nusabali

Gunung Agung Keluarkan Tremor Harmonik 4 Kali

  • www.nusabali.com-gunung-agung-keluarkan-tremor-harmonik-4-kali

Gunung Agung kembali mengeluarkan tremor harmonik sebanyak 4 kali selama pukul 00.00 Wita-12.00 Wita, Rabu (27/6).

AMLAPURA, NusaBali
Tremor itu sebenarnya ditandai menimbulkan gempa-gempa kecil, hanya saja segenap warga di kawasan rawan bencana (KRB) III tidak merasakan adanya gempa. Tremor itu menandakan di dapur magma masih terus beraktivitas dan kedalaman terjadinya tremor kisaran 1-2 kilometer dari permukaan kawah Gunung Agung. Kepala Sub Bagian Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBD Kementerian ESDM RI, Devy Kamil Syahbana, mengungkapkan, pengamatan selama 24 jam terakhir ditandai terjadinya beberapa kali tremor harmonik. Sebab, masih ada pergerakan magma, mengarah ke permukaan, hanya saja, magma belum sampai di permukaan kawah Gunung Agung, yang keluar hanyalah berupa hembusan dan gas.

Apalagi kondisi Gunung Agung masih labil, berpluktuasi, dengan status siaga (level III), sehingga kemungkinan levelnya naik bisa saja terjadi. “Adanya tremor harmonik, itu artinya Gunung Agung rawan erupsi, walau sementara yang keluar hanya berupa gas dan hembusan,” katanya. Disinggung, selama Oktober-November 2017, sempat terjadi erupsi secara beruntun ditandai mengeluarkan abu vulkanik, bisa saja energi Gunung Agung semakin berkurang. Hal itu dibenarkan, Devy Kamil Syahbana. “Makanya, kecil kemungkinan Gunung Agung mengalami erupsi dengan kekuatan dahsyat karena energinya terus keluar. Meski demikian tetap diwaspadai karena dapur magma masih aktif,” pintanya.

Devy Kamil Syahbana tetap mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung.  Larangan tetap diberlakukan untuk para pendaki terutama wisatawan. Perkiraan bahaya sifatnya dinamis, dan terus dievaluasi serta sewaktu-waktu bisa berubah, mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung.

Juga diingatkan agar selalu waspada untuk masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di sekitar aliran sungai berhulu ke Gunung Agung. Sebab, potensi aliran sekunder berupa aliran lahar hujan yang bisa terjadi menghanyutkan material erupsi. Tercatat selama pukul 00.00 Wita-06.00 Wita sempat terjadi 6 kali hembusan dengan asap setinggi 200 meter dari puncak kawah, dengan tremor harmonik 2 kali durasi 140-165 detik. Sedangkan pukul 06.00 Wita-12.00 Wita hanya 2 kali hembusan durasi 45-47 detik, dan 2 kali tremor harmonik durasi 190-292 detik.

Walau terjadi tremor harmonik, Perbekel Sebudi, Kecamatan Selat Jro Mangku Tinggal, berada di KRB III mengaku tidak merasakan adanya gempa. Begitu juga Perbekel Peringsari, Kecamatan Selat, I Wayan Bawa, di KRB II, tidak ada gempa. “Kami di sini tidak merasakan gempa, walau terjadi tremor harmonik,” jelas Jro Mangku Tinggal. *k16

Komentar