nusabali

Selama Pandemi, 14 Bus Sekolah Nganggur

Antrean Pendaftaran Siswa yang Minta Dilayani Capai 600 Orang

  • www.nusabali.com-selama-pandemi-14-bus-sekolah-nganggur

Selama masa pandemi ini petugas Dishub Kota Denpasar hanya bisa melakukan perawatan tanpa digunakan untuk kegiatan lainnya.

DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 14 bus sekolah di Kota Denpasar menganggur sejak pandemi Covid-19.  Nganggurnya bus tersebut akibat sekolah yang sebelumnya dilakukan tatap muka kini menjadi dalam jaringan (Daring). Walaupun nganggur antrean pendaftaran yang meminta layanan bus sekolah mencapai 600 siswa.

Kepala UPT Transportasi Darat, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana, Senin (8/3) mengungkapkan Dinas Perhubungan saat ini memiliki sebanyak 14 bus sekolah yang melayani Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Utara, dan sebagian Kecamatan Denpasar Barat. Seluruh bus sekolah sudah setahun semenjak adanya Covid-19 tidak lagi beroperasi melayani siswa karena adanya larangan digelarnya sekolah tatap muka.

Menurut dia, selama masa pandemi ini petugas hanya bisa melakukan perawatan tanpa digunakan untuk kegiatan lainnya. “Ada 14 bus sekolah sampai sekarang belum beroperasi lagi. Sudah satu tahun hanya pemeliharaan saja, soalnya kan tidak ada sekolah yang buka. Sempat diminta untuk digunakan menjemput orang tanpa gejala (OTG) tetapi kami tidak berikan karena takutnya stigma orangtua karena sempat jemput OTG jadi mereka takut untuk naik bus,” jelasnya.

Menurut Dewa Adi, walaupun saat ini masih belum mulai sekolah tatap muka, antrean pendaftaran siswa yang ingin dilayani masih membeludak. Sedikitnya ada sebanyak 600 antrean siswa yang belum diverifikasi karena belum ada kelanjutan terkait sekolah tatap muka dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.

Ratusan siswa yang antre tersebut belum termasuk siswa yang sudah tetap mendapatkan layanan bus sekolah. “Ini yang antre saja 600 siswa, sebenarnya kemarin yang sudah kita layani sebanyak 800 siswa dengan antrean sebanyak 800 siswa juga. Tetapi karena kita verifikasi lagi, dikurangi 200 siswa yang sudah tamat jadi tidak mendapatkan layanan lagi dan sekarang yang masih antre sebanyak 600 siswa,” imbuhnya.

Dikatakannya, dia baru bisa melakukan penerimaan kembali yang mendapatkan layanan bus sekolah setelah ada kejelasan untuk dilakukan sekolah tatap muka. Dia mengatakan tidak ingin mengambil resiko. Dishub menurutnya sempat punya rencana untuk melayani outing saat masa pandemi ini untuk menghilangkan kejenuhan siswa.

Tetapi, kondisi masih belum memungkinkan untuk kegiatan tersebut. “Ada rencana outing tetapi kami kembali melakukan kajian jangan sampai ada klaster sekolah. Sehingga kami tunda dulu sebab guru-guru yang mendampingi juga wajib harus sudah divaksinasi. Kalau belum, kami tidak akan membuka kegiatan apapun termasuk antar jemput siswa,” tandasnya. *mis

Komentar