nusabali

Sarjana-Arjaya Juga Diesksekusi PDIP

  • www.nusabali.com-sarjana-arjaya-juga-diesksekusi-pdip

Sepekan sebelum keluar surat pemecatan Wayan Sarjana dan Made Arjana, PDIP telah eksekusi I Gusti Ayu Mas Sumatri.

Bagi Sarjana, PDIP adalah partai kawitan, karena selama 15 tahun dia hidup dan dibesarkan oleh Partai Banteng. Dia juga sempat dipercaya jadi wakil rakyat di DPRD Tabanan selama tiga periode. “Jadi, saya tegaskan saya tidak melawan PDIP, melainkan hanya ingin meruntuhkan dinasti kepemimpinan yang terjadi di Tabanan,” tandas Sarjana saat dikonfirmasi NusaBali di Tabanan, Jumat kemarin.

kalau toh kemudian dipecat PDIP karena dianggap membelot di Pilkada tabanan 2015, Sarjana menerimanya sebagai risiko politik. “Saya berharap masyarakat paham bahwa saya tak lawan partai kawitan. Saya melawan dinasti untuk mewujudkan Tabanan Baru. Yang ingin perubahan, yang ingin Tabanan lebih maju, mari berjuang bersama-sama di Pilkada 2015,” seru politisi asal Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan ini. 

Sementara itu, acara Rakorda Pilkada di kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Jumat kemarin, dilakukan pemetaan politik dan maping perolehan suara sementara berdasarkan survei kandidat, gerakan elemen partai, dan gerakan tim khusus. Dari pemetaan itu, jago PDIP buat sementara unggul telak di 6 daerah yang menggelar Pilkada, yakni Badung, Denpasar, Tabanan, Bangli, Karangasem, dan Jembrana.

Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster memaparkan, seluruh potensi suara digarap secara tuntas. Demikian pula kesiapan saksi-saksi yang akan diterjunkan kawal TPS. Meski demikian, Koster tetap meminta kader PDIP mulai pengurus struktural hingga anggota Fraksi PDIP supaya mengawal daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. DPD PDIP memberlakukan larangan bagi kader meniggalkan Dapil bahkan desa dan banjarnya. 

“Kawal itu daerah kalian masing-masing. Kalau sampai kalah, konsekuensinya sudah jelas adalah di-PAW (dari keanggotaan Dewan). Kan sudah tandatangan siap di-PAW,” tegas Koster saat memberikan briefing kepada 500 kader struktural dan legislatif selama 3 jam, Jumat kemarin.

Intinya, seluruh kader, tim pemenangan, hingga anggota Fraksi PDIP tidak diizinkan keluyuran sampai hari ha coblosan Pilkada, 9 Desember. “Sebab, ada operasi tertutup yang membidik kita. Saya tidak mau kalian ada masalah yang sensitif dan membuat nama partai kena dampaknya. Kurangi ke tempat hiburan, kurangi kegiatan yang tidak tertib. Yang dapat kunjungan kerja, jangan dulu pergi. Tongkrongi wilayah masing-masing,” instruksi Koster.

Komentar