nusabali

Budidaya Bunga Florist Masih Minim

  • www.nusabali.com-budidaya-bunga-florist-masih-minim

Kabupaten Buleleng dengan geografis daerah yang nyegara gunung, hampir menyediakan seluruh flora di muka bumi.

SINGARAJA, NusaBali

Dari hasil pertanian dan perkebunan kebutuhan pangan hingga produksi bunga hias yang banyak dibutuhkan florist. Sejauh ini Buleleng dengan daerah ketinggian berpeluang besar mengisi pasar florist di Bali. Hanya saja sejauh ini petani bunga masih minim karena terkendala keahlian perawatan tanaman.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Buleleng, Gede Subudi, Jumat (5/7) menjelaskanpasar bunga hias di Bali, baik di florist, hotel, spa dan restoran sebagian besar masih diisi oleh petani bunga asal Cianjur dan Malang. Sedangkan produksi bunga hias lokal Bali baru sebatas dari petani bunga Pancasari dan Tambakan Buleleng, beberapa di Kintamani dan Tabanan.

Buleleng dengan jumlah dataran tingginya paling luas di Bali hanya memiliki dua kelompok tani bunga di Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng dan seorang petani bunga di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Luasan lahan bunga yang ditanam dan dikembangkan pun total masih di bawah sepuluh hektare. “Sebenarnya peluang pasar sangat terbuka, tetapi belum banyak petani yang mau mengembangkan, karena tanaman bunga ini memerlukan perlakukan khusus, harus di green house dan pemeliharaan yang telaten,” jelas Subudi.

Selain itu tantangan terberat petani bunga adalah memerangi hama dan penyakit. Yang paling sering ditemui adalah penyakit karat daun yang dapat timbul karena kelembaban tinggi. “Perlakuannya meski hidup di datara tinggi tetap harus mendapat penyinaran yang bagus untuk menghasilkan bunga super dan menghindari karat daun yang menjadi musuh utama petani,” imbuh Subudi.

Membaca peluang besar terkait produksi bunga hias, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng tahun depan mendapatkan jatah dari pemerintah pusat pengembangan satu hektar tanaman bunga krisan dalam green house. Bunga krisan merupakan bunga nasional yang selama ini paling banyak dicari. Selain memang dibudidayakan juga bunga jenis lain seperti bunga Lili putih, antorium, snap dragon dan pikok. Dengan peluang bantuan dari pemerintah pusat khusus pengembangan tanaman bunga juga sedang diajukan pembudidayaan bunga mawar, yang selama ini kebutuhan di Bali dipasok penuhd ari produksi mawar dari Cipanas dan Malang.

Sementara itu Kelompok Mekar Sari dan Pudak Lestari Pancasari mengaku masih kewalahan memenuhi permintaan bunga hias di Bali. Kebanyakan produksi bunga terutama jenis krisan dipasarkan ke florist seluruh Bali dan beberapa villa. Ketua Kelompok Mekar Sari, Gede Sudiatmika mengatakan sejauh ini kelompoknya memang mengembangkan baru 3 hektar tanaman bunga hias untuk menyuplai florist dan villa di Singaraja, Ubud, Sangeh dan sebagiaan Tabanan. “Memang masih kewalahan, karena petaninya masih sedikit, tetapi kami upayakan panennya setiap hari, atau yang sudah langganan pengiriman dua kali seminggu,” ucap Sudiatmika saat ditemui dalam kontes bunga di Twin Lake Festival. *k23

Komentar