nusabali

5 Orang Sekeluarga Jadi Korban Kapal Tenggelam

Kakak-Adik Asal Sidakarya Juga Tewas dalam Musibah KMP Yunicee

  • www.nusabali.com-5-orang-sekeluarga-jadi-korban-kapal-tenggelam

Jumlah korban tewas musibah tenggelamnya KMP Yunicee di Gilimanuk bertambah jadi 7 orang, 5 di antaranya asal Bali

NEGARA, NusaBali
Lima (5) orang sekeluarga dari Karangasem jadi korban musibah tenggelamnya tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee di sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (29/6) malam. Dua (2) dari mereka ditemukan tewas, sementara 3 orang lagi masih hilang.

Satu keluarga dari Lingkungan Dangin Sema I, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Karangasem yang jadi korban tenggelamnya KMP Yunicee ini masing-masing pasangan suami istri Gatot Pujianto, 44, dan Diah Ari Meiyana, 39, beserta tiga anaknya: Bunga Cinta Ramadhani, 14, Ceisya Putri Febriyani, 4, dan Muhammad Rafasya Putra Pujianto, 2. Selain mereka, juga ikut jadi korban sopir pribadinya.

Korban Diah Ari Meiyana dan putri sulungnya, Bunga Cinta Ramadhani, ditemukan tewas. Sedangkan koban Gatot Pujianto dan dua anaknya yang masih balita serta sang sopir, hingga saat ini belum ditemukan.

Secara keseluruhan, ada 7 korban tewas yang sudah ditemukan dalam musibah kapal tenggelam di Gilimanuk ini. Dari 7 korban tewas yang teklah ditemukan Rabu (30/6) ini, 5 orang di antaranya tinggal di Bali, termasuk ibu dan anak Diah Ari Meiyana dan Bunga Cinta Ramadhani. Sedangkan 3 korban lainnya, masing-masing Alifiah Putri Sugiarti, 19, dan Bagas Putra Sugiarto, 17, kakak adik yang tinggal di Kelurahan Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, serta Sri Rahayu, 66, perempuan asal Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Jembrana.

Sementara 2 korban tewas lainnya berasal dari luar Bali. Mereka masing-masing Abdul Koyun, 54 (asal Purwodadi, Jawa Tengah) dan Ariana Niken, 23 (asal Dusun Keraton, Desa/Kecamatan Kabat, Banyuwangi). "Semua sudah diserahkan ke keluarganya. Tadi (kemarin) yang paling terakhir diambil keluarganya adalah kakak adik Alifiah Putri Sugiarti dan Bagas Putra Sugiarto," ujar Plt Direktur RSUD Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati, Rabu siang.

Khusus jenazah korban Sri Rahayu, asal Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, yang diserahkan ke pihak kelurganya, Rabu pagi, sudah langsung diamakamkan siang harinya. Korban Sri Rahayu ini diketahui merupakan nenek dari Aurel, 11, salah satu korban selamat yang sempat dievakuasi ke Puskesmas II Melaya di Kelurahan Gilimanuk pasca ditemukan, Selasa malam.

Sementara, kakak adik Alfiah Putri Sugiarti dan Bagas Putra Sugiarto jadi korban tenggelam KMP Yanicee, Selasa malam, bersama kedua orangtuanya: Sugianto, 40, dan Dewi Sulistiana, serta sopir keluarga mereka. Dalam musibah itu, Sugianto dan istrinya, Dewi Sulistiana, selamat dari maut. Sedangkan sang sopir hingga kemarin sore belum ditemukan.

Jenazah kakak adik Alfiah Putri dan Bagas Putra sudah dimakamkan di Pekuburan Bugis, Kelurahan Sidakarya, Rabu sore. Kedua orangtua mereka, Sugianto dan Dewi Sulistiana, belum mau memberikan keterangan karena masih terpukul atas kematian tragis keduya anaknya. Mereka tak lagi memiliki anak, karena kakak adik Alfiah Putri dan Bagas Putra hanya dua bersaudara.

Mereka sekeluarga bersama sang sopir jadi korban kapal tenggelam, setelah bali dari pulang kampung ke Jember, Jawa Timur untuk berlibur setelah 2 tahun tidak mudik. Mereka pulang naik mobil Toyota Rush. “Sopir pribadi Pak Sugianto sampai sekarang belum ditemukan," ujar salah satu kerabat Sugianto saat ditemui di Pekuburan Bugis, sore kemarin.

Disebutkan, pasutri Sugianto dan Dewi Sulistiana sudah menjadi warga Kota Denpasar. Mereka tinggal di Jalan Graha Wisata Nomor 6 Sidakarya, Denpasar Selatan. Kesehariannya, Sugianto berprofesi sebagai pemborong proyek bangunan. Sedangkan kedua anaknya yang tewas tenggelam, saat ini masih duduk di bangku SMA.

Sementara itu, jenazah korban Diah Ari Meiyana dan Bunga Cinta Ramadhani, ibu dan anak dari Lingkungan Dangin Sema I, Kelurahan Karangasem, juga telah dimakamkan di Kuburan Firdaus Kelurahan Karangasem, Rabu sore pukul 16.00 Wita. Sebelum dimakamkan, kedua jenazah dishalatkan dulu di Masjid Ibnu Sina, Jalan Gajah Mada Amlapura. Jenazah ibu dan anaknya ini dikubur dalam satu liang dengan posisi sejajar, di mana kepala menghadap ke utara.

Menurut paman dari Diah Ari Meiyana, yakni Rauf Jaelani, jenazah perempuan berusia 39 tahun ini lebih dulu tiba di rumah duka, Rabu pagi pukul 06.00 Wita. Sedangkan jenazah putrinya, Bunga Cinta Ramadhani, tiba di rumah duka kemarin siang pukul 13.30 Wita.

Rauf Jaelani menceritakan, korban ibu dan anaknya ini mengalami musibah dalam perjalanan balik setelah sempat pulang kampung ke Banyuwangi, Jawa Timur,  yang merupakan daerah asal suami dari Diah Ari Meiyana, Gatot Pujianto, Minggu (27/6) lalu. Mereka sekeluarga pulang kampung untuk silaturahmi, karena saat Idul Fitri, 13 Mei 2021 lalu, tidak bisa pulang. Mereka pulang mengendarai mobil Suzuki Karimun oranye, DK 1181 XC.

Usai silaturahmi, Gatot Pujianto sempat mengikuti acara bertemu Klub Motor Karimun di Banyuwangi. Selanjutnya, Selasa sore mereka sekeluarga balik ke Bali menumpang di KMP Yunicee yang tenggelam itu. Hingga saat ini, baru Diah Ari Meiyana dan putri sulungnya, Bunga Cinta Ramadhani, yang ditemukan dalam kondisi tewas. Sedangkan Gatot Pujianto bersama dua anaknya yang masih kecil-kecil, Ceisya Putri Febriyani dan Muhammad Rafasya Putra Pujianto, belum dite-mukan.

Korban Diah Ari Meiyana adalah PNS yang bertugas di RSUD Karangasem. Sedangkan suaminya, Gatot Pujianto, tukang buat plat kendaraan dan stempel di Jalan Untung Surapati. Sementara si sulung Bunga Cinta Ramadhani masih terdafytar sebagai siswi Kelas VIII MTsN Amlapura. "Kami masih menunggu evakuasi ayah dan dua anaknya itu (korban yang masih hilang, Red)," jelas Rauf Jaelani. * ode,pol, *k16

Komentar