nusabali

Jelang Galungan dan Kuningan, Harga Jeruk Justru Stagnan

  • www.nusabali.com-jelang-galungan-dan-kuningan-harga-jeruk-justru-stagnan

Jelang Hari Raya Galungan pada Buda Kliwon Dunggulan, Rabu (7/9), harga jeruk Kintamani justru stagnan.

BANGLI, NusaBali

Memang ada kenaikan, namun kenaikan tersebut tidak drastis. “Tidak seperti Galungan lalu,” ujar I Ketut Sandia, petani jeruk asal Kintamani, Senin (29/8). Pada Galungan (Februari 2016) lalu, harga jeruk sampai tembus Rp 8.000 per kilogram untuk jenis jeruk siam. Namun sekarang ini, harga per kilogram Rp 5.500, naik dari harga sebelumnya Rp 4.000 per kg. Sedang untuk jenis jeruk slayer, harganya dari Rp 2.000 per kg jadi Rp 3.000 per kg.

Sadia menduga, perekonomian yang lesu menyebabkan harga jeruk ikut terpuruk. Padahal, kata Sadia semestinya harga jeruk meroket. Alasannya stok jeruk tidak banyak, setelah banyak rontok akibat pangaruh cuaca ekstrem. Terus pasokan jeruk dari luar juga relatif sedikit.

Mengenai kemungkinan faktor selera masyarakat, memilih jenis buah sebagai pengganti jeruk, ditampik petani sebagai penyebab harga jeruk stagnan. “Tidak, tidak karena ada jenis buah lain,” kata petani lainnya.

Selain itu, petani menduga ada buah jeruk dari daerah lain di Bali, yang diklaim sebagai jeruk Kintamani, turut mengakibatkan harga jeruk Kintamani stagnan. “Mungkin rasa dan kualitas rendah, sehingga jeruk Kintamani yang kena imbasnya,” kata Sandia.

Stagnannya harga jeruk dibenarkan Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Perhutanan (P3) Kabupaten Bangli I Wayan Tagel Sujana. Dikatakannya, ada beberapa penyebab yang dia perkirakan menjadi pemicu harga jeruk tak beranjak. Salah satunya panen jeruk di luar Bali, yakni di Jawa Timur dan Garut (Jabar). Yang kedua faktor cuaca. Cuaca ekstrem dengan kelembaban yang tinggi mengakibatkan buah jeruk menjadi bercak-bercak. Kondisi ini, kata Tagel Sujana, juga mempengaruhi pasaran. “Panas pada siang hari dan kemudian sayong (kabut) jadi penyebab bercak-bercak,”  ucap Tagel Sujana. Dia berharap cuaca normal kembali, sehingga kondisi tanaman jeruk petani normal. Untuk diketahui luas tanaman jeruk di Bangli tidak kurang dari 5 000 hektare, sebagian besar memang di Kecamatan Kintamani. * k17

Komentar