nusabali

GMT Bawa Bantuan 1.391 Paket Sembako di Desa Dukuh

  • www.nusabali.com-gmt-bawa-bantuan-1391-paket-sembako-di-desa-dukuh

AMLAPURA, NusaBali
Relawan GMT (Gerakan Masyarakat Terpadu) Amlapura salurkan bantuan 1.391 paket sembako untuk warga di enam banjar, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (9/6).

Penasihat GMT, I Gusti Made Tusan, membagikan sembako secara simbolis di Bale Banjar Adat Dukuh, Desa Dukuh. Pembagian sembako bersinergi dengan Wakil Ketua DPRD Bali yang juga Ketua DPC Gerindra Karangasem I Nyoman Suyasa dan anggota DPRD Karangasem I Putu Deni Suryawan Giri.

Kelian Banjar Dukuh I Wayan Suartama menerima 318 sembako, Kelian Banjar Caniga I Gede Sumajaya menerima 167 sembako, Kelian Banjar Buana Kusuma I Nyoman Semadi Ariawan sebanyak 259 sembako, Kelian Banjar Bahel I Nengah Sumidia sebanyak 204 sembako, Kelian Banjar Batugiling I Nengah Sumajaya sebanyak 251 sembako, dan Kelian Banjar Pandan Sari I Wayan Gomboh sebanyak 192 sembako. Pembagian sembako turut disaksikan Perbekel Desa Dukuh I Gede Sumiarsa dan Bendesa Adat Dukuh I Ketut Giri.

I Gusti Made Tusan mengaku sejak awal berkomitmen membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Masyarakat semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Apalagi banyak warga yang kena PHK, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan pendapatan sehingga daya beli masyarakat kian menurun. Sedangkan kebutuhan pangan wajib terus tersedia. “GMT datang menemui masyarakat yang kesusahan, agar memiliki kebutuhan pokok untuk beberapa hari ke depan,” jelas I Gusti Made Tusan yang juga suami Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri. Tiap paket sembako isinya 5 kilogram beras, 5 bungkus mie, dan 1 liter minyak goreng.

Sebelumnya, menurut I Putu Deni Suryawan Giri, pada Jumat (29/5), telah mengantarkan bantuan sembako dari GMT di enam banjar dinas di Desa Dukuh. Per banjar dinas mendapatkan 50 paket sembako. “Warga kami benar-benar bersyukur dapat bantuan dari GMT sehingga kebutuhan pangan terpenuhi untuk beberapa hari ke depan,” jelas I Putu Deni Suryawan Giri. Dikatakan, dampak Covid-19 sangat dirasakan masyarakat di desa. Apalagi, rata-rata bekerja sebagai petani musiman, hanya mengolah lahan untuk ditanami jagung dan kacang tanah setelah hujan turun. Sedangkan cuaca alam masih musim panas. *k16

Komentar