nusabali

Korban Tulis Surat Minta Dikubur Tanpa Banten

  • www.nusabali.com-korban-tulis-surat-minta-dikubur-tanpa-banten

Korban Made Semara Dana ditemukan tewas menggantung di pohon Kakao kawasan Banjar Banjar Cantel, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya

Tewas Gantung Diri di Pohon Kakao Usai Bertengkar dengan Istri

TABANAN, NusaBali
Seorang warga Banjar Cantel, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, I Made Semara Dana, 35, ditemukan tewas gantung diri, Jumat (27/5) pagi, setelah sempat cekcok dengan sang istri. Sebelum nekat upahpati (bunuh diri), korban masih sempat menulis surat untuk istrinya, Ni Putu Talmiasih, 35. salah satu suratnya, berisi pesan agar dirinya dikubur tanpa sarana banten.

Korban Made Semara Dana ditemukan tewas menggantung di kebun Kakao kawasan Banjar Cantel, Desa Mundeh Kangin, Jumat pagi sekitar pukul; 08.00 Wita. Korban yang kesehariannya bekerja sebagai petani menjerat leher dengan tali plastik yang dikaitkan ke pohon Kakao setinggi 2,5 meter. Korban yang menggantung di pohon Kakau ditemukan oleh pihak, yang sengaja melakukan pencarian.

Informasi di lapangan, terungkapnya kematian tragis petini berusia 35 tahun ini semua berawal dari kecurigaan pihak keluarga atas gelagat aneh korban Semara Dana. Konon, korban Semara Dana sempat titip pesan kepada iparnya, Ni Komang Sintayani, Kamis (26/5) sore. Dalam pesannya itu, korban meminta agar istrinya, Putu Talmiasih, pulang ke rumah asalnya di Desa Galiukir, Kecamatan Pupuan, Tabanan.

Sang ipar pun curiga kalau korban Semara Dana dan istrinya, Putu Talmiasih, sempat ribut. “Waktu menyampaikan pesan sore itu, dia (korban Semara Dana) bilang mau tengok keluarga yang sakit di Kota Tabanan,” ungkap Komang Sintayani dalam keterangannya kepada polisi.

Menurut Sintayani, kala itu dirinya tidak begitu menanggapi pesan iparnya tersebut, karena cekcok rumah tangga lumrah terjadi. Nah, sehati kemudian, Jumat pagi sekitar pukul 08.00 Wita, istri korban, Putu Talmiasih, menemukan tas suaminya disembunyikan di tumpukan baju cucian di dalam kamar. Tas itu ditemukan saat perempuan berusia 35 tahun ini saat bersih-bersih.

Bukan hanya tas suaminya yang ditemukan pagi itu, tapi Talmiasih juga menemukan sepucuk surat tulis tangan dari suaminya. “Tebus jep HP cange sud I Mekel, bang I Anggi (Tolong tebus HP saya di tempat Mekel, lalu berikan kepada Anggi, Red),” bunyi pesan dalam surat tersebut.

Bagi Talmiasih, adanya surat seperti ini merupakan kejanggalan. Karena curiga terjadi sesuatu pada suaminya, Talmiasih pun melaporkan masalah surat aneh ini kepada kedua mertua dan iparnya. Dari situ, pihak keluarga kemudian berupaya mencari korban Semara Dana.

Akhirnya, korban Semara Dana ditemukan tewas menggantung di kebun Coklat yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Setelah dicek, korban Semara Dana sudah kaku tak bernyawa. Selanjutnya, adik kandung korban, I Nyoman Mertayasa, 30, melapor ke Kelian Dinas Banjar Cantel dan dilanjutkan laporan ke polisi.

Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Selemadeg Barat pun langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi, selain memeriksa kondisi jasad korban Semara Dana. Berdasarkan pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Kesimpulannya, korban Semara Dana murni tewas ulahpati dengan cara gantung diri. Indikasinya, lidah dalam kondisi menjulur, sementara dari alat vital keluar air mani.

Yang mengejutkan, saat dilakukan TKP, petugas kepolisian kembali menemukan secarik kertas yang ditaruh korban Semara Dana di bekas kandang kambing sebelum ulahpati. Isi pesan dalam surat kedua ini juga agak aneh, karena salahs atunya korban minta agar dirinya dimakamkan tanpa sarana banten, melainkan dikubur begitu saja layaknya bangkai anjing.

“Jani pengidih cang tebesik, ngidih olas isinin nyen cang kude keken. De gaenange banten, kenken je nanem cicing pang keto cang. Ampura uliang cang kumuh keweh nak dini, suksma (Sekarang saya punya satu permintaan, tolong penuhi permohonan ini. Jangan saya dibuatkan banten, kuburlah saya seperti menguburkan bangkai anjing. Maaf, saya selalu menyusahkan di sini. Terima kasih, Red),” bunyi surat tersebut. 

Sementara itu, Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Bayu Parwata, menyatakan poihaknya sudah meminta keterangan saksi-saksi, terutama dari poihak keluarga korban, terkait aksi bunuh diri Made Semara Dana di kebun Kakao. “Diduga kuat, korban sempat cekcok dengan istri terkait masalah keuangan,” ungkap Kapolsek Bayu Parwata saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin. 7 k21

Komentar