nusabali

Baru Siuman, Pasien di RS Alami Pelecehan

  • www.nusabali.com-baru-siuman-pasien-di-rs-alami-pelecehan

Alami trauma, ibu korban laporkan masalah ini ke kepolisian

BANDA ACEH, NusaBali
Gadis berusia 17 tahun mengalami trauma setelah diduga menjadi korban pelecehan seksual di Rumah Sakit (RS). Korban sudah diperiksa psikolog dan dinyatakan mengalami gejala gangguan dan trauma ketakutan berlebihan.
 
"Anak saya sekarang trauma. Dia tidak mau jauh-jauh dari saya. Sekarang lihat rumah sakit saja dia takut," kata ibunda korban, RY (34) kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu (14/10).
 
Surat keterangan psikolog dikeluarkan pada 11 Oktober oleh psikolog di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Aceh bernama Lely Safrina, S.Psi, M.sc, Psikolog. Dalam surat tersebut dinyatakan, korban berusia 17 mengalami gejala ketakutan berlebihan karena telah mengalami kejadian trauma kronis.
 
Menurut psikolog, peristiwa yang dialami pasien biasanya akan memberikan dampak tertentu pada kepribadian, identitas diri, memori, perubahan mood dan juga emosi. Pasien diharapkan mendapatkan terapi psikologis jangka panjang untuk mengatasi dampak yang dialaminya.
 
Awalnya, gadis itu menjalani operasi di bagian telinga di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Usai operasi, korban dibawa ke ruang tunggu sebelum diboyong ke kamar perawatan. Kondisinya sudah setengah sadar. Saat itulah, pelaku yang mengenakan baju hijau dan bermasker masuk.
 
"Anak saya cerita, dia dilecehkan. Menurutnya pelaku masuk dan pura-pura memperbaiki selang oksigen dan kemudian langsung melecehkan," kata ibu kandung korban, RY (34) kepada wartawan dalam konferensi pers di Banda Aceh, Jumat (14/10/2017).
 
Aksi bejat itu dilakukan pelaku berinisial SR (20) sebanyak dua kali. SR bekerja sebagai Cleaning Service (CS). Usai melecehkan korban pada kali pertama, pelaku sempat keluar dari ruangan tersebut. Tak lama berselang, dia masuk lagi dan kembali melecehkan korban secara seksual untuk kedua kalinya. Pelaku kabur ketika korban batuk.
 
"Anak saya cerita dia waktu itu mau melawan namun karena pengaruh obat biusnya belum hilang dia tidak ada tenaga sama sekali," ungkap ibu korban.
 
Usai mengetahui anaknya dilecehkan, ibu korban memberitahu peristiwa yang dialami anaknya kepada perawat, dan Satpam. Setelah itu, dia juga berusaha menemui direktur RSUZA. Peristiwa pelecehan itu terjadi pada 5 Oktober lalu usai korban menjalani operasi sekitar pukul 14.00 WIB.
 
Pihak keluarga korban sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian dengan nomor laporan LP/117/X/2017/SPKT. Laporan dibuat pada 09 Oktober. Dalam surat laporan tertulis, laporan itu dibuat ibu kandung korban tentang pelecehan seksual.
 
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Goenawan, membenarkan kasus tersebut. Menurutnya, polisi masih menyelidiki kasus ini. "Iya, masih diperiksa," kata Goenawan saat dikonfimasi detik.
 
Pemerintah Aceh meminta polisi memproses pelaku yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasien. Pihak Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) juga diminta untuk meningkatkan pengawasan agar peristiwa serupa tak terulang. Selain itu, kamera CCTV juga harus terpasang di semua unit dan dipantau dengan serius.
 
"Penegak hukum harus menindak tegas pelaku. Rumah sakit juga harus beri sanksi kepada pelaku," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin, Minggu (15/10/2017).
 
Sementara itu, Kepala Bidang Humas RSUZA, Rahmadi, mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki kasus ini ke kamar operasi tempat korban diduga dilecehkan petugas kebersihan. Saat kejadian, tidak ada petugas rumah sakit di sana karena sedang ke kamar mandi.
 
"Saat kita croschek sama petugas di ruangan. Jadi (waktu itu) ada selisih waktu sekitar 5-10 menit itu petugas ke kamar mandi. Saat itulah kejadiannya (pelaku melecehkan korban)," kata Rahmadi saat dihubungi wartawan, Sabtu (14/10/2017) malam.
 
Pihak RSUZA sudah menegur pihak perusahaan yang mempekerjakan pelaku sebagai petugas kebersihan. Menurut informasi, pelaku juga sudah dikeluarkan dari perusahaan tersebut. *

Komentar