nusabali

Kena Muntaber, 3 Krama Muncan Meninggal Dunia Hampir Bersamaan

  • www.nusabali.com-kena-muntaber-3-krama-muncan-meninggal-dunia-hampir-bersamaan

Tiga krama Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem meninggal secara beruntun dalam kurun dua hari terakhir, Minggu (14/2) dan Senin (15/2), diduga karena wabah muntaber. 

AMLAPURA, NusaBali
Salah satu dari tiga krama yang meninggal hampir bersamaan itu adalah pamangku Pura Puseh, Desa Pakraman Muncan, Jro Mangku Sentana, 79.

Di samping Jro Mangku Sentana (yang tinggal di Banjar Pemunan, Desa Muncan), dua korban meninggal lainnya akibat dugaan muntaber, masing-masing Ni Wayan Darwanti, 38 (tinggal Banjar Gunung Biau, Desa Muncan) dan Ni Nyoman Koca, 36 (tinggal di Banjar Benekasa, Desa Muncan).

Data yang dihimpun NusaBali, korban Jro Mangku Sentana dan Ni Nyoman Koca meninggal dunia pada hari yang sama, yakni Minggu, 14 Februari 2016. Sedangkan korban Ni Wayan Darmawi meninggal dunia sehari kemudian, Senin, 15 Februari 2016. 

Ketiga krama sedesa ini meninggal dunia dengan gejala yang sama: diare, sakit perut, disertai muntah: Dari ketiga korban muntaber ini, hanya Jro Mangku Sentana yang sempat dirawat di rumah sakit dan menghembuskan napas terakhir di RSUD Klungkung. Sementara korban Nyoman Koca dan Wayan Darwanti menghembuskan napas terakhir di rumahnya masing-masing.

Jenazah korban Nyoman Koca sendiri sudah langsung dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Muncan pada Radite Wage Kuningan, Minggu siang. Sedangkan jenazah korban Wayan Darwanti baru dikuburkanan pada Soma Kliwon Kuningan, Senin kemarin. Sebaliknya, jenazah Jro Mangku Sentana akan diabenkan di Setra Desa Pakraman Muncan pada Buda Paing Kuningan, Rabu besok.
Kelian Desa Pakraman Muncan, Jro Gede Suwena Putus Upadesa, mengakui pihaknya mendapat laporan bahwa ketiga krama tersebut awalnya terserang muntaber, sebelum akhirnya meninggal. Dari ketiga korban tersebut, kata dia, hanya Jro Mangku Sentana yang sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. “Sementara dua krama lainnya meninggal di rumahnya masing-masing,” jelas Jro Gede Suwena sat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, kata Jro Gede Suwena, korban Jro Mangku Sentana awalnya mengeluhkan sakit perut disertai mencret. Kemudian, pamangku berusia 79 tahun itu diantar keluarganya ke Puskesmas Rendang. Karena kondisinya cukup parah, pihak Puskesmas Rendang selanjutnya merujuk Jro Mangku Sentana ke RSUD Klungkung. Namun, nyawanya tidak tertolong. Pamangku Pura Puseh tersebut akhirnya meninggal dalam perawatan di RSUD Klungkung, Minggu.

Jro Gede Suwena memaparkan, karena korban Jro Mangku Sentana adalah pamangku Pura Puseh, maka pihak Desa Pakraman Muncan yang menggelar upacara pengabenan jenazahnya, Rabu besok. “Jadi, upacara pengabenan dilaksanakan pihak desa, bukan keluarga almarhum,” katanya.

Sementara itu, Keala Dinas Kesehatan Karangasem, IGM Tirtayana, mengaku hingga kemarin pihaknya belum mendapat laporan terkait tiga warga Desa Muncan yang meninggal hampir bersamaan, karena diduga terserang wabah muntaber. Menurut Tirtayana, tidak ada satu pun laporan, apalagi dua dari tiga korban meninggal di rumahnya.

“Kami tidak ada menerima laporan terkait masalah ini. Bisa saja terjadi muntaber di musim hujan, disebabkan kondisi lingkungan yang kurang bersih dan perilaku masyarakat yang mengkonsumsi air tanpa dimasak dulu,” beber Tirtayana saat dikonfirmasi NusaBali di Amlapura, Senin kemarin.

Paparan senada juga disampaikan Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran RSUD Karangasem, Sang Ayu Made Sri Darmayanti, yang dikonfirmasi terpisah di Amlapura. Menurut Sri Darmayanti, hingga kemarin tidak ada laporan terkait meninggalnya 3 krama Desa Muncan secara bersamaan akibat muntaber. “Sampai sekarang tidak ada laporan mengenai hal itu,” ujar Sri Darmayanti. 7 k16

Komentar