nusabali

Sempat Bilang Tak Bisa Lagi Belikan Adiknya Oleh-oleh

  • www.nusabali.com-sempat-bilang-tak-bisa-lagi-belikan-adiknya-oleh-oleh

Di Balik Kematian Edy Putra Juliawan yang Terseret Arus

BANGLI, NusaBali

Jenazah I Putu Edy Putra Juliawan, korban tewas terseret arus Pantai Tegal Wangi, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, rencananya diupacarai makingsan di geni pada Sukra Umanis Langkir, Jumat (17/11) hari ini. Sebelum meninggal, korban bersama keluarga sempat sembahyang di Pura Taman Pule kawitan Bendesa Manik Mas, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Dalam perjalanan pulang, korban yang biasanya ceria berubah menjadi pendiam. Saat itu, korban bilang tak bisa lagi belikan o adik bungsunya oleh-oleh.

Ayah korban, I Ketut Yana, 43, mengatakan, Putu Edy Putra Juliawan merupakan sulung dari tiga saudara. Putu Edy sangat menyayangi kedua adiknya, I Kadek Eri Putra Sugihartawan, 16, dan Ni Komang Evi Rianidewi, 5. Korban merupakan mahasiswa semester III Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana, kos di seputaran Goa Gong, Desa Pakraman Jimbaran, Badung. Biasanya dia pulang setiap hari Jumat atau Sabtu dan kembali ke Jimbaran pada Minggu sore. “Setiap pulang dia selalu bawa oleh-oleh untuk adik bungsunya,” kenang Yana saat ditemui di rumah duka, Banjar Nyawah, Desa Selulung, Kecamatan Kintamani, Bangli, Kamis (16/11).

Sebelum kejadian naas menimpa Putu Edy, pada Redite Umanis Langkir, Minggu (12/11) lalu, Putu Edy bersama keluarga sempat sembahyang di Pura Taman Pule kawitan Bendesa Manik Mas, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar. Sepulang dari sembahyang bersama, Yana yang Kepala SDN Selulung ini melihat hal yang berbeda pada anak sulungnya. Putu Edy yang selalu ceria, tiba-tiba jadi pendiam. “Biasanya jika bepergian, dia pasti bercanda dengan adik-adiknya, tapi hari itu berbeda. Dia memilih tidur di dalam mobil dan lebih banyak bengong,” tuturnya.

Setelah sembahyang, Putu Edy bicara pada adik bungsunya. “Mang Evi jani meli gagapan, kayang ne bli mulih be sing nyidang meliang gagapan. (Mang Evi sekarang beli oleh-oleh, nanti kalau kakak pulang, sudah tidak bisa belikan oleh-oleh lagi),” ungkap Yana menirukan ucapan korban. Apa yang diungkapkan Putu Edy saat itu tidak terlalu direspon. Sesampai di rumah, Putu Edy tidur dan minta dibangunkan sore harinya karena akan berangkat ke Denpasar. “Saya diminta membangunkannya, tapi sampai tiga kali saya bangunkan. Pada saat dibangunkan yang ketiga kalinya, anak saya meminta saya untuk merapikan pakaian dan laptop yang akan dibawa ke Denpasar. Tumben anak saya meminta seperti itu, biasanya dia merapikan barangnya sendiri,” kenangnya.

Tidak hanya itu, karena hujan Putu Edy meminta mantel pada ayahnya. Dan sempat berkata bahwa Ia tidak bisa membawa mantel tersebut pulang. “Saya suruh titipkan mantel di kos adiknya di Bangli karena adiknya sekolah di SMAN 1 Bangli,” ungkapnya. Yana mengaku tidak tahu apa yang dilakukan maupun diucapkan anak sulungnya adalah sebuah firasat atau bukan. Dikatakan, Putu Edy memiliki cita-cita bekerja di luar negeri untuk mencari pengalaman dan membantu menyekolahkan adik-adiknya. “Bahkan dia ingin adik perempuannya jadi dokter,” kata Yana dengan mata berkaca-kaca.

Sebelumnya, dua mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Unud, I Gede Agus Aditya Putra, 19, dan I Putu Edy Putra Juliawan, 19, tewas terseret arus saat mandi di Pantai Tegal Wangi, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Selasa (14/11) petang. Jenazah korban Gede Agus Aditya Putra ditemukan sekitar 3,5 jam pasca tenggelam, sementara jasad Putu Edy Putra Juliawan baru ditemukan hampir 12 jam pasca kejadian. Musibah tewasnya dua mahasiswa Teknik Elektro ini berawal ketika mereka jalan-jalan ke Pantai Tegal Wangi, Jimbaran bersama 5 rekannya, Selasa petang sekitar pukul 18.00 Wita. *e

Komentar