nusabali

Ogoh-Ogoh Mini Wahana Edukasi Budaya bagi Generasi Muda

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-mini-wahana-edukasi-budaya-bagi-generasi-muda

AMLAPURA, NusaBali.com - I Wayan Gede Miasa alias Cenk Cenk Beroo terkesan dengan karya-karya ogoh-ogoh mini dan tapel ogoh-ogoh yang ditampilkan dalam ajang Omkara Fest. Karya para seniman dari Gumi Lahar dinilai menunjukkan potensi besar seniman ogoh-ogoh mini dan tapel di Karangasem.

"Karya-karya ogoh-ogoh mini di Karangasem ini sangat berkesan," ujar Cenk Cenk Beroo di sela-sela menjadi juri Lomba Ogoh-Ogoh Mini dan Tapel Ogoh-ogoh dalam Omkara Fest, Minggu (19/5/2024). 

Lomba yang dilaksanakan di Yayasan Yasa Kerthi, Jalan Ngurah Rai  Amlapura, diikuti 29 peserta ogoh ogoh mini dan 26 peserta di kategori tapel ogoh ogoh. "Ternyata banyak peminat dan penikmat karya seni ogoh-ogoh mini di sini," ujarnya.

Lebih lanjut, seniman yang kerap dipercaya menjadi juri di berbagai daerah ini  mengapresiasi keseriusan para peserta dalam berkarya. "Karya-karyanya bagus dan menunjukkan perhatian terhadap detail, anatomi, ekspresi, pewarnaan, dan komposisi," ungkapnya.

Cenk Cenk Beroo melihat potensi besar di balik antusiasme para peserta muda. "Saya sebagai juri sudah mengetahui beberapa kreator ogoh-ogoh mini dari Karangasem yang berhasil meraih juara di festival-festival di luar Karangasem sejak dua tahun lalu," tuturnya.

Menurutnya, tren positif ini menunjukkan bahwa ogoh-ogoh mini bukan sekadar miniatur, tetapi sebuah bentuk seni yang patut dilestarikan dan dikembangkan. "Para pemula di sini sudah mulai mencontoh dan mengembangkan karyanya dengan memperhatikan karya-karya peraih juara di daerah lain," imbuhnya.

Oleh karena itu, Cenk Cenk Beroo berharap agar Dinas Kebudayaan dan masyarakat Karangasem dapat memberikan perhatian dan dukungan terhadap seni ogoh-ogoh mini. 

"Kehadiran mereka sangat penting dalam edukasi tentang berbagai hal, seperti cerita-cerita sebagai bahan sinopsis dengan referensi yang jelas, pakem-pakem yang layak dan kurang tepat digunakan, dan etika serta estetika sebuah karya ogoh-ogoh mini yang mampu mencerminkan budaya Bali," jelasnya.

Ia melihat peluang besar untuk memasukkan materi pendidikan kebudayaan dalam kegiatan ogoh-ogoh mini, mengingat ketertarikan anak-anak dan pemuda Bali dalam berkarya ogoh-ogoh mini. 

"Ini kegiatan yang positif dan salah satu solusi untuk menjauhkan para pemuda dan anak-anak dari hal-hal negatif," kata Cenk Cenk Beroo.

Di samping itu, ia  juga mengharapkan dukungan dalam bentuk wadah dan festival ogoh-ogoh mini secara berkelanjutan. "Mulai perhitungkan anggaran untuk kegiatan ini seperti daerah lain," sarannya.

Terakhir, Cenk Cenk Beroo berpesan kepada para kreator ogoh-ogoh mini dan pemuda Karangasem untuk terus berkarya dan membuat festival-festival yang berkesinambungan. "Ini kegiatan yang positif dan salah satu solusi untuk menjauhkan para pemuda dan anak-anak dari hal-hal negatif," ujarnya.

Kriteria Penilaian Lomba Ogoh-ogoh Mini

Cenk Cenk Beroo  menjelaskan beberapa kriteria yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam perlombaan ogoh-ogoh mini:
  • Ide Tema/Sinopsis: Harus mampu divisualisasikan dalam bentuk karya.
  • Anatomi dan Ekspresi: Sesuai dengan karakter, gerak, dan ekspresi wajah yang diceritakan dalam sinopsis. Tentunya dengan memperhatikan detailing dan kerapian.
  • Komposisi: Pewarnaan yang matang, ornament pendukung, penempatan karakter yang baik sehingga sangat bagus dipandang dari beberapa sudut pandang.
  • Inovasi: Bisa berupa ide baru yang belum pernah ada sebelumnya, baik itu penggunaan material bahan, komposisi warna, ornament, karakter, juga teknologi elektrik dan elektronik yang menunjang nilai estetika karya.
Dengan adanya perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan seni ogoh-ogoh mini di Karangasem dapat terus berkembang dan menjadi salah satu identitas budaya Bali yang membanggakan. *m03

Komentar