nusabali

Ibu dan Anak Tewas Nabrak Truk

  • www.nusabali.com-ibu-dan-anak-tewas-nabrak-truk

Korban Ni Ketut Sujani terlempar sejauh 18 meter, sementara putranya, Putu Budhi Hartayasa terlontar 8 meter.

"Jadi, yang salah adalah korban. Selain keduanya tidak memakai helm, surat kendaraan pun tidak lengkap. Sudah begitu, mereka tidak hati-hati saat salip kendaraan di depannya. Jadi, sopir Truk tidak salah, tadi (kemarin) hanya dimintai keterangan saja,” ungkao Ipda Made Sukiarta. “Kami sudah jelaskan duduk persoalannya kepada keluarga korban. Suami korban pun memahami jika istri dan anaknya yang salah,” imbuhnya.

Sementara itu, suami korban Ketut Sujani, yakni I Wayan Suarjana, 43, shock berat akibat kehilangan istri tercinta dan anak semata wayangnya, Putu Budhi Hartayasa. Meski kehilangan orang-orang tercintanya, Wayan Suarjana berusaha tabah menerima takdir. Dia pula yang menaikkan langsung jenazah istri dan anaknya ke dalam mobil untuk dibawa pulang ke rumah duka.

Ditemui NusaBali di depan Ruang Jenazah RSUD Tabanan, Jumat kemarin, Suarjana sempat menceritakan sekilas peristiwa maut yang merenggut nyawa istri dan anaknya. Suarjana mengisahkan, saat menerima kabar duka istri dan anaknya tewas lakalantas, dia sedang berada di rumahnya yang berjarak 2 kilometer dari TKP tabrakan maut.

Semula, Suarjana mengira istri dan anaknya hanya kecelakaan biasa. “Keponakan saya hanya menyuruh saya segera datang ke lokasi TKP, karena istri dan anak kecelakaan. Mungkin dia tak enak hati menyebut istri dan anak saya sudah tewas,” tutur Suarjana.

Maka, Suarjana pun langsung meluncur ke lokasi TKP dengan naik motor. Ketika tiba, dia masih mendapat tubuh istri dan anaknya tergeletak di jalan, dalam kondisi tubuh mereka sudah ditutupi daun dan kain oleh warga. "Saya lihat ada banyak orang berkerumun. Setelah say6a hampiri sambil jongkok, ternyata istri dan anak saya sudah meninggal,” keluh Suarjana, yang kesehariannya bekerja sebagai sales pupuk.

Menurut Suarjana, kematian mendadak istri dan anaknya sangat memilukan. Mereka justru tewas hanya beberapa menit setelah sempat diajak ngobrol di rumah. "Pagi tadi (kemarin) mereka bilang akan berjualan baji dan celana keliling. Nyatanya, begini jadinya,” tutur pria berusia 43 tahun ini.

Suarjana memaparkan, istrinya ini memang sudah lama jualan baju dan celana keliling. Semula, Suarjana sendiri yang mengantar sang istri jualan keliling. Nah, setelah anaknya, Budhi Hartayasa, yang hanya tamatan SMP bisa naik motor, remaja berusia 15 tahun inilah yang selalu mengantar ibunya. “Sejak itu, saya beralih kerja sebagai sales pupuk,” papar Suarjana.

Hingga Jumat kemarin, Suarjana dan keluarganya belum memutuskan kapan jenazah istri dan anaknya akan dimakamkan. Yang jelas, jenazah mereka nantinya tidak langsung diabenkan, namun dikuburkan dulu di Setra Desa Pakraman Tiyinggading, karena tak punya biaya. “Kapan dikuburkan, masih menunggu dewasa ayu (hari haik),” cerita Suarjana. * cr61

Komentar