nusabali

Selamat Setelah 13 Jam Terombang-ambing di Laut

  • www.nusabali.com-selamat-setelah-13-jam-terombang-ambing-di-laut

Seorang nelayan asal Banjar Batudawa Kelod, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, I Made Selamet, 44, sempat terombang-ambing di tengah laut selama 13 jam, gara-gara mesin tempel jukungnya mati. 

AMLAPURA, NusaBali
Beruntung, anggota Kelompok Nelayan Surya Segara ini selamat dari maut dan terdampar di Pantai Tukad Abu, Desa Tulamben, Rabu (2/3) pagi sekitar 06.30 Wita.

Dia melaut dari Pantai Tukad Abu di Banjar Batgudawa Kelod, Desa Tulamben. Kemudian, nelayan berusia 44 tahun ini menangkap ikan di sebelah selatan rumpon milik warga Banjar Beluhu, Desa Tulamben yang  berjarak sekitar 6 mil dari lepas Pantai Tukad Abu.

Setelah melaut selama 4 jam, korban Made Selamat berhasil menangkap 220 ekor ikan jenis Awan. Dia pun meninggalkan lokasi rumpon, Selasa sore sekitar pukul 17.30 Wita, bermaksud pulang ke rumahnya di Banjar Batudawa Kelod. Namun, terjadi masalah dalam perjalanan balik menuju daratan.

Korban Made Selamet baru bergerak sekitar 2 mil dari rumon ke arah barat menuju daratan ketika baling-baling mesin tempel jukungnya mendadak lepas. Akibatnya, mesin tempel berkekuatan 9 PK yang baru dibei seharga Rp 57 juta langsung mati. Jukungnya pun terombang-ambing di tengah laut. Ayah empat anak ini berjibaku antara hidup dan mati untuk bisa sampai ke daratan.

Karena korban Made Selamet tak kunjung pulang, kelurganya di rumah pun panik. Maklum, biasanya Made Selamet melaut sejak siang dan selalu balik ke rumah petang hari sekitar pukul 18.00 Wita. Namun, saat musibah kali ini, Made Selamet tidak kunjung pulang hingga tengah malam.

Itu sebabnya, istri korban yakni Ni Wayan Lestari, 40, melaporkan kasus menghilangnya sang suami ke polisi. Laporannya baru diterima Pos Polisi Kubu di bawah pimpinan Aitpu I Made Darsa, Rabu subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Menurut Aiptu Made Darsa, laporan diterima melalui petugas Polsek Kubu, Ipda Karnawa, terkait adanya nelayan hilang atas nama Made Selamet. Sedangkan utusan keluarga korban yang melapor ke Polsek Kubu asdalah seorang nelayan asal Desa Tulamben, I Wayan Kantun. 

Begitu mendapat laporan, Aiptu Made Darsa mengecek kebenarannya, lanjut melakukan pencarian korban di pesisir pantai wilayah Kecamatan Kubu. Namun, ketika petugas sedang melakukan upaya pencarian, korban Made Selamet tiba-tiba muncul di tepi Pantai Tukad Abu, Banjar Batudawa Kelod, Desa Tulamben, Rabu pagi sekitar pukul 06.30 Wita.

Korban Made Selamet menepi ke darat dengan naik jukung yang dikayuh secara m manual. Dia berhasil balik ke darat dengan selamat, setelah selama 13 jam terombang-ambing antara hidup dan mati di tengah laut sejak mesin tempelnya rusak, Selasa sore pukul 17.30 Wita. 

Saat tiba kembali ke darat, korban Made Selamat dalam keadaan cukup sehat dan langsung pulang ke rumahnya, disambut syukur pihak keluarga. Made Selamet pun mengisahkan bagaimana perjuangannya di tengah laut, tanpa ada yang memberikan pertolongan. 

Korban Made Selamet mengisahkan, dalam kondisi gelap, selama semalaman dirinya berupaya mendayung jukungnya sepanjang 6 meter dan lebar 0,5 meter menggunakan bidak. Sebetulnya, sejumlah rekannya terlihat menangkap ikan di tengah laut, namun tidak ada yang memberinya pertolongan. 

“Padahal, saya saya sudah memberikan tanda minta tolong dengan cara membakar pakaian hingga menghabiskan 2 liter bensin, selanjutnya pakaian yang menyala diacungkan ke atas. Ternyata, baik nelayan lain maupun kapal yang melintas tidak ada yang merespons,” keluh Made Selamet saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Batudawa Kelod, Desa Tulamben, Rabu kemarin.

Karena upayanya minta tolong tak mendapat respons, Made Selamet pun dengan sekuat tenaga mendayung jukungnya menuju daratan. Namun, karena cuaca burtuk disertai hujan dan angin yang berlawanan arah, korban sempat terpaksda berhenmti mendayung selama 4 jam. Barulah setelah cuaca membaik, dia melanjutkan mendayung dan akhirnya terdampar di pantai pukul 06.30 Wita.

Perjuangan Made Selamet tidak berhenti sampai di situ. Dia juga harus melawan rasa lapar. “Untuk mengganjal perun dan menahan rasa lapar, saya sempat 10 kali minum air laut, hingga muntah-muntah,” tutur nelayan yang mengaku sudah biasa melaut sejak duduk di Kelas V SD ini.

Korban Made Selamet mengaku bersyukur, dirinya selamat dari maut. Dia merasa ada keajabian, karena mampu mendayung jukung ukuran besar hingga ke tepi pantai, dalam kondisi berjuang melawan lapar. “Saya juga heran, kenapa saya mampu mendayung, padahal jukungnya ukuran besar dan berat. Entah dari pada dapat kekuatan,” beber nelayan yang sebelumnya pernah kena musibah jukung terbalik di tengah laut ini.

Sementara itu, petugas Pos Polisi Kubu, Aiptu Made Darsa, Rabu kemarin sempat mendatangi TKP nelasan terdampar di pantai Tukad Abu, Banjar Batudawa Kelod, Desa Tulamben. Didampingi Bripka I Gede Nuada dan Brigadir I Kadek Putu Sudiarta, Made darsa meminta para nelayan setempat saling membantu dan peduli terhadap sesama. “Kami menyayangkan nelayan lain kurang peduli terhadap rekannya yang kena musibah di laut,” jelas Made Darsa. 7 k16

Komentar