nusabali

HKN ke-54 Dinkes Adakan Berbagai Kegiatan

  • www.nusabali.com-hkn-ke-54-dinkes-adakan-berbagai-kegiatan

Menyambut Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54, serangkaian kegiatan dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali untuk merangkul masyarakat, dunia usaha, profesional, mitra, organisasi, dan tokoh masyarakat,

DENPASAR, NusaBali
Kedepannya, Dinkes Bali fokus untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta gencar melakukan tindakan promotif dan preventif. Rangkaian kegiatan HKN di Provinsi Bali dimulai dari pengabdian masyarakat lewat pelayanan berupa pengobatan umum dan jiwa, pengobatan tradisional oleh UNHI,  deteksi dini penyakit Tidak Menular (PTM), khitanan massal, donor darah, dan senam bersama. Selain itu, hari Jumat mendatang akan dilaksanakan kegiatan deteksi dini kanker serviks yang dilaksanakan oleh TP PKK Provinsi Bali lewat acara bertajuk Gebyar IVA Test di seluruh kabupaten/kota di Bali  yang menyasar sebanyak 6.000 orang.

Sementara di bidang kegiatan ilmiah, Dinkes Bali menyelenggarakan beberapa seminar dan workshop, diantaranya Seminar Pain Free, Seminar Pneumonia, Workshop PPNI dan Seminar Donor Darah sebagai Gaya Hidup Sehat oleh PDDI Daerah Bali. Berbagai perlombaan menarik juga diselenggarakan untuk memotivasi tenaga kesehatan, seperti lomba senam, tarik tambang dan futsal. Ada juga lomba video Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang melibatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Memaknai HKN, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan, fokus pelayanan kesehatan ke depan, sesuai dengan visi-misi Gubernur mewujudkan program Krama Bali Sehat (KBS), tindakan yang akan diutamakan adalah tindakan promotif-preventif. Program tersebut akan mengalir mulai dari desa. “Program Krama Bali Sehat itu mulai dari desa, dalam bentuk upaya promotif preventif. Nantinya akan dimulai dari dibentuknya tim kesehatan di desa, hingga ada ambulans desa. Tim kesehatan berupa penyehatan lingkungan, promosi kesehatan, dan lain-lain yang bekerjasama dengan puskesmas setempat. Jadi, tidak hanya kuratif saja, melainkan promotif dan preventif,” jelas dr Suarjaya.

Nantinya, program pelayanan kesehatan akan dibuatkan sebuah sistem informasi kesehatan Krama Bali Sehat yang berbasis kecamatan. “Kita akan siapkan website dan aplikasinya sehingga setiap masyarakat bisa mengakses. Banyak informasi yang akan didapat, seperti apakah punya JKN, puskesmas, rumah sakit adanya dimana saja, termasuk 10 besar penyakit yang ada di setiap kecamatan,” katanya.

Selain itu, fokus ke depan adalah menjadikan semua puskesmas ‘rawat inap’ di setiap kecamatan. Sampai saat ini ada 38 puskesmas rawat inap, dan 23 puskemas masih belum berstatus rawat inap. Penyelesaian status rawat inap ini kemungkinan akan selesai dalam waktu tiga sampai empat tahun.

Sementara itu, pengembangan untuk pelayanan tradisional dimulai dari puskesmas. Namun tidak semua puskesmas akan dijadikan pengembangan pengobatan tradisional. “Pelayanan kesehatan tradisional mulai dari puskesmas sampai ke rumah sakit. Nanti kita akan standarisasi yang sedang kita godok. Itu akan dijamin oleh JKN-KBS. Jadi mulai 1 Januari 2019, pemerintah akan menjamin ke seluruh masyarakat. Semacam JKBM dulu. Tapi ada plusnya, yakni pengobatan tradisional. Manfaat yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan, nantinya akan dijamin oleh JKN-KBS,” terangnya.

“Kerja kita sekarang semakin besar. Dengan harapan, upaya promotif preventif jadi semakin gencar. Jangan menunggu orang menjadi sakit. Tetapi kita terus menjaga agar semua orang Bali itu harus sehat,” tandasnya. *ind

Komentar