nusabali

Konflik AS vs Iran Cemaskan Ekonomi Global

  • www.nusabali.com-konflik-as-vs-iran-cemaskan-ekonomi-global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pemerintah Indonesia akan tetap mewaspadai situasi meskipun Bank Dunia telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 sebesar 2,5 persen.

JAKARTA, NusaBali
Sri Mulyani menuturkan sikap tersebut perlu dilakukan karena masih adanya beberapa konflik global seperti yang terbaru antara Amerika Serikat dan Iran termasuk AS yang akan masuk masa pemilu beberapa waktu ke depan. “Seperti pattern yang kita lihat selama ini, ketidakpastian itu terus terjadi. Jadi, tetap waspada saja,” katanya di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/1).

Ia menjelaskan ketidakpastian global telah tersistem seperti kondisi pada 2020 yang diharapkan membaik, ternyata dibuka dengan konflik antara AS dan Iran. “Global environment yang tadi diharapkan lebih positif, namun dibuka dengan terjadinya perang yang memang tadi malam, Presiden Trump tidak akan mengeskalasinya,” ujarnya.

Ia pun menyebutkan langkah pemerintah untuk tetap hati-hati juga merupakan bentuk pembelajaran dari tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan ketidakpastian global dapat terjadi sewaktu-waktu.

“Kita harus belajar dari 2018 dan 2019 bahwa ketidakpastian global itu masih tersistem, jadi kita akan terus seimbang saja,” ujarnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan tetap terjaga seperti pada 2018 dan 2019 dengan menggunakan semua instrumen kebijakan yang dimiliki. Tak hanya itu, ia memastikan pemerintah akan terus memperbaiki perekonomian nasional meski risiko yang muncul pada 2020 akan tetap dinamis seperti saat 2019 seiring dengan terjadinya berbagai konflik global. “Kita masih mampu menjaga stabilitas kondisi dalam negeri, tapi kan Indonesia sebagai satu negara juga ingin tetap memperbaiki perekonomian nasional,” katanya.

Sementara ituKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan konflik antara AS dan Iran berpotensi semakin memperparah perekonomian global yang sebelumnya telah tertekan akibat masalah lain. Bahlil menuturkan berbagai konflik lain seperti perang dagang AS dan China, Brexit, serta isu Bolivia telah membuat perekonomian dunia termasuk Indonesia menjadi berat sepanjang beberapa tahun belakangan. “Konflik itu memperparah ekonomi global karena pertumbuhannya sampai sekarang belum stabil. AS-Iran menjadi salah satu dari beberapa variabel yang mengganggu ekonomi global,” katanya di Kantor Kementerian Luar Negeri.

Di sisi lain, Bahlil menilai Indonesia berpotensi untuk mendapat manfaat dari konflik antara kedua negara tersebut melalui sektor investasi. “Kita lihat nanti karena kita sedang mengkaji semuanya,” ujarnya.

Bahlil menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan besaran investasi yang masuk ke Indonesia akibat adanya konflik tersebut sebab BKPM hingga saat ini masih mengkaji secara keseluruhan. “Kita sampai sekarang belum bisa menentukan seberapa besar investasinya akibat persoalan AS dengan Iran ini,” katanya.*ant

Komentar