegal Badeng Timur, Desa Tegal Badeng Barat, Desa Baluk, Desa Banyubiru, dan Desa Berangbang.

Dari lima desa yang dipantau Bupati Nengah Tamba tersebut, sebagian besar sudah menyiapkan tempat Isoter bagi OTG-GR dengan menggunakan fasilitas pondok wisata. Hanya satu desa, yakni Desa Berangbang, yang menyiapkan tempat Isoter dengan memanfaatkan ruang kelas sekolah SD dan rumah toko (Ruko) milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat.

Bupati Tamba mengatakan, tempat Isoter berbasis desa/kelurahan bagi OTG-GR disiapkan untuk membatasi penyebaran virus Covid-19. Tempat Isoter di masing-masing desa se-Jembrana ini juga menjadi alternatif, selain tempat Isoter yang sebelumnya telah disiapkan Pemkab Jembrana di beberapa hotel, sekolah, dan fasilitas kesehatan.

Secara umum, kata Bupati Tamba, tempat Isoter yang disiapkan di masing-masing desa ini sudah siap difungsikan. Hanya saja, ada yang juga di sejumlah desa yang masih harus ditambah beberapa kelengkapan untuk sekat maupun tempat tidur para OTG-GR, terutama tempat Isoter yang memakai fasilitas sekolah. Nantinya, hal ini segera akan dilengkapi.

“Ini (Isoter OTG-GR) tujuan utamanya untuk membatasi penyebaran virus Covid 19. Sepertinya Isoter berbasis desa/kelurahan ini memang lebih efektif dan mungkin bisa dipakai untuk seluruh negeri,” jelas Bupati Tamba.

Menurut Bupati Tamba, Isoter berbasis desa juga sangat cocok diterapkan di kabupaten/kota yang tidak mempunyai fasilitas seperti hotel-hotel besar dengan jumlah kamar yang banyak. “Yang penting kita berharap fasilitas isolasi terpusat ini layak dan mendukung kesembuhan pasien. Secara psikis, mereka yang diisolasi akan merasa tenang, karena ditempatkan di desa-nya sendiri,” tandas Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.

Selama ini, lanjut Tamba, keluhan yang sering muncul ketika OTG-GR harus menjalani isolasi adalah soal psikis. Ada rasa tidak nyaman ketika mereka harus diisolasi di luar desanya. “Nah, cara ini (Isoter berbasis desa) efektif mengatasi persoalan tersebut. Mereka tetap ada di desanya sendiri, sehingga psikisnya tidak akan terganggu. Pasti lebih tenang-lah,” terang Bupati mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019 dari Fraksi Demokrat ini.

Sementara, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Jembrana, dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, mengatakan masing-masing desa/kelurahan di Gumi Makepung ditargetkan minimal menyiapkan 5 tempat Isoter dengan kapasitas masing-masing 10 bed (tempat tidur). Pertimbangannya, berdasar data di Kabuoaten Jembrana, masing-masing desa biasanya paling banyak ada 10 orang yang harus diisolasi karena terkonfirmasi Covid-19.

"Jadi, masing-masing Isoter ini rata-rata bisa menampung 10 orang. Nah, per desa kita harapkan agar siapkan 5 tempat isolasi terpusat. Hal ini tentu akan sangat membantu kesembuhan dan sekaligus memutus penyebaran virus Covid-19,” tandas Oka Parwata.

Jembrana sendiri termasuk salah satu daerah di Bali yang cukup parah diterjang Covid-19 dalam 2 bulan terakhir. Bahkan, dalam 2 pekan terakhir, kasus harian di Jembrana rata-rata kisaran 80 orang. Per Rabu kemarin, misalnya, di Jembrana muncul 80 kasus baru, bersamaan dengan 115 pasien sembuh dan 3 pasien meninggal. Dari 80 kasus baru kemarin, 5 orang di antaranya dengan riwayat perjalanan dalam negeri dan 75 orang lagi transmisi lokal.

Secara keseluruhan, jumlah kumulatif positif Covid-19 di Jembrana sejak awal pendemi Maret 2020 lalu hingga kini mencapai 4.686 kasus. Dari jumlah itu, 3.739 orang di antaranya sudah berhasil sembuh, 146 orang meninggal dunia, dan 801 orang masih dalam perawatan (kasus aktif).

Dari 801 kasus aktif ini, sebagian dirawat di RSUD Negara (terisi 62 dari kapasitas 88 bed), di RS BaliMed Negara (terisi 23 dari kapasitas 41 bed), di RS Puri Bunda Negara (terisi 12 dari kapasitas 24 bed), Puskesmas I Pekutatan (terisi penuh 10 bed), Puskesmas II Negara (terisi 8 bed), di Puskesmas I Mendoyo (terisi 6 bed), dan di Puskesmas II Melaya (terisi 3 bed). Mereka ini pasien Covid-19 gejala sedang hingga berat.

Sebagian lagi untuk pasien OTG-GR menjalani isolasi terpusat di Hotel Jimbarwana Negara (terisi 32 dari kapasitas 36 bed), di Hotel Hapel (terisi 25 dari kapasitas 30 bed), di Asrama Sekolah MAN 1 Jembrana (terisi 40 dari kapasitas 50 bed), di Asrama Sekolah MAN 2 Jembrana (terisi 21 dari kapasitas 30 bed), dan Asrama Sekolah MTsN 3 Jembrana (terisi 20 dari kapasitas 31 bed). Sedangkan di Asrama Koranmil I dan Asrama Koranmil II yang masing-masing berkapasitas 5 bed, hingga saat ini belum terisi.

Selebihnya, sebagian besar OTG-GR di Jembrana menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Yang isolasi mandiri inilah berisiko terjadikan penularan Covid-19 klaster keluarga, karena menyangkut disiplin protokol kesehatan dan pengawsasan. *ode

Komentar