nusabali

DPRD Denpasar Desak Ada Teknologi Berstandar WHO Deteksi Turis Masuk

Denpasar Kena Imbas Pariwisata Lesu

  • www.nusabali.com-dprd-denpasar-desak-ada-teknologi-berstandar-who-deteksi-turis-masuk

Multiplier effect wabah virus Corona sangat mengkhawatirkan.

DENPASAR, NusaBali

Pemprov Bali didorong melakukan deteksi dini dengan siapkan teknologi berstandar WHO (World Health Organization) untuk mengecek suhu tubuh  wisatawan yang masuk ke Bali melalui bandara dalam rangka antisipasi virus Corona.

Ketua Fraksi NasDem-PSI DPRD Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Widiada di Denpasar, Jumat (28/2) siang kemarin, mengatakan Dinas Kesehatan Pemprov Bali harus memberikan perhatian khusus terhadap masuknya wisataan ke Bali melalui pelabuhan udara maupun laut. "Di Bali perlu alat ukur suhu tubuh untuk deteksi dini kepada wisatawan yang masuk ke Bali. Seandainya terinfeksi sudah bisa diketahui sejak awal. Teknologi ini yang tentunya berstandar WHO," ujar anggota Komisi IV DPRD Denpasar membidangi sosial budaya ini. Ditegaskannya, dari sisi pengamanan sudah standar dilaksanakan oleh pihak otoritas bandara. "Untuk teknologi deteksi virus ini yang urgent. Kalau ini dilakukan pemerintah bisa undang media internasional  untuk membuktikan pemerintah kita seriusnya melakukan antisipasi wabah Virus Corona. Kita semua prihatin dengan efek domino wabah Virus Corona ini. Kecemasan dan situasi ini tak satupun orang bisa memprediksi. Kecuali kita menyiapkan segala sesuatu dan antisipasinya," ujar tokoh Puri Penguyangan, Kecamatan Denpasar Utara yang juga Wakil Ketua Bidang Pendidikan Politik  DPW Partai NasDem Provinsi Bali ini.

Menurut Widiada, Virus Corona yang mewabah di dunia ini imbasnya besar terhadap Bali. Apalagi Bali barometer pariwisata nasional. Hampir 40 persen wisatawan yang datang ke Indonesia melalui Bali. Widiada juga mengapresiasi pemerintah pusat yang memberlakukan bebas pungutan PHR bagi pengusaha di Bali. Namun itu belumlah cukup. Kalau tidak ada pencegahan dini. "Kalau pembebasan PHR sampai 6 bulan kedepan bagus dan kami apresiasi. Tetapi pencegahan di pintu masuk Bali paling urgent digarap oleh stakeholder. Kalau tidak APBD Bali dan Kabupaten/Kota bisa bobol karena kita mengandalkan  pariwisata," ujarnya.

Widiada menyebutkan saat ini pengusaha sudah banyak yang mengurangi produksi karena efek domino Virus Corona. Pariwisata lesu, efeknya kepada sektor kerajinan, sektor kuliner dan jasa lainnya. Bahkan sudah ada pengusaha merumahkan karyawan. "Ini tantangan luar biasa yang harus kita hadapi. Di Denpasar juga mengandalkan PHR, sehingga kami mendorong ada deteksi dini di pintu masuk Bali," tegas mantan Wakil Ketua DPRD Denpasar ini.

Sementara Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya dikonfirmasi NusaBali berharap masyarakat tidak khawatir berlebihan dengan antisipasi Virus Corona di Bali. "Memang banyak keraguan oleh masyarakat dan kalangan dengan teknologi yang dimiliki otoritas kita dalam mengantisipasi Virus Corona. Tetapi jangan cemas berlebihan. Untuk deteksi suhu tubuh di Bandara Ngurah Rai itu sangat canggih berstandar WHO. Jadi wisatawan yang masuk ke Bali itu sudah terdeteksi kalau terinfeksi ketika masuk ke Bali," ujar Suarjaya.

Selain deteksi melalui Bandara Ngurah Rai, pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga melakukan early system. "Ibaratnya deteksi dan antisipasi wisatawan yang dicurigai memiliki riwayat penyakit karena Virus Corona. Itu ada timnya di Bali bergerak terus mengawasi wisatawan yang masuk. Kalau turis itu demam saja, jangankan sesak nafas, demam saja sudah langsung dirujuk ke rumah sakit dan isolasi dan diawasi. Tempat hotelnya disteril, pihak yang diajak kontak seperti guide  juga diperiksa. Kendaraan yang dipakai juga disteril.Jadi itu protap kami sudah sesuai standar WHO," tegas birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini.

Soal adanya turis Jepang di Bali yang sakit karena diduga terpapar Virus Corona menurut Suarjaya  yang bersangkutan begitu tiba di Bali sudah terdeteksi sakit. Namun sudah pulang ke negaranya. "Kami langsung melakukan pengecekan dengan pihak yang diajak kontak seperti guide, pihak hotel dan fasilitas yang digunakan. Masa inkubasinya kan 14 hari itu. Sekarang baru memasuki 10 hari. Sampai saat ini guide yang mendampingi  turis Jepang itu sudah dirumahkan. Dan kesehatannya dipantau terus," ujar Suarjaya seraya menyebutkan WHO sudah datang ke Bali dan sudah dijelaskan protap penanganannya. *nat

Komentar