nusabali

Golkar Kubu Agung Merasa Diamputasi

  • www.nusabali.com-golkar-kubu-agung-merasa-diamputasi

KPU Denpasar telah bersihkan logo Partai Golkar di spanduk Rai Mantra-Jaya Negara, dengan dihapus pakai cat.

“Saya minta dukungan dan doa restu, petunjuk sekaligus juga diskusi soal Denpasar ke depan, kalau nanti dipercaya rakyat memimpin di Denpasar. Beliau (Tjok Pemecutan) berpengalaman di legislatif dan di organisasi. Jadi, masukan-masukan beliau penting,” ujar Arjaya.

Usai pertemuan, Tjok Pemecutan menegaskan dirinya seperti muara di Pilkada 2015 ini. Siapa pun yang datang ke Puri Pemecutan, diperlakukan sebagai tamu yang harus dihormati. Apalagi, tujuannya baik untuk Denpasar. “Arjaya datang, saya welcome. Saya tegaskan, saya ini muara, siapa pun saya terima,” ujar raja yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.

Soal sosok pemimpin Denpasar ke depan, menurut Tjok Pemecutan, kampanye adalah salah satu alat mengukur kemampuan seorang pemimpin. “Rakyat sekarang silakan menakar dan mengukur kemampuan, visi-misinya. Jangan percaya kalau calon pemimpinnya umbar janji tok. Jangan juga percaya kalau calon pemimpinnya cuma tebar pesona dan diam. Jalan dan trotoar benyah (hancur), diam juga. Seperti cerita Pedanda Baka, pura-pura suci berhati baik, tapi main tipu dan teman sendiri pun dimakan,” ujar Tjok Pemecutan.

Tjok Pemecutan mengaku sangat prihatin dengan kondisi pemimpin sekarang, yang menjadikan rakyatnya sapi perahan. Dia mengatakan praktek pemerasan oknum dalam urusan perizinan, praktek percaloan, dan suap memang terjadi. “Cuma, korban tidak berani melapor. Kalau melapor, masalahnya yang menyuap kena juga. Kalau tidak disuap, izinnya nggak keluar. Belum lagi didatangi dan diintimidasi kalau ungkap praktek percaloan.”

Komentar