Dr Somvir Diklarifikasi Terkait Money Politics
Pasca Lolos DPRD Bali Dapil Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Lolos ke kursi DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng dalam Pileg 2019, bukan berarti Dr Somvir bisa tidur nyenyak. Guru yoga asal India ini justru diklarifikasi Bawaslu Buleleng atas dugaan money politics, Senin (29/4). Usai diklarifikasi Bawaslu, Dr Somvir ingatkan mereka yang kecewa bisa datang ke rumahnya, lalu akan diajari yoga.
Dr Somvir tiba di Kantor Bawaslu Buleleng, Jalan Bisma Singaraja, Senin siang pukul 13.15 Wita. Dia datang sendiri naik mobil Fortuner DK 1540 UY. Setelah diperiksa selama 45 menit, Somvir keluar dari Ruangan Sentra Gakkumdu Bawaslu Buleleng.
Kepada awak media, Somvir mengaku tidak pernah mengenal pelapor maupun terlapor dugaan money politics. Somvir juga mengaku tidak pernah menjanjikan, apalagi memberikan uang kepada warga untuk memilihnya di Pileg 2019. “Apa yang dituduhkan itu (money politics, Red) tidak benar. Mungkin karena ada yang kalah, lalu kecewa. Saran saya, jangan kecewa. Boleh kecewa, tapi jangan cemburu. Karena suara Dr Somvir itu tertinggi, sehingga NasDem bisa mendapatkan satu kursi di DPRD Bali Dapil Buleleng,” tandas Somvir.
Somvir mengaku dirinya meraih suara dengan cara yang benar. Pria India yang tinggal di kawasan wisata Lovina, Desa Kalibukbuk, Buleleng sudah cukup lama mengajarkan yoga, agar masyarakat Gumi Panji Sakti jadi lebih sehat. “Silakan tanyakan kepada Bawaslu, saya sudah klarifikasi. Saya tidak mengenal dan tidak ada urusan denan pelapor maupun terlapor. Yang kecewa, kalau datang ke rumah, akan saya ajarkan yoga biar bisa tenang,” papar Somvir, yang meraih 11.514 suara hingga lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng dengan menyingkirkan caleg incumbent NasDem, I Nyoman Tirtawan.
Somvir sendiri diklarifikasi Bawaslu terkait laporan seorang warga Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Nyoman Redana. Dalam laporannya, Redana menyatakan warga bernama Subrata membagi-bagikan uang, 15 Arpil 2019 lalu. Uang yang dibagikan Subrata disebut berasal dari Somvir.
Sementara, Ketua Bawaslu Buleleng, Putu Sugiardana, mengatakan Dr Somvir diklarifikasi atas rekomendasi dari Sentra Gakkumdu. Sebab, namanya muncul dalam proses klarifikasi atas dugaan money politics yang dilaporkan oleh Redana. “Karena nama Somvir muncul selama proses klarifikasi, maka Sentra Gakkumdu memandang perlu diklarifikasi,” kata Sugiardana.
Menurut Sugiardana, dalam klarifikasi kemarin, Somvir mengaku tidak mengenal dengan pelapor Nyoman Redana dan terlapor Subrata. Somvir juga tidak pernah menjanjikan dan memberi uang kepada warga untuk memilihnya. “Hasil klafirikasi ini akan menjadi pembahasan oleh Sentra Gakkumdu, untuk mengambil sebuah kesimpulan yang bakal direkomendasikan lagi kepada Bawaslu. Nanti Bawaslu akan mengadakan rapat pleno berhasar rekomendasi Sentra Gakkumdu,” katanya.
Sementara itu, sebelum Somvir datang untuk diklarifikas, sejumlah warga sempat menggelar aksi damai di depan Kantor Bawaslu Buleleng, Senin pagi pukul 10.30 Wita. Dalam aksinya yang disertai bentangkan spanduk, mereka desak Bawaslu agar panggil Somvir. Pasalnya, Somvir dianggap telah menciderai demokrasi di Buleleng dengan melakukan money politics.
Dr Somvir merupakan satu-satunya caleg NasDem yang lolos DPRD Bali Dapil Buleleng di Pileg 2019. Berdasarkan perhitungan sementara, Somvir lolos bersama 11 caleg DPRD Dapil Buleleng lainnya asal parpol berbeda. Enam (6) orang di antaranya caleg PDIP, yakni I Gusti Ayu Aries Sujadi Suradnyana (istri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana), Putu Mangku Mertayasa, I Ketut Rochineng, I Gede Kusuma Putra, Dewa Made Mahayadnya, dan I Kadek Setiawan.
