nusabali

Melonjak 500%, Pengguna QRIS di Bali

  • www.nusabali.com-melonjak-500-pengguna-qris-di-bali

DENPASAR, NusaBali
Pengguna pembayaran digital berbasis QRIS di Bali mengalami peningkatan mendekati 500 persen.

Jumlah merchant pengguna QRIS di Bali per Oktober sebanyak 149.266. Jumlah tersebut meningkat 486  persen dibanding Oktober 2019.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI) Bali Trisno Nugroho mengatakan dalam webinar Pemuda-Pemudi Digital Berkerja Berkarya Digital Bali Bangkit, Rabu (4/11). Ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat. Dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dan nominal mencapai Rp 11,93 miliar pada akhir Agustus 2020.

Dari jumlah tersebut  70 persen berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI) Bali Trisno Nugroho mengatakan momentum Covid-19 telah memaksa lompatan quantum digitalisasi yang selama ini terlihat linier bergerak. Model bisnis QRIS yang menawarkan solusi offline to online diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas UMKM di Bali. “Kami berharap inisiatif digital payments ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak,”  ujar Trisno Nugroho .

QRIS merupakan metode pembayaran digital yang bersifat contactless sangat tepat digunakan oleh UMKM untuk mendukung ekonomi Bali Bangkit. “Akselerasi implementasi QRIS juga sangat cepat sejalan dengan inovasi model-model bisnis yang bergeser mengikuti prinsip protokol kesehatan dan memenuhi aspek bersih, sehat dan aman,” ujarnya.

Dikatakan Trisno Nugroho, dengan adanya pandemi Covid-19, maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan. Dikatakan Trisno Nugroho di  tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, health and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas. Penelitian yang dilakukan Sea Insights SEA Group pada Juni 2020 menunjukkan bahwa 72 persen pemuda pemudi usia 16 sampai dengan  35 tahun di kawasan ASEAN yang mampu bertahan dan beradaptasi selama Covid-19 dikarenakan mereka mampu membangun kesiapsiagaan, mengambil keterampilan baru, belajar berpikir kreatif

serta mampu menciptakan sumber pendapatan baru dengan memanfaatkan penggunaan teknologi digital.

Transformasi  digital menjadi cara bertahan melalui masa pandemi Covid-19 dan digitalisasi menjadi suatu kebutuhan bagi UMKM. “Para entrepreuners yang akan bertahan adalah mereka yang semakin meningkatkan penggunaan digitalisasi dalam bisnisnya,” ujar Trisno mengingatkan.

Lanjut Trisno Nugroho, penelitian dari Sea Insights menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM di Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160 persen dengan peningkatan produktivitas mencapai 110 persen. Di mana pada masa pandemi ini, 45 persen  pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce dan 1 dari 5 adalah pengguna baru e-commerce serta lebih dari 60 persen  mengatakan bahwa  mereka akan secara permanen meningkatkan penggunaan platform digital dalam bisnisnya.

Webinar Pemuda-Pemudi Digital  Bekerja Berkarya Digital Bali Bangkit dihadiri Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra, para Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten/Kota se Bali serta seluruh stakeholder terkait dan pemuda-pemudi. *k17

Komentar