nusabali

UMKM Didorong Ambil Peluang Pemasaran di Marketplace

  • www.nusabali.com-umkm-didorong-ambil-peluang-pemasaran-di-marketplace

SINGARAJA, NusaBali
Para pengusaha sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Buleleng didorong memanfaatkan media pasar digital alias marketplace untuk memasarkan produk mereka.

Dengan pemanfaatan pasar digital ini, para pegiat UMKM diyakini bisa mendapatkan potensi konsumen yang lebih luas dengan memanfaatkan media tersebut.

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagperinkop UKM) Buleleng Dewa Made Sudiarta, Senin (30/11) mengatakan, media pemasaran produk saat ini sudah semakin luas. Pemasaran tak hanya dilakukan melalui gerai-gerai tertentu. Namun juga sudah memanfaatkan media massa, hingga pasar digital.

“UMKM saat ini juga sudah banyak yang menggunakan media sosial. Seperti di WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pola pemasaran kini sudah bertransformasi. Semakin banyak yang memanfaatkan media digital,” kata Sudiarta.

Kini pihaknya pun mendorong agar pengusaha UMKM dapat memasarkan produknya melalui media marketplace. Sudiarta menyatakan kini pemerintah juga telah memfasilitasi para pengusaha UMKM untuk memasarkan produk mereka melalui aplikasi e-semeton. Pemerintah bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengembangkan pasar digital tersebut.

Harapannya pengusaha UMKM bisa memajang produk-produk mereka di sana. “Contohnya kami punya koperasi pemasaran binaan kabupaten. Mereka membantu memajang produk UMKM di sana. Jadi kalau masyarakat mau membeli produk UMKM, tinggal download aplikasinya, kemudian langsung pesan. Bisa diambil langsung atau diantar. Sudah ada pilihannya,” kata Sudiarta.

Bukan hanya mengembangkan aplikasi pasar digital baru, menurutnya juga berusaha menjalin kerjasama dengan pengembang aplikasi digital yang sudah berkembang. Sehingga pengusaha UMKM memiliki alternatif-alternatif pasar digital yang dapat dimanfaatkan.

Salah seorang praktisi UMKM, Ketut Rasmini mengaku pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan bagi usahanya. Pemilik usaha Pia Wira itu menyebut omzet menurun hingga lebih dari 60 persen. Tadinya dia hanya mengandalkan pemasaran secara konvensional. Perlahan mulai beralih memanfaatkan media pemasaran di media sosial.

“Biasanya sehari saya kirim sampai 200 bal. Sekarang maksimal sekali hanya 80 bal. Kemarin sempat saya ikuti pelatihan di Dinas Perdagangan untuk pemasaran digital. Saya harap pemasaran lewat digital ini bisa jadi salah satu solusi, supaya produk saya bisa dikenal lebih luas lagi. Biar omzetnya bisa bertambah lagi,” kata Rasmini.*k23

Komentar