nusabali

Bulu Mata untuk Katy Pery dan Paris Hilton

  • www.nusabali.com-bulu-mata-untuk-katy-pery-dan-paris-hilton

Yayah Muslihah adalah seorang ibu rumah tangga biasa, kini menjadi wirausaha bulu mata imitasi yang berhasil.  Bahkan produk perempuan asal Purbalingga Jawa Tengah ini menembus pasar ekspor.

Yayah Muslihah

Kisahnya bermula pada 2012 lalu. Yayah  mencoba mencari tambahan penghasilan untuk menjadi perajin bulu mata imitasi dari pengepul biasa ke perusahaan perajin bulu mata yang ada di Kabupaten Purbalingga. Alasan lain, dia ketika itu juga mempunyai tanggungan untuk mengobati penyakit kelainan mata yang dialami anak pertamanya yang harus rutin dibawa berobat ke Rumah Sakit (RS) Spesialis Mata Cicendo di Kota Bandung, Jawa Barat sehingga ia pun berusaha untuk mencari kerja sambilan untuk mendapatkan uang tambahan. "Jadi gimana dapat usaha yang tambah modal, ya itu pengepul bulu mata, ternyata produknya sesuai dengan standarisasi untuk ekspor," kata Yayah.

Tak lama berselang (kurang lebih 3 bulan berjalan) berkat keseriusan serta keuletannya di saat menjadi pengepul perajin bulu mata, pimpinan PT Interwork Indonesia. "Setahu saya, PT itu ekspor ke Amerika, Jerman, Korea, dan Australia. Terus yang pernah pakai, Katy Perry sama Paris Hilton," jelas dia. PT Internetworl Indonesia menawarkan Yayah Muslihah untuk bekerja sama menjadi mitra dalam mengerjakan bulu mata dari awal proses pengerjaan hingga finishing.

Tawaran tersebut tidak disia-siakan oleh Yayah sehingga terbesit dalam hatinya berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja dan membantu perekonomian di daerah tempatnya tinggal. Yaitu di Desa Kedung Wuluh RT.03/04 Kecamatan Kalimanah,Kabupaten Purbalingga yang notabene mayoritas adalah petani. Banyak ibu-ibu rumah tangga,janda-janda yang ditinggal sepihak oleh suaminya dan tidak sedikit pemuda-pemudi yang mengganggur, dikarenakan kurang tersedia lapangan kerja.

Saat ini perusahaan perajin bulu mata palsu miliknya ini yang telah diberi nama Yayah Eyeleases dan telah memiliki enam orang karyawan tetap di rumahnya. Lalu empat orang tenaga lepas pengepul yang setiap pengepul memiliki sekitar 20 orang. Anggotanya kebanyakan Ibu-Ibu rumah tangga dan memperdayakan janda-janda diberbagai titik lokasi di desa. Diantaranya di Desa Bumi Sari dan Desa Bukateja untuk pengepul guntingan dan Desa Langkap serta Desa Rembang untuk pengepul cantelan.

Mereka pun kini ikut mempunyai penghasilan untuk menyekolahkan anak-anaknya, dan membantu mensejahterakan perekonomian keluarga. Sedangkan bagi para pemuda-pemudi tentunya dapat meringankan beban orang tua mereka, tanpa harus meninggalkan desanya. Untuk memasarkan produksinya itu, Yayah selama ini tidak pernah mengalami hambatan karena pihak perusahan telah mengeluarkan pesanan melalui PO (Purchase Order). Sekarang omzet perusahaan yang telah dirintis Yayah terus merambat naik.

Dengan produksi 1.000 pcs/hari, omzet per tahun perusahaan bisa mencapai Rp180 juta. "Saya ambil keuntungan itu Rp550 per pasang. Seumpamanya produksi 50 ribu per bulan. 50 ribu di kali Rp550 sekira Rp25 juta. Itu 2 minggu sekali 50 ribu jadinya dapat 25 juta," ujar dia.

Berbagai cara dilakukan Yayah agar seluruh karyawannya serta para pengepul bisa ikut sejahtera. Ke depan, Yayah bercita-cita perusahaannya tidak sekadar menjadi mitra perusahaan lain. Lebih dari itu, ia berkeinginan usahanya berkembang menjadi sebuah perusahan besar di Kabupaten Purbalingga. Dengan begitu, ia akan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Yayah mengaku ingin mengembangkan usahanya tersebut sebagai home industri dengan seluruh isinya hasil keringat dirinya. Sebab, bahan baku untuk membuat bulu mata palsunya ini tidak lah sulit, hanya rambut sintetis yang dipasok langsung oleh salah satu perusahaan. "Cita-cita saya bisa mementaskan anak saya biar bisa lebih dari saya. Bisa lebih sukses," tandasnya.7

Komentar