nusabali

Desa Sanggalangit, Gerokgak, Rintis Kampung Bandeng

  • www.nusabali.com-desa-sanggalangit-gerokgak-rintis-kampung-bandeng

SINGARAJA, NusaBali
Kucuran dana desa (DD) dan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) membuat pemerintah desa saat ini lebih leluasa berkreasi dan berinovasi.

Salah satunya Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, dengan program Kampung Bandeng. Sejumlah kolam untuk budidaya/pembesaran ikan bandeng dibangun di lahan seluas 50 are milik Desa Adat Sanggalangit.

Perbekel Sanggalangit Nyoman Sudika, menjelaskan inovasi Kampung Bandeng yang dirintisnya sejak 2019, karena melihat potensi desa. Sejumlah warga desanya selama ini memang membudidayakan nener (benih ikan bandeng), untuk dikirim ke Jawa dan luar negeri. Desa Sanggalangit pun dikenal sebagai penghasil nener terbesar di Bali.

“Melihat potensi desa, akhirnya ada inisiatif mengembangkan nener ini menjadi bandeng yang siap makan. Setelah berunding dengan tokoh masyarakat dan desa adat, semua setuju. Kami pun akhirnya memakai lahan desa adat dengan perjanjian kerjasama,” kata Sudika, Kamis (27/5).

Pembesaran bandeng ini tak hanya untuk produksi pangan saja. Tetapi tempat seluas 50 are ini juga akan ditata untuk dijadikan agro wisata. “Cita-cita kami nanti tempat ini juga akan disertai dengan wahana air untuk anak-anak dan wisata pancing. Ini sedang kami wujudkan bertahap pada situasi pandemi ini,” imbuh Sudika.

Pengembangan Kampung Bandeng ini disebutnya sempat gagal pada percobaan pertama di 2019 lalu. Sebanyak 7.000 ekor nener dengan berat 3 ton yang ditebar di kolam, habis hanyut ke laut setelah disapu air bah. Namun Pemdes Sanggalangit melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tak putus asa dan kembali merintis pengembangan desanya pada 2020 lalu.

Bermodal anggaran Rp 20.000.000 yang disisihkan dari dana desa, dipakai untuk modal awal memulai kembali Kampung Bandeng. Lalu pada tahun anggaran 2021 Desa Sanggalangit dengan total DD yang diterima Rp 890 juta dan APBDes sebesar Rp 2 miliar, kembali mengalokasikan dana desanya Rp 155.000.000, untuk pengembangan Kampung Bandeng. Saat ini ada 80.000 ekor nener yang sudah dipelihara beberapa bulan untuk siap digemukkan dan siap dipanen di pertengahan tahun ini.

Pengelolaan Kampung Bandeng yang dipercayakan kepada BUMDes Sanggalangit pun sudah menyiapkan rencana pemasaran. Hasil pembesaran bandeng ketika siap dipanen akan diolah oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Desa Sanggalangit menjadi berbagai olahan pangan. Hasil olahan bandeng ini, menurut Sudika sudah sempat dipamerkan di pameran UMKM kabupaten dan mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.

Selain itu hasil panen Kampung Bandeng juga akan dipasarkan ke rumah-rumah makan yang ada di sekitar Gerokgak dan juga ke sejumlah investor dan produser umpan pancing berbahan bandeng. “Ini sedang kami susun skema pemasarannya, mudah-mudahan sesuai dengan rencana dan dapat berjalan dengan lancar,” imbuh Sudika.

Jika program Kampung Bandeng ini berhasil, Pemdes melalui BUMDes sudah menyepakati pembagian hasil bersama desa adat sebagai pemilik lahan. Hasil akan dibagi 60 persen untuk BUMDes sedangkan 40 persen sisanya untuk desa adat. Sedangkan pekerja yang bertugas memberi makan bandeng dan petugas jaga malam juga akan diberikan upah sesuai persentasenya. *k23

Komentar