Sedangkan 5 caleg terpilih DPRD Bali Dapil Buleleng lainnya, masing-masing Nyoman Sugawa Korry (Golkar), Ida Gede Komang Kresna Budi (Golkar), Komang Nova Sewi Putra (Demokrat), Jro Nyoman Ray Yusha (Gerindra), dan I Wayan Arta (Hanura). *k19
Dr Somvir tiba di Kantor Bawaslu Buleleng, Jalan Bisma Singaraja, Senin siang pukul 13.15 Wita. Dia datang sendiri naik mobil Fortuner DK 1540 UY. Setelah diperiksa selama 45 menit, Somvir keluar dari Ruangan Sentra Gakkumdu Bawaslu Buleleng.
Kepada awak media, Somvir mengaku tidak pernah mengenal pelapor maupun terlapor dugaan money politics. Somvir juga mengaku tidak pernah menjanjikan, apalagi memberikan uang kepada warga untuk memilihnya di Pileg 2019. “Apa yang dituduhkan itu (money politics, Red) tidak benar. Mungkin karena ada yang kalah, lalu kecewa. Saran saya, jangan kecewa. Boleh kecewa, tapi jangan cemburu. Karena suara Dr Somvir itu tertinggi, sehingga NasDem bisa mendapatkan satu kursi di DPRD Bali Dapil Buleleng,” tandas Somvir.
Somvir mengaku dirinya meraih suara dengan cara yang benar. Pria India yang tinggal di kawasan wisata Lovina, Desa Kalibukbuk, Buleleng sudah cukup lama mengajarkan yoga, agar masyarakat Gumi Panji Sakti jadi lebih sehat. “Silakan tanyakan kepada Bawaslu, saya sudah klarifikasi. Saya tidak mengenal dan tidak ada urusan denan pelapor maupun terlapor. Yang kecewa, kalau datang ke rumah, akan saya ajarkan yoga biar bisa tenang,” papar Somvir, yang meraih 11.514 suara hingga lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng dengan menyingkirkan caleg incumbent NasDem, I Nyoman Tirtawan.
Somvir sendiri diklarifikasi Bawaslu terkait laporan seorang warga Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Nyoman Redana. Dalam laporannya, Redana menyatakan warga bernama Subrata membagi-bagikan uang, 15 Arpil 2019 lalu. Uang yang dibagikan Subrata disebut berasal dari Somvir.
Sementara, Ketua Bawaslu Buleleng, Putu Sugiardana, mengatakan Dr Somvir diklarifikasi atas rekomendasi dari Sentra Gakkumdu. Sebab, namanya muncul dalam proses klarifikasi atas dugaan money politics yang dilaporkan oleh Redana. “Karena nama Somvir muncul selama proses klarifikasi, maka Sentra Gakkumdu memandang perlu diklarifikasi,” kata Sugiardana.
Menurut Sugiardana, dalam klarifikasi kemarin, Somvir mengaku tidak mengenal dengan pelapor Nyoman Redana dan terlapor Subrata. Somvir juga tidak pernah menjanjikan dan memberi uang kepada warga untuk memilihnya. “Hasil klafirikasi ini akan menjadi pembahasan oleh Sentra Gakkumdu, untuk mengambil sebuah kesimpulan yang bakal direkomendasikan lagi kepada Bawaslu. Nanti Bawaslu akan mengadakan rapat pleno berhasar rekomendasi Sentra Gakkumdu,” katanya.
Sementara itu, sebelum Somvir datang untuk diklarifikas, sejumlah warga sempat menggelar aksi damai di depan Kantor Bawaslu Buleleng, Senin pagi pukul 10.30 Wita. Dalam aksinya yang disertai bentangkan spanduk, mereka desak Bawaslu agar panggil Somvir. Pasalnya, Somvir dianggap telah menciderai demokrasi di Buleleng dengan melakukan money politics.
Dr Somvir merupakan satu-satunya caleg NasDem yang lolos DPRD Bali Dapil Buleleng di Pileg 2019. Berdasarkan perhitungan sementara, Somvir lolos bersama 11 caleg DPRD Dapil Buleleng lainnya asal parpol berbeda. Enam (6) orang di antaranya caleg PDIP, yakni I Gusti Ayu Aries Sujadi Suradnyana (istri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana), Putu Mangku Mertayasa, I Ketut Rochineng, I Gede Kusuma Putra, Dewa Made Mahayadnya, dan I Kadek Setiawan.
Sedangkan 5 caleg terpilih DPRD Bali Dapil Buleleng lainnya, masing-masing Nyoman Sugawa Korry (Golkar), Ida Gede Komang Kresna Budi (Golkar), Komang Nova Sewi Putra (Demokrat), Jro Nyoman Ray Yusha (Gerindra), dan I Wayan Arta (Hanura). *k19
Komentar