nusabali

Bappenas : Pembangunan Kelautan Berkelanjutan Jadi Prioritas

  • www.nusabali.com-bappenas-pembangunan-kelautan-berkelanjutan-jadi-prioritas

Dari 17 klasifikasi Sustainable Development Goals (SDGs), kelanjutan ekosistem kelautan menjadi prioritas dan memiliki dampak yang mempengaruhi berbagai faktor lainnya.

MANGUPURA, NusaBali
Hal itu terungkap dalam workshop yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Kuta, Kabupaten Badung, Senin (3/12) siang. Kegiatan tersebut, membahas berbagai aspek tentang perencanana pembangunan berkelanjutan yang menjadi perhatian serius dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Profesor Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan whorkshop Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangungan global, nasional maupun lokal yang transformatif dan komprehensif. Bahkan, SDGs sendiri sudah menjadi kerangka utama dari pemangku kebijakan untuk mencapai kesejahteraan bersama yang berkelanjutan. Sehingga, sangatlah penting untuk melakukan kajian secara bersama. Nah, hasilnya ada 17 agenda pembangunan bersama yang menjadi perhatian, mulai dari perhatian tentang kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi layak, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri inovatif, berkurangnya kesenjangan, kota dan permukiman berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem laut, ekosistem darat, perdamaian, dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

“Tentunya dari total 17 SDGs ini, satu yang menjadi perhatian serius dan memiliki dampak terhadap faktor lainnya, yaitu ekosistem laut,” tandasnya.

Dirincikannya, ekosistem laut menjadi prioritas karena bersinggungan dengan sebagian besar kategori lainnya dan saling berkaitan. Menurut dia, tentunya 5 tahun ke depan, kita ingin memastikan produksi perikanan di Indonesia sudah berkelanjutan. Berkelajutan dalam artian mulai dari koral, rumput laut, lingkungan sekitar, dan lainnya dapat dijaga dengan baik dan memberikan nilai tambah dari sektor parawisata dan ekonomi. Begitu juga dengan nelayan yang harus dibuatkan klasifikasi menjadi dua bagian yakni sebagai nelayan pengusaha dan nelayan pekerja.

“Kalau kita bicara soal SDGs (ekosistem kelautan), kalau produksi ikan atau rumput laut meningkat, itu menjadi usaha baru dan menciptakan lapangan kerja bagi yang lainnya dan mengurangi pengangguran dan mengurangi kemiskinan. Pun kalau produksi ikan meningkat menjadi sumber gizi, maka ikan sumber gizi mengurangi stunting yang mengurai kemiskinan. Begitu juga dengan nelayan, kita tentu support nelayan yang membuka lapangan kerja dan nelayan sebagai pekerja akan ditingkatkan lagi skill-nya,” urainya.

Wilayah Indonesia yang sebagian besar laut, tentu menambah suatu keuntungan bagi masyarakat. Hanya saja, dia mengingkatkan agar selalu menjaga kebersihan laut dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan demikian keberlangsungan akan tetap terjaga. Khusus di Bali, kawasan pantai yang cukup luas juga harus dijaga agar kebersihan lingkungan dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan. Dampaknya, balik kepada wisatawan yang berdatangan dan tentu memberikan peningkatan lapangan kerja. Dengan demikian, ekonomi juga ikut terangkat. “Bali sendiri juga harus menjaga kebersihan pantai dan ekosistem lautnya. Ini sudah dirasakan dengan kedatangan wisatawan yang semakin meningkat belakangan ini,” ujarnya. *dar

Komentar