nusabali

SMAN Bali Mandara Buka Kuota 130 Orang

  • www.nusabali.com-sman-bali-mandara-buka-kuota-130-orang

Seleksi penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara daring, melibatkan aparat desa untuk menjamin validitas data.

SINGARAJA, NusaBali

SMA Negeri Bali Mandara, sekolah rintisan Pemerintah Provinsi Bali yang diprioritaskan untuk pendidikan gratis bagi murid dari keluarga miskin di Bali, kembali membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2021-2022. Panitia menyiapkan kuota 130 orang siswa baru yang akan ditempa dan dibina di sekolah dengan sistem asrama itu. Seleksi PPDB dilangsungkan secara daring (online) penuh. Untuk itu, Panitia PPDB SMAN Bali Mandara menggandeng aparat desa di wilayah masing-masing peserta, untuk menjamin data yang dikirimkan calon murid valid.

Kepala SMAN Bali Mandara I Nyoman Darta, menyebutkan saat ini proses seleksi sudah dalam tahap seleksi boot camp. Dari total jumlah pelamar yang bersaing memperebutkan kuota pendidikan gratis sebanyak 379 orang, yang dinyatakan lolos seleksi administrasi (paper based) sebanyak 360 orang. Lalu ratusan siswa itu kembali menjalani seleksi dan yang dinyatakan lolos seleksi boot camp dan wawancara sebanyak 273 orang. Jumlah ini akan diciutkan kembali menjadi jumlah kuota yang tersedia yakni hanya 130 orang. Mereka yang dinyatakan lolos nanti adalah pelamar yang memiliki skor tertinggi nilai gabungan hasil boot camp, presentasi, dan hasil seleksi home visit yang dilakukan secara online.

“Seleksi tahun ini tahapannya sama dengan tahun sebelumnya, dengan kebijakan yang diberikan oleh Bapak Gubernur Wayan Koster memberikan askes pendidikan kepada anak miskin mengenyam pendidikan di SMAN Bali Mandara. Bedanya tahun ini secara penuh menggunakan sistem online. Pengumuman akhir siswa yang lolos rencananya akan kami lakukan 5 Juni mendatang,” kata Darta, Jumat (28/5).

Pengumuman penerimaan siswa baru di SMAN Bali Mandara dilakukan lebih awal, untuk memberikan kesempatan siswa miskin yang tak lolos di SMAN Bali Mandara dapat melamar di sekolah lain. Pemberlakuan seleksi dengan sistem online, menurut mantan Kasek SMAN 1 Singaraja itu, sempat menimbulkan keraguan. Terutama validitas data dan persyaratan yang disetorkan pelamar memenuhi syarat (benar dari keluarga miskin, Red). Namun panitia PPBD akhirnya menyusun strategi pelaksanaan seleksi daring ini bisa berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.

“Ada beberapa hal yang kami coba mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Salah satunya home visit dengan uji petik di tiga kabupaten. Ternyata tingkat persentase kejujurannya mencapai 93 persen. Sisanya 7 persen bukan tidak jujur, tetapi lebih kepada salah pemahaman dan penginformasian situasi rumah mereka,” imbuh Darta.

Dia mencontohkan seperti data luas rumah yang harus diisi kurang tepat penghitungannya. Tak ingin kecolongan, Darta pun menyebut panitia PPDB menguji kembali data yang masih meragukan saat melakukan tes wawancara kepada siswa melalui online. Di akhir pertanyaan, panitia akan meminta siswa yang bersangkutan keliling sudut rumah. Kemudian situasi riil yang tampak dicocokkan dengan foto dalam syarat administrasi mereka. Selain itu untuk menjamin layanan pendidikan gratis ini tepat sasaran, pelamar juga wajib menyertakan satu foto bersama dengan apart desa di depan rumahnya. “Aparat desa merupakan bumper kami yang secara otomatis membenarkan situasi anak berasal dari keluarga kurang mampu. Kalau terjadi sesuatu yang tak sesuai yang kami cari pertama adalah aparat desa yang bersangkutan, ini jaminan bagi kami,” tandas Darta.

Selain itu hal penting yang paling meyakinkan, masing-masing pelamar dalam kelengkapan administrasinya telah menyertakan surat pernyataan kejujuran pengisian data diri. Mereka yang melanggar akan mendapatkan konsekuensi siap dikembalikan ke orangtuanya jika diketahui memberikan data palsu. *k23

Komentar